RS Indonesia di Gaza Mampu Bertahan 4 Bulan Meski Listrik dan Air Diblokade Israel

Lama waktu bertahan RS Indonesia di Gaza di tengah blokade Israel.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 11 Okt 2023, 19:00 WIB
Diterbitkan 11 Okt 2023, 19:00 WIB
Pemukiman Warga Palestina Hancur
Lama waktu bertahan RS Indonesia di Gaza di tengah blokade Israel. (MAHMUD HAMS/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - RS Indonesia di Gaza dinilai mampu bertahan empat bulan di tengah blokade Israel yang meghentikan pasokan air, listrik dan makanan. Hal ini disampaikan Presidium Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Ir. Faried Thalib.

Seperti diketahui, Israel telah mengumumkan untuk melakukan blokade Gaza, ditandai dengan pasokan listrik, makanan, air dan bahan bakar ke Jalur Gaza segera dihentikan. Pengumuman ini disampaikan oleh Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, dikutip dari CNN, Senin (9/10/2023).

"Rumah Sakit Indonesia ini dari awal itu bisa tetap beroperasi walau tidak disuplai. Ini karena didukung fungsi basement. Itu untuk menyimpan deposit supporting rumah sakit," terang Faried saat Konferensi Pers MER-C: Gaza Membara, MER-C Siapkan Tim dan Bantuan Kemanusiaan pada Selasa, 10 Oktober 2023.

"Lalu dilengkapi dengan dua genset besar, tapi memang kalau gensetnya dibom ya selesai."

Bertahan hingga 4 Bulan ke Depan

Faried menekankan, Rumah Sakit Indonesia sudah didesain yang mampu dapat bekerja dalam keadaan darurat.

"Insya Allah, deposit supporting RS Indonesia mampu. Kan itu ada aturan, tidak boleh disentuh sembarangan. Dan desain rumah sakit bisa bekerja hingga empat bulan ke depan," tegasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kewalahan Menangani Korban

Walaupun Rumah Sakit Indonesia di Gaza mampu bertahan di tengah perang Israel dan Hamas, lanjut Faried Thalib, lama-lama rumah sakit menjadi kewalahan. Perang yang masih terus berkecamuk akan memakan korban yang semakin banyak.

"Dalam kondisi normal aja rumah sakit udah kewalahan penanganannya. Karena kondisi terblokade, kami juga bahas soal RS Indonesia ini dan kami MER-C ingin mengirimkan bantuan," katanya.

"Ya di sana dokternya ada puluhan, tapi tetap butuh sumber daya manusia."

 


Berjarak 3 Kilo dari Perbatasan

Kota Gaza Hancur
Warga Palestina memeriksa kerusakan di sekitar masjid yang diratakan oleh serangan udara Israel di Kota Gaza pada 9 Oktober 2023. (Mahmud HAMS/AFP)

Kepala Presidium Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), Sarbini Abdul Murad menambahkan, Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina berperan penting bagi warga Palestina.

"Rumah sakit ini berjarak 3 kilo dari perbatasan (Israel-Palestina), korban bisa langsung dibawa. Karena RS Indonesia sangat dikenang, jadi yang namanya mau dibawa ke mana, ya ke RS Indonesia," tambahnya.

"Ini satu hal yang sangat positif."

Sarbini mengakui, untuk masuk ke Gaza membantu para korban terbilang sulit.

"Sulit tapi masih mungkin, normalnya susah," sambungnya.

Langgar Hukum Internasional

Kantor HAM di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menegaskan bahwa pengepungan atau blokade total yang dilakukan Israel di Jalur Gaza dilarang berdasarkan hukum internasional.

Pada Selasa (10/10), PBB menyebut pengepungan total oleh Israel itu menutup aliran pasokan bahan-bahan pokok kebutuhan dasar bagi warga sipil, dikutip dari VOA Indonesia, Selasa (10/10/2023).

Volker Türk, Komisioner Tinggi PBB untuk HAM, mengatakan bahwa martabat dan nyawa manusia harus dihormati, sambil menyerukan kepada semua pihak untuk meredakan situasi yang "penuh dengan potensi ledakan.


Perburuk Situasi HAM

Kelompok militan Palestina Hamas, yang menculik sekitar 150 orang dalam serangan mendadak akhir pekan lalu terhadap Israel, mengancam akan mengeksekusi para sandera jika serangan udara Israel terus “menargetkan” warga Gaza tanpa peringatan.

Ancaman tersebut muncul setelah Israel pada Senin (9/10/2023) memberlakukan pengepungan total di Jalur Gaza, memutus pasokan makanan, air dan listrik, serta memicu kekhawatiran akan situasi kemanusiaan yang makin menyedihkan.

“Hukum Perikemanusiaan Internasional sudah jelas: kewajiban untuk selalu berhati-hati untuk menyelamatkan penduduk sipil dan benda-benda sipil tetap berlaku selama serangan terjadi,” kata Volker Turk dalam sebuah pernyataan.

Pengepungan oleh Israel tersebut berisiko memperburuk situasi HAM dan kemanusiaan yang sudah terpuruk di Gaza, termasuk kapasitas fasilitas medis untuk beroperasi, terutama mengingat meningkatnya jumlah korban luka, kata pernyataan itu.

“Pengenaan pengepungan yang membahayakan nyawa warga sipil dengan merampas barang-barang penting bagi kelangsungan hidup mereka dilarang berdasarkan hukum kemanusiaan internasional,” lanjut Turk.

Infografis Rentetan Konflik Terbaru Israel - Palestina. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Rentetan Konflik Terbaru Israel - Palestina. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya