5 Fakta tentang Vaksinasi Mpox di Indonesia, Sasar Gay dan Nakes Berisiko

Kementerian Kesehatan RI pada 2024 menyiapkan 4.450 dosis vaksin Mpox dengan 2.225 sasaran untuk mengantisipasi wabah monkeypox.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 12 Sep 2024, 09:13 WIB
Diterbitkan 28 Agu 2024, 19:00 WIB
Vaksin Flu
Ilustrasi vaksinasi Mpox untuk mencegah dan meminimalisasi efek monkeypox.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan RI pada 2024 menyiapkan 4.450 dosis vaksin Mpox dengan 2.225 sasaran untuk mengantisipasi wabah monkeypox atau cacar monyet. 

Sesuai rekomendasi World Health Organization (WHO) vaksinasi Mpox memang bukan untuk semua orang melainkan kelompok berisiko tinggi. Namun siapa itu yang dimaksud dengan kelompok berisiko tinggi, manfaat hingga ketersediaan vaksin tersebut d Indonesia?

Berikut lima fakta soal vaksinasi Mpox di Indonesia:

 1. Target Sasaran Vaksinasi Mpox 

Menurut Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes RI dr Prima Yosephine, kelompok berisiko tinggi yang menjadi target sasaran vaksinasi Mpox untuk mencegah penyakit cacar monyet antara lain:

- Lelaki berhubungan seks dengan lelaki (LSL)

- Gay, biseksual dan pria yang berhubungan seks dengan pria lainnya

- Individu yang kontak dengan penderita Mpox dalam dua minggu terakhir.

- Petugas laboratorium yang melakukan pemeriksaan spesimen virologi terutama di daerah Mpox

- Petugas kesehatan yang melakukan penanganan pada kasus Mpox.

"Petugas kesehatan yang melakukan penanganan kasus Mpox akan diberikan (vaksin) untuk memberi perlindungan dari tertularnya infeksi virus Mpox,” terang Prima dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com pada Rabu, 28 Agustus 2024.

 

2. Anak-Anak Tak Masuk Target Sasaran Vaksinasi Mpox

Prima menekankan bahwa anak-anak tidak masuk dalam kelompok sasaran vaksinasi Mpox.

“Sampai saat ini, anak-anak tidak termasuk dalam sasaran yang akan diberikan vaksin Mpox."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


2. Orang yang Kontak dengan Pasien Monkeypox Perlu Vaksin Mpox

Individu yang pernah kontak dengan penderita Mpox termasuk sasaran kelompok yang memerlukan vaksinasi Mpox. 

“Orang yang pernah kontak ini belum tentu terinfeksi. Jadi, imunisasi Mpox masih bersifat pencegahan," kata Prima.


3. Jenis Vaksin Mpox yang Digunakan

Jenis vaksin Mpox yang digunakan di Indonesia adalah golongan Modified Vaccinia Ankara-Bavarian Nordic (MVA-BN).

MVA-BN merupakan vaksin turunan smallpox generasi ke-3 yang bersifat non-replicating. Vaksin ini sudah mendapat rekomendasi WHO untuk digunakan saat wabah Mpox.

“Vaksinasi dapat membantu mencegah infeksi dan diprioritaskan bagi orang yang berisiko. Vaksin yang tersedia saat ini memang generasi ke-2 dan ke-3 dari vaksin smallpox,” ucapnya.


4. Akses Vaksin Terbatas di Daerah yang Sudah Ada Kasus Mpox

Prioritas pemberian vaksin Mpox diberikan kepada daerah-daerah yang telah melaporkan adanya kasus monkeypox. Seperti diketahui sudah ada 88 kasus Mpox yang tersebar di DKI Jakarta, Jawa Barat, Yogyakarta, Banten, Jawa Timur, Kepulauan Riau.

“Vaksin Mpox saat ini terbatas dan digunakan pada sasaran prioritas di daerah yang dilaporkan adanya kasus," kata Prima.

Selain enam daerah di atas, Bali juga masuk sasaran karena bakal ada Indonesia Afrika Forum pada 1-3 September 2024.

"Lalu, khusus di Bali, karena akan dilaksanakan pertemuan internasional (Indonesia Africa Forum) di mana ada beberapa peserta dari daerah terjangkit sehingga diperlukan adanya upaya mitigasi risiko untuk mencegah penularan Mpox,” jelas Prima.


5. Vaksin Mpox Turunkan Risiko Keparahan

Bagi seseorang yang tertular Mpox setelah vaksinasi, WHO menekankan, vaksin tetap melindungi terhadap penyakit berat dan kebutuhan akan rawat inap.

Hasil dari penelitian efektivitas vaksin mengindikasikan bahwa vaksinasi memberikan tingkat perlindungan yang baik terhadap Mpox.

Infografis Gejala dan Pencegahan Cacar Monyet
Infografis Gejala dan Pencegahan Cacar Monyet (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya