16 Komplikasi Tekanan Darah Tinggi, Pengukuran dan Gejalanya

Komplikasi tekanan darah tinggi terjadi karena hipertensi tak mendapat penanganan tepat.

oleh Laudia Tysara diperbarui 28 Okt 2020, 10:35 WIB
Diterbitkan 28 Okt 2020, 10:35 WIB
Menyebabkan Tekanan Darah Tinggi
Ilustrasi Tekanan Darah Tinggi | Credit: freepik.com

Liputan6.com, Jakarta Tekanan darah tinggi memiliki sebutan silent killer karena tak memiliki gejala kentara, tetapi mematikan. Untuk itu, penting mengetahui komplikasi tekanan darah tinggi sebagai antisipasi. Komplikasi inilah yang menjadikan tekanan darah tinggi amat mematikan. 

Komplikasi tekanan darah tinggi pada dasarnya berasal dari masalah hipertensi yang tidak mendapatkan penanganan tepat. Akhirnya pembuluh darah arteri mengalami kerusakan dan berdampak pada beberapa organ, seperti jantung dan ginjal.

Tak hanya organ vital, komplikasi tekanan darah tinggi juga menyerang alat indra seperti mata sampai menyebabkan kebutaan. Lalu ganggu aliran darah sistem reproduksi sampai sebabkan disfungsi. Maka dari itu jangan sepelekan masalah tekanan darah tinggi dan segera upayakan untuk menormalkannya kembali.

Berikut Liputan6.com ulas komplikasi tekanan darah tinggi dari berbagai sumber, Rabu (28/10/2020).

Komplikasi Tekanan Darah Tinggi

Pelaku Kriminal Bisa Jadi Derita Demensia
Ilustrasi Demensia | Foto: oxyfresh

Stroke Ringan

Stroke ringan bisa menjadi komplikasi tekanan darah tinggi. Hal ini disebabkan karena transcient ischemic attack (TIA) bisa terjadi saat hipertensi. TIA menyebabkan terjadinya gangguan sementara pasokan darah ke otak.

Gangguan pasokan darah ke otak inilah yang menjadikan penderita tekanan darah tinggi mengalami stroke ringan. Aliran darah otak yang terganggu akan membuat arteri menyempit. Kondisi ini hanya sementara dan bagian dari peringatan bahwa risiko stroke bisa terjadi.

Demensia

Demensia umumnya terjadi pada lansia. Meski begitu kondisi ini berisiko juga bagi anak muda yang mengalami komplikasi tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi akan menyerang kognitif pada saat hipertensi parah terjadi. Kemampuan berpikir dan mengingat akan sulit dilakukan penderitanya.

Selain berpikir dan mengingat, banyak dari mereka yang sulit berbicara, kesulitan menemukan kata-kata dan kehilangan fokus. Istilah medis menyebut demensia sebagai gejala hilang ingatan. Jika tak segera ditangani juga, demensia vaskuler akan terjadi.

Sindrom Metabolik

Sindrom metabolik termasuk komplikasi tekanan darah tinggi yang mengganggu metabolisme. Tubuh penderita hipertensi akan sulit melakukan metabolisme seperti biasanya. Biasanya penderita akan dibarengi dengan beberapa kondisi juga.

Mulai dari kadar gula darah tinggi, kadar kolesterol tinggi (kadar kolesterol baik rendah dan kadar trigliserida tinggi), dan lingkar pinggang besar. Kondisi ini memungkinkan penderita tekanan darah tinggi terserang diabetes, penyakit jantung, dan stroke.

Disfungsi Seksual

Bagi lansia, disfungsi seksual memang berisiko terjadi meski tanpa penyakit bawaan. Meski begitu, kondisi ini jelas masalah bagi yang masih muda. Kondisi seperti ini bisa menyerang ketika tekanan darah tinggi tidak segera ditangani.

Pada akhirnya komplikasi tekanan darah tinggi akan terjadi dan menyerang sistem reproduksi. Sumbernya berasal dari kerusakan dinding pembuluh darah area sistem reproduksi. Pria akan mengalami impotensi dan wanita akan mengalami menopause dini.

