Tren Besarkan Mr.P dengan Silikon Cair, Mengkhawatirkan!

Ukuran kelamin tampaknya penting bagi pria di Vietnam. Namun sayangnya, usaha memperbesar penis itu menimbulkan komplikasi.

oleh Melly Febrida diperbarui 05 Sep 2013, 06:00 WIB
Diterbitkan 05 Sep 2013, 06:00 WIB
implan-penis130619a.jpg
Ukuran kelamin tampaknya penting bagi pria di Vietnam. Namun sayangnya, usaha memperbesar penis itu menimbulkan komplikasi. Hal itu terbukti dari pernyataan para dokter di Ho Chi Minh City yang mencatat kenaikan jumlah pria yang dirawat di rumah sakit karena komplikasi usai suntik silikon cair ke dalam penisnya agar ukurannya lebih besar.

Sebenarnya, silikon cair dilarang di seluruh dunia untuk digunakan dalam dunia kosmetik karena bisa menyebabkan komplikasi serius.

Menurut para dokter di Binh Dan Hospital Departemen Kesehatan Seksual Pria, lebih dari 40 kasus yang dirawat di rumah sakit besar kota sejak awal tahun ini. Padahal, sebelumnya hanya ada satu atau dua kasus untuk setiap tahunnya.

Sebagian besar penis pasien membengkak, memar, terdistorsi oleh pembekuan silikon, dan mengalami proses nekrosis.

Seperti dikutip Thanhniennew, Rabu (4/9/2013), komplikasi lainnya termasuk penis bengkok dan jaringan menjadi keras dan tebal usai kontak dengan jarum suntik. Setidaknya ada empat pasien yang dirawat karena terinfeksinya penis, skrotum, dan rambut kemaluan.

Kepala Departemen Kesehatan Seksual Pria Mai Tien Dung mengatakan kepada ThanhNien, timnya telah melakukan studi tentang praktik membesarkan penis dan merencanakan mengumumkan temuannya pada konferensi mendatang.

Studi itu menemukan pasien berusia mulai 18 tahun hingga 58 tahun dan berasal dari berbagai kalangan, mulai nelayan, pengusaha, serta guru.

Pasien ditanyakan alasan memperbesar penisnya dan 70 persen mengatakan didorong teman-temannya untuk melakukan hal yang sama.

Pasien-pasien itu mengatakan, teman-temannya mengaku penisnya menjadi lebih besar dan lebih bertahan lama sehingga membantu memuaskan pasangannya. Selain itu, ukuran yang besar membuat hubungan lebih bahagia. Namun, Dung menjelaskan, saran dari teman itu sebagian besar disampaikan ketika di bawah pengaruh alkohol.

Sementara, 19 persen pasien percaya kelamin yang lebih besar akan membantunya mengobati ejakulasi dini serta 4 persen yang lainnya mengatakan cara tersebut bisa mengobati disfungsi ereksi.

Namun, dokter mengatakan, kedua gangguan itu tak ada hubungannya dengan ukuran penis.

Sisa pasien yang disurvei mengaku memperbesar penisnya untuk meningkatkan rasa percaya diri meski dokter sudah meyakinkan ukuran penisnya sebenarnya tidak abnormal.

Memang, sebagian besar wanita yang mengirim suaminya ke rumah sakit dengan komplikasi yang disebabkan praktik memperbesar penis mengatakan ke dokter, penis suaminya sebenarnya baik-baik saja.

Dung mengatakan, kebanyakan pria merasa penisnya menyusut dan melemah ketika berusia atau kelebihan berat badan. Namun kenyataannya, ukuran kelamin pria benar-benar normal. Dan masalah seksual seperti disfungsi seksual sebagian besar karena tekanan darah tinggi dan diabetes.

(Mel/*)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya