6 Fakta Penyakit Listeria, Infeksi yang Bisa Dibawa Jamur Enoki

Kenali fakta terkait penyakit listeria.

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 29 Jun 2020, 17:45 WIB
Diterbitkan 29 Jun 2020, 17:45 WIB
Jamur Enoki
Jamur Enoki (photo by unsplash.com)

Liputan6.com, Jakarta Makanan bisa menjadi salah satu penyebab infeksi bakteri pada manusia. Baru-baru ini infeksi bakteri listeria dari jamur enoki menimbulkan kekhawatiran masyarakat. Jamur enoki yang mengandung bakteri listeria ini berasal dari Korea Selatan.

Kementerian Kesehatan RI pun melakukan penarikan dan pemusnahan pada jamur-jamur ini. Hal ini dilakukan untuk mencegah adanya infeksi listeria yang telah mewabah di negara lain. Pada Maret-April 2020 infeksi bakteri ini ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) di Amerika Serikat, Kanada, dan Australia.

Lalu seperti apa bahaya bakteri listeria pada manusia? Apa saja dampak, gejala dan bagaimana mencegah bakteri ini menjangkit manusia? Berikut ulasan mengenai penyakit infeksi listeria, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin(29/6/2020).

Mengenal bakteri listeria

Jamur Enoki
Jamur Enoki (photo by unsplash.com)

Bakteri listeria atau Listeria monocytogenes merupakan bakteri yang bisa ditemukan di mana saja. Bakteri ini biasanya ditemukan pada tanah, air dan saluran pencernaan hewan. Sayuran dapat terkontaminasi melalui tanah atau penggunaan pupuk kandang. Makanan siap saji juga dapat terkontaminasi selama pemrosesan dan bakteri dapat berkembang biak ke tingkat berbahaya.

Menurut Medical News Today, Listeria monocytogenes adalah salah satu patogen bawaan makanan yang paling ganas. Bakteri ini dapat berkembang tanpa oksigen dan bereproduksi pada suhu serendah 0 ° C. Listeria telah ditemukan pada setidaknya 42 spesies hewan liar dan peliharaan, serta 17 spesies burung. Bakteri juga terisolasi dari tiram, ikan, krustasea, kutu, dan lalat.

Mengenal infeksi listeria

ilustrasi perut sakit/freepik
ilustrasi pinfeksi/reepik

Listeria atau listeriosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri Listeria monocytogenes. Orang yang sehat sebenarnya lebih kecil kemungkinannya mengalami infeksi ini. Namun, wanita hamil, lansia atau individu dengan sistem kekebalan yang lemah berisiko paling tinggi mengalami listeriosis parah. Infeksi ini biasa dibawa melalui kontaminasi makanan.

Dilansir dari Medical News Today, beberapa penelitian menunjukkan bahwa hingga 10 persen saluran pencernaan manusia mengandung L. monocytogenes. Bakteri ini biasanya memasuki inang melalui usus dan menginfeksi hati terlebih dahulu. Di hati, bakteri berkembang biak hingga sistem kekebalan inang mengatasinya; pada tahap ini, sebagian besar infeksi berakhir. Namun, pada orang-orang yang berisiko, infeksi dapat berlanjut dan akhirnya pindah ke otak.

Infeksi listeria dapat menyebabkan demam, nyeri otot, dan, pada banyak orang, diare. Infeksi yang parah dapat menyebabkan sakit kepala, meningitis, kejang, dan kematian.

Gejala penyakit listeria

Obat Keracunan Makanan
Gejala penyakit listeria/ Sumber: iStockphoto.com

Gejala awal listeriosis bisa tidak terlalu jelas untuk beberapa waktu, terutama pada orang yang sehat. Masa inkubasi bakteri ini bervariasi dan bisa berkisar antara 11-70 hari setelah mengonsumsi makanan yang mengandung Listeria.

Gejala-gejala infeksi Listeria seperti nyeri otot, demam, flu, mual, dan diare bisa muncul dan cenderung berlangsung 1-3 hari. Bagi banyak orang, infeksi Listeria akan berlalu tanpa disadari. Namun, pada beberapa individu, infeksi akan menyebar ke sistem saraf di mana gejalanya meliputi sakit kepala, kebingungan, leher kaku, tremor, kejang-kejang, dan kehilangan keseimbangan.

Bakteri listeria tidak menular dari orang ke orang dalam banyak kasus. Satu-satunya pengecualian adalah wanita hamil dapat memindahkan bakteri ke janin atau bayi baru lahir.

Makanan yang rentan terkontaminasi bakteri listeria

Ilustrasi makan bersama.
Ilustrasi makanan. (iStockphoto)

Tak cuma jamur, jenis makanan tertentu rentan membawa bakteri listeria. Tidak seperti bakteri makanan lain, Listeria monocytogenescan dapat bertahan hidup dan berkembang biak pada suhu rendah seperti lemari es. Menurut WHO, makanan yang paling sering dikaitkan dengan listeriosis meliputi:

- Makanan dengan masa simpan yang lama di bawah pendinginan

- Makanan yang dikonsumsi tanpa pengolahan lebih lanjut (tidak dimasak).

- Produk daging siap makan atau daging mentah.

- Produk susu (termasuk keju lunak, susu yang tidak dipasteurisasi dan es krim).

- Salad siap saji (termasuk coleslaw dan tauge)

- Sayuran mentah dan buah-buahan segar yang telah terkontaminasi dari tanah atau dari kotoran.

Komplikasi akibat listeria

Ilustrasi orang sakit
Ilustrasi orang sakit (sumber: iStockphoto)

Pada individu yang rentan, listeriosis dapat menyebabkan infeksi darah yang serius atau septikemia. Infeksi juga bisa menyebar ke otak dan menimbulkan komplikasi seperti:

Kelumpuhan saraf kranial: Kelumpuhan dan tremor.

Ensefalitis: Peradangan otak.

Meningitis: Peradangan pada selaput yang menutupi otak dan sumsum tulang belakang.

Meningoensefalitis: Kombinasi meningitis dan ensefalitis.

Abses serebral: Penumpukan nanah lokal di dalam otak.

Cara mencegah infeksi listeria

Memasak Makanan Favorit
Ilustrasi Memasak Credit: freepik.com

Untuk mencegah infeksi listeria, menjaga kebersihan diri dan makanan sangat penting. Tindakan pencegahan ini terutama harus dilakukan bagi orang-orang yang berisiko seperti ibu hamil atau lanjut usia. Berikut cara mencegah infeksi listeria:

Jaga kebersihan: cuci tangan dengan air sabun hangat sebelum menyiapkan makanan. Bersihkan juga peralatan dan permukaan alat makan dengan cara yang sama.

Cuci sayuran mentah: Bersihkan sayuran mentah dengan sikat gosok atau sikat sayur di bawah banyak air mengalir. Gosok hingga bersih di bawah air hangat.

Masak sampai matang: pastikan hidangan seperti daging dan telur dimasak secara matang dan menyeluruh.

Keju: hindari keju lunak termasuk keju Brie, feta, Camembert, keju berurat biru, atau keju ala Meksiko seperti queso fresco, panela, dan queso blanco. Kecuali label dengan jelas menyebutkan produk itu dibuat dengan susu yang dipasteurisasi.

Daging: hindari daging beku, terutama daging deli dan hot dog. Kecuali dimasak pada suhu tinggi sebelum makan.

Makanan laut asap: hindari makanan laut asap beku kecuali dimasak matang sebelum dikonsumsi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya