Salah Pola Asuh, Penyebab Utama Gizi Buruk

Kesalahan pola asuh orang tua menjadi penyebab tertinggi kasus gizi buruk pada anak usia balita di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur

oleh Gabriel Abdi Susanto diperbarui 29 Jun 2013, 13:05 WIB
Diterbitkan 29 Jun 2013, 13:05 WIB
bayi-peluk-130627b.jpg
Kesalahan pola asuh orang tua menjadi penyebab tertinggi kasus gizi buruk pada anak usia bawah lima tahun (balita) di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, dengan presentase sebesar 35,34 persen.

"Pola pengasuhan anak yang salah menjadi salah satu faktor penyebab balita kurang gizi," kata Wakil Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Lumajang Ertik Fatah Ismail di sela-sela acara pemantapan pondok peduli gizi buruk di kabupaten setempat, Jumat.

Data tim penggerak PKK mencatat penyebab balita gizi buruk di Lumajang yang tertinggi adalah pola asuh yang salah sebesar 35,34 persen, kemiskinan sebesar 31,59 persen, kelahiran dengan berat badan rendah sebesar 25,57 persen dan karena sakit hanya sebesar 7,9 persen.
     
"Saya berharap tiap kecamatan dapat membentuk pondok peduli gizi buruk di wilayahnya masing-masing, sehingga tercipta suatu kesepakatan bersama-sama untuk mewujudkan peningkatan perhatian kasus balita kurang gizi," tuturnya.

Menurut dia, kecukupan gizi dimulai dari semasa dalam kandungan dan setelah bayi lahir, terutama pada masa balita yang sering disebut sebagai masa pertumbuhan emas hingga usia dua tahun.

"Petugas Posyandu harus selalu memantau perkembangan gizi balita yang berada di sekitarnya, agar kasus gizi buruk bisa ditekan," katanya.

Acara pemantapan pondok peduli gizi buruk tersebut diikuti oleh 50 orang yang terdiri dari 21 Ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan, 23 orang dari unsur Puskesmas dan enam orang dari Tim Penggerak PKK Kabupaten Lumajang.
     
Ketua Pokja IV Tim Penggerak PKK Lumajang, Ibu Surojo mengatakan tujuan dilaksanakan pemantapan pondok peduli gizi buruk adalah untuk menurunkan jumlah anak balita yang kurang gizi dan gizi buruk, meningkatkan kesehatan anak balita, serta meningkatkan status gizi buruk menjadi gizi baik di kabupaten setempat.
     
"Materi yang diberikan dalam acara itu adalah pondok peduli gizi buruk, penanggulangan gizi buruk serta testimoni terbentuknya pondok gizi buruk di Kecamatan Pasrujambe," tuturnya.
     
Sebelumnya, di Kecamatan Pasrujambe ditemukan sebanyak 14 balita menderita gizi buruk dan satu di antaranya meninggal dunia karena kelainan jantung, sehingga didirikan Pondok Peduli Gizi Buruk "Tunas Bangsa" di kecamatan setempat guna menekan kasus kurang gizi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya