Liputan6.com, Jakarta Ancaman kesehatan tidak hanya datang dari yang terlihat, melainkan dari yang tersembunyi yang kerap kali terabaikan seperti udara lembap.
Kelembapan dalam ruangan rumah, seringkali tak disadari kehadirannya. Padahal kondisi ruangan lembap bisa memicu berbagai masalah kesehatan, utamanya sistem pernapasan.
Baca Juga
Mengutip laman Guardian, penyebab kondisi lembap di dalam rumah yakni kondensasi, yang terlihat sebagai tetesan air di jendela atau dinding. Ini terbentuk ketika uap air di udara, dari pancuran dan bak mandi, ketel dan wajan. Ada juga peningkatan kelembapan dari air tanah yang tersedot ke dalam dinding, dan penetrasi kelembapan, yaitu masuknya air melalui struktur bangunan, misalnya melalui kerusakan atap atau pasangan bata, celah di sekitar pintu dan jendela, atau pipa dan talang yang tidak dirawat dengan baik.
Advertisement
Kelembapan bisa memengaruhi kesehatan fisik dan mental. Dokter melihat adanya depresi dan kecemasan pada orang yang tinggal di rumah yang dingin dan lembap. Kondisi depresi dan kecemasan tersebut dapat mengganggu imunitas, fungsi hormon, serta sistem kardiovaskular. Stres juga mendorong keinginan merokok, makan, serta konsumsi alkohol.
Kelembapan juga memengaruhi bangunan dan perabotan, mendorong reaksi kimia dan kerusakan yang dapat melepaskan bahan kimia yang berpotensi bahaya ke udara yang dapat terhirup.
Selain itu, masalah utama kelembapan adalah memicu tumbuhnya bakteri, jamur, tungau debu dan virus tertentu yang bisa menyebabkan reaksi alergi.
Â
Kelompok yang Berisiko Alami Masalah Kesehatan karena Kelembapan
Siapa pun dapat mengalami masalah kesehatan akibat kelembapan dan jamur, namun mereka yang memiliki kondisi medis adalah yang paling terkena dampaknya, begitu pula anak-anak dan orang lanjut usia. Orang dengan alergi, asma, PPOK, fibrosis kistik, penyakit paru-paru lainnya, atau penyakit kardiovaskular mempunyai risiko lebih besar untuk memperburuk kondisi mereka dan mengembangkan infeksi jamur.
Jamur umum seperti cladosporium, alternaria, aspergillus, dan penicillium diketahui memperburuk asma, dan semakin banyak bukti bahwa spora dapat menyebabkan asma pada masa kanak-kanak.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Institut Kesehatan Nasional AS menemukan bahwa risiko bayi terkena asma meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah jamur di rumah. Laporan tahun 2022 tentang polusi udara oleh kepala petugas medis Inggris, Prof Chris Whitty, mencatat bahwa anak-anak yang tumbuh dengan jamur di rumah memiliki kemungkinan tiga kali lebih besar untuk mengalami batuk dan mengi yang menandakan asma dan penyakit pernapasan lainnya.
Â
Advertisement
4 Cara Atasi Kelembapan di Rumah
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi kelembapan, diantaranya:
1. Memastikan ada ventilasi yang baik
Ventilasi yang baik memungkinkan sirkulasi udara lancar sehingga dapat meminimalisir kelembapan ruangan. Buka jendela secara berkala untuk mengatur aliran udara sehat di dalam ruangan.
2. Perhatikan kondisi lingkungan
Rutin periksa lingkungan serta area ruangan di rumah, termasuk kemungkinan adanya kebocoran atap atau kondensasi pada area tertentu. Segera lakukan tindakan jika ada masalah tersebut agar kelembapan tidak memicu pertumbuhan jamur dan bakteri.
3. Fokus bersihkan area yang rentan
Selalu perhatikan area yang rentan terhadap kelembapan seperti kamar mandi, dapur, kamar tidur, hingga area ruang keluarga. Pastikan selalu membersihkan dan mengeringkan ketika terjadi hal yang bisa menyebabkan lembap.
4. Gunakan alat pengontrol kelembapan udara
Dehumidifier adalah alat yang bisa mengontrol kelembapan ruangan secara efektif. Salah satu yang dapat menjadi pilihan untuk mengatasi kelembapan menengah hingga tinggi yakni Notale Dehumidifier Grandia Pro. Alat ini memiliki coverage area efektif hingga 80 m2 dan kapasitas daya tampung air 35L/D.