Jenis Obat yang Tidak Boleh Diminum Bersamaan dengan Kopi, Apa Saja Ya?

Meminum kopi pada saat yang sama dengan Anda meminum obat dapat memengaruhi seberapa baik obat tersebut bekerja.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 05 Agu 2024, 06:00 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2024, 06:00 WIB
Ilustrasi Minum Kopi
Ilustrasi Minum Kopi (Photo created by rawpixel on Freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Mengawali hari dengan minum kopi jadi kebiasaan sebagian orang. Kopi diyakini bisa membuat tubuh lebih terjaga sehingga siap untuk beraktivitas.

Namun, jika ada di antara Anda yang rutin mengonsumsi obat tertentu di pagi hari, sebaiknya hindari minum kopi dalam waktu yang sama atau berdekatan. Ini karena kopi dapat mengubah efektivitas obat terserat dalam aliran darah.

Artinya, meminum kopi pada saat yang sama dengan Anda meminum obat dapat memengaruhi seberapa baik obat tersebut bekerja. Pada tahun 2020, sekelompok peneliti meninjau berbagai pengobatan dan pengaruh kopi terhadap obat tersebut. Mereka melaporkan bahwa kopi “secara signifikan mempengaruhi penyerapan, distribusi, metabolisme, dan ekskresi banyak obat.

Meski demikian, tidak semua obat bereaksi jika diminum dalam waktu yang sama dengan kopi. Berikut sejumlah obat yang sebaiknya tidak dikonsumsi bersamaan dengan waktu minum kopi, dilansir laman Health.

Obat Tiroid

Jika Anda menderita hipotiroidisme, kelenjar tiroid Anda—kelenjar berbentuk kupu-kupu di bagian depan leher—tidak memproduksi cukup hormon tiroid. Hal ini dapat menyebabkan penambahan berat badan, kulit kering, nyeri sendi, rambut rontok, dan periode menstruasi tidak teratur.

Banyak orang diberi resep levothyroxine atau obat tiroid lainnya untuk membantu menyeimbangkan hormon mereka. Penelitian menunjukkan bahwa minum kopi bersamaan dengan meminum obat tiroid dapat mengurangi jumlah obat yang diserap oleh tubuh, sehingga obat tersebut kurang efektif untuk Anda. Dan dampaknya tidak kecil: Laporan kasus pasien menunjukkan bahwa kopi bahkan dapat mengurangi penyerapan obat tiroid hingga lebih dari setengahnya. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Obat Pilek atau Alergi

Obat untuk pilek atau alergi digunakan oleh jutaan orang, dan sering kali mengandung stimulan sistem saraf pusat seperti pseudoephedrin. Kopi juga merupakan stimulan, jadi menghilangkan alergi Anda dengan kopi dapat meningkatkan gejala seperti kegelisahan dan ketidakmampuan untuk tidur.

Beberapa obat alergi, seperti fexofenadine, tidak boleh dikonsumsi bersama kopi karena dapat merangsang sistem saraf pusat secara berlebihan, sehingga meningkatkan gejala kegelisahan. Itu selalu merupakan ide yang baik untuk meminta saran dari penyedia layanan kesehatan Anda mengenai kombinasi kopi dan obat flu atau alergi. 

 


Obat Diabetes

Jika Anda mencampurkan kopi dengan gula atau susu, hal itu dapat menyebabkan lonjakan gula darah dan berdampak pada seberapa baik obat diabetes Anda bekerja. Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa kafein dapat memperburuk gejala penderita diabetes.

Minum apa pun yang mengandung kafein, seperti kopi, dapat meningkatkan kadar insulin dan gula darah Anda, menurut penelitian yang diterbitkan oleh American Diabetes Association. Penelitian ini kecil, sehingga diperlukan lebih banyak penelitian, namun para peneliti memperingatkan bahwa minum terlalu banyak kafein dapat mempersulit pengelolaan gula darah, dan pada akhirnya meningkatkan risiko komplikasi diabetes.

Diabetes dan pradiabetes sangat umum terjadi di AS dan negara-negara Barat lainnya. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), lebih dari 37 juta orang Amerika menderita diabetes, dan hampir 100 juta menderita pradiabetes. Kebanyakan orang tidak tahu bahwa mereka memilikinya. Dengan angka tersebut, tidak mengherankan jika jutaan orang mengonsumsi obat diabetes setiap hari.

 


Obat Asma

Asma adalah penyakit kronis yang mempengaruhi paru-paru Anda, membuat saluran udara Anda meradang dan teriritasi. Hal ini menyebabkan kesulitan bernapas, batuk dan mengi, serta rasa sesak di dada. Jutaan orang Amerika, baik dewasa maupun anak-anak, hidup dengan asma dan mengonsumsi obat untuk penyakit tersebut.

Banyak penderita asma menggunakan bronkodilator saat penyakitnya kambuh, seperti aminofilin atau teofilin. Bronkodilator bekerja dengan merelaksasi saluran udara, membuatnya lebih mudah bernapas, namun obat ini memiliki efek samping seperti sakit kepala, kegelisahan, sakit perut, dan mudah tersinggung. Minum kopi, atau minuman lain yang tinggi kafein, dapat meningkatkan risiko efek samping tersebut. Kopi juga dapat mengurangi seberapa banyak obat yang diserap dan bermanfaat bagi tubuh Anda.

 


Obat Hipertensi

 

Menurut CDC, puluhan juta orang Amerika hidup dengan hipertensi-tekanan darah tinggi-dan bagi banyak orang, penyakit ini tidak terkontrol dengan baik. Hipertensi meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Ini adalah penyakit yang umum namun tidak menimbulkan gejala karena jarang menunjukkan gejala.

Banyak orang mengonsumsi obat tekanan darah, seperti verapamil atau propranolol, yang bekerja dengan memperlambat detak jantung. Artinya jantung Anda tidak perlu bekerja keras untuk memompa darah ke seluruh sel tubuh Anda.

Namun, minum kopi bersamaan dengan mengonsumsi obat tekanan darah seperti felodipine dapat menyebabkan lebih sedikit obat yang diserap tubuh. Anda mungkin tidak mendapatkan manfaat penuh dari obat tersebut. Bicarakan dengan penyedia layanan kesehatan Anda tentang cara mengatur waktu pil dan cangkir pagi Anda.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya