Liputan6.com, Jakarta - Jelang Pekan Imunisasi Dunia (PID) Ketua Satuan Tugas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Profesor Hartono Gunardi menyerukan pentingnya melengkapi imunisasi anak.
Imunisasi pada anak dapat dilakukan sesuai jadwal meski jadwalnya bertepatan dengan bulan Ramadhan di mana anak-anak sedang menjalankan puasa.
Baca Juga
“Imunisasi tidak membatalkan puasa, apalagi kan imunisasi rutin (diberikan) kepada anak satu usia satu tahun ke bawah yang belum berpuasa,” kata Hartono kepada Health Liputan6.com usai acara Pekan Imunisasi Dunia bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) di Jakarta, Senin (18/3/2024).
Advertisement
Imunisasi memang tidak membatalkan puasa, kecuali imunisasi oral atau imunisasi yang ditetes ke dalam mulut anak.
“Iya (yang oral batal), tapi yang oral kan sampai umur sembilan bulan jadi enggak memengaruhi. Malah yang tetes oral polio hanya umur empat bulan yang sembilan bulan tuh polionya suntik, jadi enggak mengubah keinginan berpuasa.”
Dokter spesialis anak konsultan tumbuh kembang pediatri sosial itu pun mengatakan, jika anak hendak imunisasi sementara ia ingin puasa maka ada hal yang perlu diperhatikan.
“Yang penting pastikan anaknya dalam keadaan sehat dan dia tidak ada kontraindikasi. Misalnya anak lagi demam, napasnya lagi enggak enak, sesak, misalnya anaknya sesak karena asma itu harus diobatin dulu.
“Pastikan anaknya dalam kondisi yang sehat,” ujarnya.
Imunisasi Tak Halangi Puasa
Hal senada telah disampaikan Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso. Menurut Piprim, puasa tidak menghalangi pelaksanaan imunisasi atau vaksinasi.
“Boleh (imunisasi) enggak ada masalah. Saya kira puasa dan vaksinasi enggak ada halangan,” kata Piprim menjawab Health Liputan6.com.
Kecuali, lanjut Piprim, jika anak sedang sakit. Menurutnya, anak sakit tidak dianjurkan puasa dan tidak pula dianjurkan vaksinasi.
Advertisement
Pentingnya Imunisasi bagi Anak
Lebih lanjut, Hartono menjelaskan alasan pentingnya imunisasi bagi anak. “Anak merupakan generasi penerus setiap keluarga dan setiap keluarga mendambakan anaknya memiliki kualitas yang baik sehingga bisa bertumbuh kembang optimal bisa menjadi orang yang berprestasi di kemudian hari.”
“Nah untuk itu, kebutuhan anak harus dipenuhi. Kebutuhan anak adalah asuh, asih, asah. Asuh yang paling penting adalah nutrisi, imunisasi, dan perawatan kesehatan.”
Dengan kata lain, imunisasi termasuk upaya memberikan aspek asuh pada anak.
Asih dan Asah
Selain asuh, anak-anak juga butuh asih yakni kasih sayang. Karena setiap anak membutuhkan kasih sayang.
“Dan yang terakhir adalah asah. Banyak di zaman milenial ini, di zaman sosmed (social media) ini anak ditemani oleh gadget (gawai). Gadget bisa menstimulasi anak, jadi bisa bahasa Inggris. Tapi yang sering kita jumpai di zaman sosmed ini anak terlambat bicara, anak tidak bisa interaksi.”
Menurut Hartono, ini merupakan salah satu akibat dari penggunaan gawai berlebihan.
“Jadi lengkapi kebutuhan dasar anak, asah, asih, asuh dan jangan lupa melengkapi itu karena anak merupakan generasi penerus. Kalau dia udah dua tahun kita baru stimulasi untuk ngomong, terlambat. Karena masa keemasannya ada di 1000 hari pertama kehidupan,” tutup Hartono.
Advertisement