Komplikasi Tekanan Darah Tinggi

Memicu Risiko Penyakit Jantung dan Stroke
Ilustrasi Serangan Jantung | Credit: freepik.com

Pembesaran Ventrikel Kiri Jantung

Hipertrofi ventrikel kiri bisa terjadi akibat komplikasi tekanan darah tinggi. Hipertrofi ventrikel kiri merupakan kondisi ketika terjadi pembesaran dan penebaklan ventrikel (bilik) kiri jantung. Kondisi ini menyebabkan pompa darah dari jantung tidak baik.

Medis menyebutnya jantung perlu memompa darah lebih keras dari biasanya. Pompa darah yang semakin keras diperlukan untuk memenuhi suplai darah ke seluruh tubuh. Jika kondisi seperti ini terus terjadi, jantung akan mengalami masalah seperti gagal jantung, henti jantung, dan serangan jantung.

Serangan Jantung

Serangan jantung terjadi ketika terjadi penyempitan atau arterosklerosis pada pembuluh darah. Penyempitan ini bisa terjadi saat ada komplikasi tekanan darah tinggi. Lebih tepatnya saat tekanan darah tinggi tidak mendapat penanganan yang baik.

Penyempitan yang terjadi akan membuat aliran darah ke otot-otot jantung terganggu. Pada akhirnya otot jantung tidak mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi cukup. Akibatnya jaringan otot jantung akan mulai rusak dan mati perlahan, serangan jantung pun terjadi.

Gejala yang dialami penderita serangan jantung adalah dada terasa tertekan, nyeri, ada sensasi diremas yang menyebar ke leher, rahang, dan punggung. Perasaan mual, gangguan pencernaan, mulas, atau sakit perut, sesak napas, keringat dingin, kelelahan, dan sakit kepala ringan bisa terjadi.

Gagal Jantung

Tak hanya serangan jantung. Gagal jantung juga bisa terjadi akibat komplikasi tekanan darah tinggi. Kondisi ini terjadi ketika jantung penderita hipertensi tidak memberikan suplai darah cukup ke seluruh tubuh. Penyebab utamanya adalah pembuluh darah jantung menyempit akibat tekanan darah tinggi.

Tekanan darah tinggi membuat aliran darah jantung sulit. Pompa darah akhirnya harus dilakukan oleh jantung. Jantung yang terus memompa darah akan mengalami penebalan dan pembesaran. Dampaknya, oksigen dan nutrisi dari darah tidak terpenuhi, gagal jantung pun terjadi.

Glomerulosklerosis

Komplikasi tekanan darah tinggi tak hanya berdampak pada jantung, tetapi juga ginjal. Ginjal hanya bisa bekerja maksimal menghilangkan sisa makanan dan cairan tubuh dengan aliran pembuluh darah yang baik. Jika aliran darahnya bermasalah, maka ginjal juga akan mengalami masalah.

Akhirnya nefropati atau sekumpulan penyakit ginjal bisa terjadi. salah satunya adalah glumerulosklerosis. Glumerulosklerosis merupakan luka yang terjadi pada glomeruli. Glomeruli adalah pembuluh-pembuluh darah kecil yang terdapat di ginjal. Fungsinya menyaring cairan dan sisa pembuangan dari darah.

Komplikasi Tekanan Darah Tinggi

Ilustrasi Gagal Ginjal
Ilustrasi Gagal Ginjal | (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Ginjal Kronis

Penyakit ginjal kronis (chronic kidney disease) termasuk komplikasi tekanan darah tinggi. Tepatnya ketika gangguan pembuluh darah ginjal menyerang fungsi ginjal secara bertahap. Hingga akhirnya fungsi ginjal benar-benar hilang dan terjadilah penyakit ginjal kronis.

Jika tekanan darah tinggi terus dibiarkan dan tidak mendapat penanganan, ginjal menjadi semakin rusak. Bahayanya gagal ginjal atau penyakit ginjal parah akan terjadi dan ancam nyawa penderitanya.

Gagal Ginjal

Gagal ginjal merupakan kondisi ketika ginjal tidak bisa bekerja dengan baik membuang cairan berlebih dalam tubuh. Awal mula gagal ginjal ini terjadi karena aliran darah pada ginjal tidak terjadi dengan baik.

Aliran darah yang tidak baik biasanya dipengaruhi oleh tekanan darah tinggi. Jangan disepelekan, tekanan darah tinggi juga memiliki komplikasi yang bisa membahayakan nyawa penderita.

