Gerakan Menghitung Napas Cegah Pneumonia pada Balita

Pencegahan dini penyakit pneumonia €

oleh Kusmiyati diperbarui 09 Nov 2013, 09:00 WIB
Diterbitkan 09 Nov 2013, 09:00 WIB
pneumonia-bayi-131108b.jpg
Pembunuh anak balita yang paling berbahaya di dunia selain diare adalah pneumonia. Di Indonesia sendiri menurut Prof. Dr. dr. Bambang Supriyatno, Sp.A(K), dari UKK Respirologi IDAI Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) FKUI RSCM, dalam empat menit satu anak balita meninggal karena penyakit ini.

"Penyakit yang banyak dikenal sebaga radang paru-paru ini perlu dilakukan pencegahan dini sehingga risiko kematian dapat teratasi dengan baik," tambah dr. Bambang, Jumat (8/11/2013).

Menurut dr Bambang, cara mendeteksi sejak dini penyakit tersebut dengan menghitung frekuensi napas anak balita. Untuk anak umur di bawah dua bulan, frekuensinya sebanyak 60 per menitnya, umur dua sampai 12 bulan 50 per menit, sedangkan usia satu sampai lima tahun 40 permenit.

"Jika napas cepat dan denyut melebihi frekuensi normal segera bawa ke dokter, jangan sampai ada gejala chest in-drawing atau tarikan dinding dada ke dalam itu sudah tingkat keparahannya tinggi," kata dr. Bambang menjelaskan.

Hal senada disampaikan  Prof. dr. Cissy B. Kartasasmita, Msc., Sp.A.,PhD dari UKK Respirologi IDAI, Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK-UNPAD/Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.

"Gejala klinis penyakit ini diantaranya napas cepat. Untuk mengetahui lebih dahulu, coba periksa frekuensi denyut nadinya dalam tiap menit," ujar dr. Cissy.

(Mia/Mel/*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya