Liputan6.com, Jakarta Konflik bisa terjadi pada siapa saja tak terkecuali hubungan yang paling dekat seperti anak dengan orangtua. Biasanya perbedaan cara pandang yang membuat konflik terjadi antar anggota keluarga seperti disampaikan psikolog Endang Retno Wardhani.
Psikolog lulusan Universitas Padjadjaran itu mengatakan perbedaan pendapat dapat berujung pada konflik, jika tidak diselesaikan dengan tepat akan semakin berlarut-larut.
Baca Juga
Oleh sebab itu, ketika dalam situasi emosional sebaiknya ambil jeda dan sepakati bersama untuk membicarakan kembali masalah itu dengan tenang di lain waktu.
Advertisement
"Komunikasi terbuka bisa dimulai dari anak ataupun orangtua, dan perlunya keterbukaan bersama untuk mencari solusi," kata Dhani seperti mengutip Antara.
"(Orangtua dan anak) dapat menyelesaikannya dengan cara melihat akar permasalahan yang ada, dan melihat kemungkinan-kemungkinan terjadinya masalah dan apa hal baik yang didapat dari situasi tersebut," sambungnya.
Membuka Diri dan Jadi Contoh untuk Anak
Lebih lanjut, Dhani mengatakan perbedaan pendapat dapat dihadapi bila orangtua bersedia membuka diri dan menjadi contoh baik bagi anak-anaknya.
Ia mengatakan bahwa pendapat orangtua tidak selalu benar, oleh karenanya anak perlu mengomunikasikan pikirannya dengan tepat agar orang tua memahami apa yang mereka inginkan.
"(Orangtua dan anak perlu) terbuka untuk saling memaafkan," katanya.
Komunikasikan Masalah, Begini Caranya
Ada sejumlah langkah yang dapat dilakukan orangtua dan anak ketika menghadapi permasalahan lewat komunikasi yang baik.
Pertama, jika ada masalah ajak anak duduk bersama, kemudian tanyakan kepada mereka apa yang terjadi.
Selanjutnya, berikan kesempatan anak-anak menjelaskan dari sudut pandang dan pengalaman yang mereka alami. Ajak mereka melihat lebih kurangnya hal dari masalah tersebut.
Lalu, ajak mereka memikirkan sisi pandang yang berbeda dari permasalahan tadi sesuai dengan pemahamannya. Setelah itu, diskusikan konsekuensi dari hal yang ingin dilakukannya saat menghadapi masalah tersebut.
"Terakhir, ajak anak menyepakati mana hal yang dapat diterima oleh mereka dan kesepemahaman ini dapat membantu mereka memahami alasan di balik perbedaan yang ada (dengan orangtua)," tutupnya.
Advertisement