Salah satunya adalah gagal ginjal. Tepatnya ketika ginjal tidak bisa lagi menyaring sisa pembuangan darah. Jika terus dibiarkan, cairan berlebih akan menumpuk di ginjal. Hingga proses cuci darah atau transplantasi ginjal harus dilakukan.

Kebutaan

Kebutaan termasuk salah satu komplikasi tekanan darah tinggi yang membahayakan. Kondisi ini terjadi ketika aliran pembuluh darah mata mengalami masalah atau rusak. Pembuluh darah mata biasanya rusak, menyempit, dan menebal karena tekanan darah tinggi.

Aliran darah ke retina yang terbatas akan menyebabkan penglihatan kabur. Tak hanya kabur, beberapa kasus membuat penglihatan hilang total atau mengalami kebutaan. Istilah medis menyebutnya retinopati hipertensi. Tepatnya ketika terjadi penumpukan cairan di bawah retina dan terjadi kerusakan saraf optik.

Stroke

Awalnya komplikasi tekanan darah tinggi akan memberikan sinyal stroke ringan. Stroke yang terjadi sementara karena ada masalah pembuluh darah di otak.

Meski begitu kondisi stroke ringan bisa berdampak permanen. Tepatnya ketika aliran darah karena tekanan darah tinggi tak kunjung membaik. Begitu juga alirah pembuluh darah di otak.

Jika otak tidak mendapat oksigen dan nutrisi dari darah dengan baik, rusaknya sel-sel otak bisa terjadi. Tak hanya rusak tetapi bisa sampai mati dan terjadilah stroke. Kelumpuhan, mati rasa pada wajah, tangan, dan kaki, kesulitan berbicara, dan kesulitan melihat.

Komplikasi Tekanan Darah Tinggi

Atherosclerosis
Ilustrasi atherosclerosis | (Sumber webMD)

Aterosklerosis

Komplikasi tekanan darah tinggi terjadi ketika penyempitan pembuluh darah semakin parah terjadi. Hal ini sudah pasti menyebabkan lemak dari makanan menumpuk di dinding pembuluh darah arteri. Dampaknya akan menimbulkan plak dan membuat dinding pembuluh darah tebal, kaku, dan menyempit.

Aterosklerosis akan membuat aliran darah dari pembuluh arteri ke organ-organ terhambat. Organ-organ tubuh pada akhirnya akan kekurangan suplai darah yang mengandung oksigen dan nutrisi. Hingga akhirnya berbagai masalah organ tubuh terjadi, jantung, otak, ginjal, dan masih banyak lagi.

Aneurisma

Aterosklerosis bisa mengakibatkan timbulnya tonjolan di dinding pembuluh darah arteri. Tonjolan karena aterosklerosis disebut aneurisma. Sayangnya komplikasi tekanan darah tinggi yang satu ini tidak menimbulkan gejala yang pasti sampai bertahun-tahun lamanya.

Rasa sakit yang ditimbulkan adalah rasa denyut saja, meski begitu penanganan medis seharusnya segera dilakukan. Jika tak segera mendapat penanganan, tonjolan akan terus membesar dan pecah, nyawa menjadi taruhannya.

Arteri Perifer

Aterosklerosis adalah komplikasi tekanan darah tinggi yang bisa terjadi pada arteri perifer. Artinya penyempitan pembuluh darah terjadi pada bagian tubuh tertentu saja. Arteri perifer yang dimaksud berada pada kaki, perut, lengan, dan kepala.

Pada kasus yang parah, arteri perifer bisa menyebabkan kematian jaringan sampai amputasi. Jika kondisi arteri perifer terjadi di kaki, biasanya kram, nyeri, dan kelelahan bisa terjadi. Istirahat biasanya bisa menyembuhkan sementara saja.

Arteri Koroner

Komplikasi tekanan darah tinggi akibat penyempitan pembuluh darah bisa pula terjadi pada arteri koroner. Arteri koroner berasa pada organ vital seperti jantung. Hal ini berarti pula penyempitan pembuluh darah dan kerusakannya terjadi pada jantung.

Penyakit arteri koroner membuat suplai darah menuju otot jantung terganggu. Jantung yang tidak mendapat suplai darah yang memadai akan kekurangan oksigen dan nutrisi. Dampaknya, nyeri dada, serangan jantung, dan aritmia bisa terjadi.

