7 Manfaat Stevia Sebagai Pengganti Gula Alami, Lebih Menyehatkan

Stevia dianggap sebagai alternatif sehat dari gula.

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 16 Des 2019, 12:00 WIB
Diterbitkan 16 Des 2019, 12:00 WIB
[Fimela] Gula
Ilustrasi gula | unsplash.com/@sharonmccutcheon

Liputan6.com, Jakarta Gula terkenal sebagai pemicu berbagai masalah kesehatan seperti obesitas dan diabetes. Efek ini membuat orang berbondong-bondong menjauhi konsumsi gula. Produk pemanis rendah kalori menjadi pilihan untuk masalah ini.

Ada berbagai macam produk pemanis yang dijual di pasaran. Salah satu bentuk pemanis alami yang sedang populer adala stevia. Stevia digunakan sebagai alternatif yang sehat untuk pemanis di banyak makanan dan minuman.

Stevia biasa dikonsumsi dalam produk pemanis yang dijual bebas. Stevia juga bisa didapat dengan menanam tanamannya dan menggunakan daunnya untuk mempermanis makanan dan minuman. Beberapa manfaat dikaitkan dengan penggunaan stevia sebagai pengganti gula.

Manfaat ini termasuk diet, diabetes, tekanan darah, dan masih banyak lagi. Berikut manfaat stevia sebagai pengganti gula yang berhasil Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (16/12/2019).

Mengenal stevia

Stevia
Pohon Stevia (dok. Pixabay/13082/Fairuz Fildzah)

Stevia atau yang juga disebut Stevia rebaudiana adalah tanaman yang merupakan anggota keluarga krisan, subkelompok dari keluarga Asteraceae. Stevia adalah tanaman yang rasanya sangat manis yang telah digunakan untuk memaniskan minuman dan membuat teh sejak abad ke-16.

Tanaman stevia berasal dari Paraguay dan Brasil. Namun, kini tanaman ini telah tersebar ke seluruh dunia. Stevia digunakan sebagai pemanis non-nutrisi dan suplemen herbal.

Pemanis non-gizi adalah yang mengandung sedikit atau tidak ada kalori. Stevia juga dikenal tidak mengandung aditif buatan sebagai pemanis buatan.

Komponen rasa manis dalam pemanis stevia terbentuk secara alami. Karakteristik ini dapat bermanfaat bagi orang yang lebih suka makanan dan minuman yang bersumber dari alam. Jumlah kalori rendah memenuhi syarat Stevia menjadi alternatif yang sehat untuk kontrol diabetes atau penurunan berat badan.

Aman untuk diabetes

Bahaya Makan Manis Berlebihan Saat Buka Puasa
Diabetes / Sumber: iStcokphoto

Stevia tidak meningkatkan kadar gula darah saat dicerna. Ini berarti pemanis ini aman digunakan oleh penderita diabetes. Penelitian telah menunjukkan bahwa pemanis stevia tidak berkontribusi terhadap kalori atau karbohidrat dalam makanan.

Stevia juga tidak berpengaruh pada glukosa darah atau respon insulin. Sebuah studi menunjukkan efek minimal stevia terhadap glukosa darah, kadar insulin, tekanan darah, dan berat badan.

Dalam salah satu studi ini, subjek dengan diabetes tipe 2 melaporkan bahwa stevia memicu penurunan signifikan dalam glukosa darah dan respon glukagon setelah makan. Efek ini dapat bermanfaat bagi penderita diabetes.

Kontrol berat badan

[Fimela] Ilustrasi Berat Badan
Berat badan | unsplash.com/@happyveganfit

Stevia mengandung kalori yang sangat kecil. Stevia bisa menjadi bagian dari diet seimbang untuk membantu mengurangi asupan energi tanpa mengorbankan rasa.

Menurut sebuah studi yang diterbitkan pada tahun 2018 oleh Journal of Medicinal Plants Studies, menggunakan stevia sebagai pengganti gula membantu mencegah obesitas dan kondisi terkait obesitas seperti kolesterol tinggi dan penyakit kardiovaskular.

Stevia juga membantu meningkatkan rasa kenyang setelah makan, meskipun asupan kalori lebih rendah. Sebuah studi tahun 2010 yang diterbitkan dalam jurnal Appetite menemukan bahwa orang yang menggunakan Stevia tidak merasa lebih lapar atau memiliki lebih banyak keinginan terhadap gula daripada orang yang mengonsumsi gula biasa.

Turunkan kolesterol

Picu Kolesterol Jahat, Ini Akibat Mengonsumsi Susu Bubuk dan Susu Kental Manis
Turunkan kolesterol

Dilansir dari Livestrong, menurut sebuah penelitian tahun 2009, bubuk daun stevia dapat membantu mengelola kolesterol. Peserta studi mengonsumsi 400 mililiter ekstrak stevia setiap hari selama satu bulan.

Studi ini menemukan stevia menurunkan kolesterol LDL (buruk) kolesterol, dan trigliserida tanpa efek samping negatif. Stevia juga juga meningkatkan kolesterol HDL (baik).

Cegah kanker pankreas

Kenali Gejala Kanker Pankreas sejak Dini
Cegah kanker pankreas

Stevia mengandung banyak sterol dan senyawa antioksidan, termasuk kaempferol. Studi telah menemukan bahwa kaempferol dapat mengurangi risiko kanker pankreas hingga 23 persen.

Stevia tidak menumpuk di dalam tubuh. Penelitian menunjukkan bahwa stevia memiliki efek terapeutik terhadap penderita kanker, cystic fibrosis, diabetes, hipertensi, peradangan, hingga kerusakan gigi.

Stabilkan tekanan darah

Ilustrasi Hipertensi, Tekanan Darah, Tekanan Darah Tinggi (iStockphoto)
Stabilkan tekanan darah (Ilustrasi/iStockphoto)

Glikosida tertentu dalam ekstrak stevia telah diteliti dapat melebarkan pembuluh darah. Stevia juga dapat meningkatkan ekskresi natrium dan keluaran urin. Sebuah studi tahun 2003 menunjukkan bahwa stevia berpotensi membantu menurunkan tekanan darah.

Studi ini menunjukkan bahwa tanaman stevia memiliki tindakan kardiotonik. Tindakan kardiotonik menormalkan tekanan darah dan mengatur detak jantung. Glikosida dalam stevia dapat mencegah diabetes, hipertensi, penyakit kardiovaskular, kanker, masalah ginjal dan penyakit usus.

Aman untuk gigi

Gigi
Ilustrasi Foto Gigi (iStockphoto)

Gula dikenal dapat merusak gigi, mengganti gula dengan stevia bisa menjadi pilihan menarik. Daun stevia apat membantu kesehatan gusi dan gigi ketika dikunyah. Ini karena daun stevia memiliki sifat antiseptik yang dapat menghilangkan bakteri penyebab kerusakan gigi.

Stevia membantu seseorang mengonsumsi lebih sedikit gula. Ini dapat meminimalkan risiko kerusakan gigi berlubang yang diakibatkan oleh konsumsi gula berlebih.

Aman untuk anak

Liputan 6 default 2
Ilustraasi foto Liputan6

Makanan dan minuman yang mengandung stevia dapat memainkan peran penting dalam mengurangi kalori dari pemanis yang tidak diinginkan dalam makanan anak-anak. Kini ada banyak produk yang mengandung stevia alami.

Ini membuat anak bisa mengonsumsi makanan dan minuman manis tanpa tambahan kalori saat beralih ke diet rendah gula. Gula dan kalori berlebih pada anak dapat menyebabkan obesitas.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya