Liputan6.com, Jakarta Fenomena alam langka awan yang membentuk sebuah topi di atas puncak gunung kembali terjadi. Fenomena alam ini terjadi di atas Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat pada Rabu (17/7/2019) pagi.
Fenomena alam langka berupa munculnya awan bertopi di atas Gunung Rinjani ini menjadi viral dan perbincangan di media sosial Facebook. Tak hanya di Facebook saja, namun foto dari Gunung Rinjani yang bermahkotakan topi awan ini juga ramai di media sosial Instagram, maupun Twitter.
Advertisement
Baca Juga
Ternyata awan yang membentuk sebuah pola di atas gunung ini pernah terjadi di sebagian gunung di Indonesia, dan Gunung Rinjani bukanlah pertama kali. Sebelumnya, fenomena seperti ini juga muncul di Gunung Semeru, Jawa Timur, Senin (10/12/2018).
Saat itu, menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Almarhum Sutopo Purwo Nugroho, kejadian alam di munculnya awan bertopi di gunung sebagai fenomena yang biasa. Masyarakat diminta tidak mengaitkannya dengan hal lain.
Berikut ulasan mengenai fenomena alam gunung bertopi yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (18/7/2019).
Awan bertopi di Gunung Rinjani pada Rabu 17 Juli 2019
Foto Gunung Rinjani yang bertopi ini awalnya dibagikan oleh pemilik akun media sosial Facebook bernama Ermien Sembahulun, pada Rabu (17/7/2019). Sampai saat ini, unggahan foto fenomena unik yang terjadi di Gunung Rinjani ini sudah mendapat 1,9 ribu like dari 350-an komentar yang mengisi kolom komentarnya.
Fenomena menakjubkan ini memang beberapa waktu terakhir pernah terjadi di Gunung Semeru dan Gunung Sumbing. Namun fenomena yang terjadi di atas Gunung Rinjani ini terlihat begitu jelas bentuknya dan sangat jelas dilihat dengan cuaca yang begitu cerah pada pagi hari.
Advertisement
Awan bertopi di Gunung Semeru pada Senin 10 Desember 2018
Fenomena alam yang langka terjadi di Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur pada Senin 10 Desember 2018 pagi. Ada awan bundar yang berada tepat di atas Gunung Semeru. Awan di Gunung Semeru ini berbentuk menyerupai topi.
Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, kejadian alam di Gunung Semeru sebagai fenomena biasa. Masyarakat diminta tidak mengaitkannya dengan hal lain pada waktu itu.
"Ini fenomena alam biasa saja. Tidak usah dikaitkan dengan mistis apalagi politik," kata Sutopo dalam akun twitternya, yang dikutip Liputan6.com, Rabu (12/12/2018).
Selain itu Sutopo juga menyarankan bagi yang akan menikah, fenomena alam seperti ini bisa digunakan sebagai latar belakang pre-wedding olehnya.
"Bagi yang mau nikah, gunakan fenomena alam ini buat foto pre-wedding. Sungguh memesona! Cintamu akan terus terayomi meski ada turbulensi di hatimu," tulis dia.
Awan bertopi di Gunung Sumbing pada Senin 1 Januari 2018
Membuka tahun 2018, puncak Gunung Sumbing diselimuti awan berbentuk topi. Awan ini hingga bersusun tiga dan bisa dilihat dari banyak tempat. Fenomena ini menjadi viral di media sosial.
Awalnya foto ini diunggah oleh akun Facebook Amah dan Supar di grup Info 4 Kota (Muntilan, Magelang, Borobudur, DIY). Foto yang diunggah tanggal 1 Januari 2018 pukul 06.05 WIB ini baru beberapa menit langsung panen komentar dan mendapat banyak tanggapan.
Mayoritas warganet mengungkapkan kekagumannya. Atas unggahan itu, warganet kemudian saling melengkapi foto-foto dari tempat mereka berada. Anehnya, mereka yang berada dekat Gunung Sumbing melihat bentuk awan seperti biasa, tidak terlihat seperti topi.
Banyak juga warganet yang berharap fenomena itu sebagai pertanda baik. "Mudah-mudahan itu pertanda baik," tulis akun Putri Rahmawati.
Advertisement
Gunung Slamet bertopi pada 28 Januari 2019
Gunung Slamet bertopi. Puncak gunung tertutup awan jenis lentikularis atau altocumulus lenticularis. Awan ini terbentuk akibat adanya pusaran angin di puncak.
— Sutopo Purwo Nugroho (@Sutopo_PN) January 28, 2019
Ini fenomena alam biasa saja. Tidak usah dikaitkan dengan mistis & politik menjelang pemilu pilpres, DPD, DPR DPRD. pic.twitter.com/7mUHwNjwLj
Beberapa kejadian gunung-gunung di Indonesia mengalami fenomena awan bertopi adalah fenomena alam biasa yang tidak perlu dikaitkan dengan hal mistis atau hal yang lainnya, seperti yang diungkapkan oleh Sutopo pada saat mengunggah foto Gunung Slamet bertopi pada, 28 Januari 2018.
"Ini fenomena alam biasa saja. Tidak usah dikaitkan dengan mistis & politik menjelang pemilu pilpres, DPD, DPR DPRD," ungkapnya @Sutopo_PN.