Pengukuran Tekanan Darah Tinggi

Ilustrasi tekanan darah tinggi | Pera Detlic dari Pixabay
Ilustrasi tekanan darah tinggi | Pera Detlic dari Pixabay

Diagnosis tekanan darah tinggi atau hipertensi sangat mudah sekali, yakni dengan dengan menggunakan alat pengukur tekanan.

Pengukuran tekanan darah dibagi menjadi empat kategori umum:

- Tekanan darah normal. Tekanan darah Anda normal jika di bawah 120/80 mm Hg.

- Prahipertensi adalah tekanan sistolik yang berkisar dari 120-139 mm Hg, atau tekanan darah diastolik yang berkisar dari 80-89 mm Hg. Prahipertensi cenderung memburuk dari waktu ke waktu.

- Hipertensi tahap 1 adalah tekanan sistolik berkisar 140-159 mm Hg, atau tekanan diastolik berkisar 90-99 mm Hg.

- Hipertensi tahap 2 tergolong lebih parah. Hipertensi tahap 2 adalah tekanan sistolik 160 mm Hg atau lebih tinggi, atau tekanan diastolik 100 mm Hg atau lebih tinggi.

Dokter mungkin akan melakukan dua sampai tiga kali pembacaan tekanan darah, masing-masing pada tiga atau lebih pertemuan terpisah sebelum mendiagnosis Anda dengan hipertensi. Hal ini dikarenakan tekanan darah biasanya bervariasi sepanjang hari.

Gejala Tekanan Darah Tinggi

Menurunkan Tekanan Darah dan Mencegah Anemia
Ilustrasi tekanan darah tinggi | Credit: pexels.com/AndreaPiacquadio

Sakit Kepala

Sakit kepala bisa mengindikasikan seseorang tengah mengalami gejala tekanan darah tinggi atau hipertensi. Sakit kepala ini bisa lebih dikenali dari intensitas seseorang mengalaminya, lebih sering atau tidak.

Hilang Keseimbangan

Seseorang yang memiliki tekanan darah tinggi biasanya akan mengalami hilang keseimbangan. Gejala tekanan darah tinggi ini terkadang sulit untuk dikenali.

Sulit Buang Air Kecil

Sulit buang air kecil jelas sulit dikenali dan membuatnya sering diabaikan. Padahal sulit buang air kecil termasuk gejala tekanan darah tinggi. Kondisi ketika tekanan darah tinggi sudah sampai memengaruhi kinerja ginjal penderitanya.

Urin Berdarah

Selain sulit buang air kecil, gejala tekanan darah tinggi juga bisa sebabkan urin penderita berdarah. Kinerja ginjal pada tahap ini sudah sangat parah dan harus menjalani pemeriksaan.

Detak Jantung Tak Beraturan

Mengenali detak jantung beraturan dan tak beraturan mungkin akan sulit. Akan tetapi, ketika sudah biasa melakukannya pasti lebih mudah. Detak jantung yang tak beraturan akan lebih cepat dari biasanya.

Wajah Merah

Gejala tekanan darah tinggi bisa dikenali melalu warna wajah penderitanya. Penderita hipertensi ini akan lebih merah dari biasanya. Kondisi ini dipengaruhi oleh adanya pembesaran pada pembuluh darah wajah.

Pusing

Berbeda dengan sakit kepala, pusing justru menjadi gejala tekanan darah tinggi karena efek obat. Obat pengontrol tekanan darah tinggi dapat menimbulkan rasa pusing.

Pandangan Kabur

Pandangan kabur atau buram akan lebih mudah dikenali terutama bagi yang matanya masih normal. Gejala tekanan darah tinggi ini mungkin akan lebih sulit dikenali bagi yang sudah mengalami rabun jauh atau dekat.

Mimisan

Mimisan atau pendarahan dari hidung merupakan gejala tekanan darah tinggi yang tidak boleh diabaikan. Kondisi ini dipengaruhi oleh adanya trauma atau infeksi sinus.

Sesak Napas

Sesak napas juga bisa mengindikasikan gejala tekanan darah tinggi. Kondisi ini harus diwaspadai karena sesak napas membuat penderitanya tak nyaman sama sekali.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya