Gejala Gangguan Pembesaran Prostat dan Solusi Pengobatan dengan Metode TURP

Pembesaran prostat adalah proses alamiah, namun kerap menjadi permasalahan yang sangat mengganggu bagi pria dewasa terutama pria berusia lanjut.

oleh Gilar Ramdhani pada 26 Apr 2024, 16:41 WIB
Diperbarui 26 Apr 2024, 16:44 WIB
Gejala Gangguan Pembesaran Prostat dan Solusi Pengobatan dengan Metode TURP
Ilustrasi organ prostat. (Shutterstock/Peakstock)

Liputan6.com, Jakarta Gangguan prostat dapat mengakibatkan keluhan yang mengganggu aktivitas pria dewasa dan lanjut usia. Jenis gangguan yang umum dialami antara lain prostatitis atau peradangan pada prostat, kanker prostat, dan benign prostatic hyperplasia (BPH). Di antara ketiganya, BPH menjadi gangguan prostat yang paling sering terjadi dan membuat penderita sangat tidak nyaman.

Gangguan prostat jenis BPH merupakan pembesaran kelenjar prostat yang dipengaruhi oleh hormon dan usia. Sehingga para laki-laki kerap kali menganggapnya sebagai sesuatu yang normal dan merupakan bagian dari proses penuaan. Gangguan akibat pembesaran prostat ini mulai dirasakan gejalanya sekitar usia 60-70 tahun.

Spesialis Bedah Urologi, dr. Johan R. Wibowo, Sp.U dari RS EMC Pulomas menyebutkan pembesaran prostat adalah proses alamiah, namun kerap menjadi permasalahan bagi pria dewasa terutama pria berusia lanjut. 

"Hampir 80% pria berusia diatas 60 tahun mengalami permasalahan prostat, dan untuk penanganannya terkadang dibutuhkan tindakan operasi," kata dr. Johan R. Wibowo.

Sayangnya, paradigma operasi prostat pada sebagian masyarakat masih menjadi sesuatu yang menakutkan dan berusaha dihindari penderita. Padahal, ada resiko pembesaran prostat sangat berbahaya baik yang jinak maupun yang ganas. Ditambah dengan gejala yang ditimbulkan yang dapat mengurangi kualitas hidup. 

dr. Johan R. Wibowo mengungkapkan seiring dengan perkembangan teknologi medis, tindakan operasi prostat tidak perlu dikhawatirkan lagi karena minimal invasif dan resiko yang lebih rendah.

"Dengan perkembangan teknologi medis dan kedokteran yang sudah sangat canggih. Operasi pembesaran prostat dapat dilakukan secara minimal invasif tanpa sayatan dengan resiko dan rasa nyeri yang lebih rendah dan waktu perawatan yang lebih singkat," ungkapnya.

dr. Johan R. Wibowo menjelaskan pembesaran kelenjar prostat jinak atau benign prostatic hyperplasia adalah kelenjar prostat yang membesar dan menyebabkan sumbatan pada saluran kemih. 

"Hampir semua laki-laki lanjut usia akan mengalami gejala gangguan berkemih akibat pembesaran kelenjar prostat, tetapi terdapat faktor-faktor yang tidak diketahui Ketika kita mengalami gejala tersebut," katanya.

Gejala Pembesaran Prostat

Gejala yang dialami penderita BPH berkaitan dengan buang air kecil. Untuk mengetahui apakah Anda mengalami gangguan pembesaran prostat dan segera memeriksakan diri ke dokter bisa dirasakan dari beberapa gejala berikut ini:

  • Sering merasa ingin berkemih terutama di malam hari
  • Tidak mampu menahan keinginan buang air kecil
  • Menetes setelah berkemihMerasa tidak tuntas berkemih
  • Pancaran kemih yang lemah serta putus-putus
  • Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk berkemih

Prosedur Operasi Transurethral Resection of Prostate

pasien konsultasi gangguan prostat
Ilustrasi pasien konsultasi gangguan prostat. (Shutterstock/Mr. Ashi. Sae Yang)

Penanganan gangguan prostat menyeluruh bisa dilakukan dengan tindakan operasi seperti Transurethral Resection of Prostate (TURP), yaitu prosedur operasi dengan membuang bagian dalam dari kelenjar prostat untuk mengurangi gejala gangguan berkemih akibat pembesaran prostat. 

dr. Johan R. Wibowo menjelaskan dalam operasi TURP dilakukan menggunakan bantuan teropong dan resectoscope yang dimasukan melalui saluran kencing, selanjutnya dilakukan pengikisan atau pengerokan bagian dalam prostat dengan menggunakan alat teropong dan resectoscope. 

"Prosedur ini berlangsung sekitar 30 – 60 menit dan membutuhkan pembiusan secara spinal, namun bebas luka sayatan. Saat ini, alat yang digunakan untuk memotong jaringan prostat tersebut sudah menggunakan sinar laser sehingga mengurangi efek samping pendarahan yang mungkin terjadi," jelasnya.

Efek samping yang biasa dirasakan pasca Tindakan operasi TURP merasa sedikit nyeri saat berkemih, perdarahan berkala serta rasa tidak nyaman. 

"Biasanya efek ini akan berlangsung selama 1 minggu. Untuk efek jangka Panjang yang mungkin terjadi adalah saluran kencing yang mengecil, ejakulasi retrograde (tidak keluar air mani)," sebutnya.

Itulah informasi umum seputar solusi pengobatan pembesaran prostat dengan metode TURP. Untuk konsultasi lebih lanjut, Anda bisa membuat jadwal pertemuan atau kunjungi dr. Johan R. Wibowo, Sp.U di RS EMC Pulomas

Kunjungi website EMC di www.emc.id untuk mengetahui jadwal praktek dokter dan hubungi contact center 150-789 atau WhatsApp ke 021-29779977.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya