Liputan6.com, Jakarta Kreativitas adalah kemampuan individu dalam menggunakan imajinasi dan berbagai kemungkinan yang diperoleh karena interaksi dengan ide atau gagasan, orang lain serta lingkungan, tentunya untuk membuat koneksi dan hasil yang baru juga memiliki makna.
Baca Juga
Advertisement
Di sisi lain, adanya kreativitas adalah sebuah hal yang bisa membuat takjub. Dengan kreativitas, bisa terwujud ide cemerlang yang mungkin belum terpikirkan sebelumnya. Bahkan kreativitas adalah sebuah kelebihan yang membantu seseorang untuk menyelesaikan sebuah permainan atau masalah yang dihadapi.
Memang kreativitas adalah sesuatu yang selalu menarik untuk dibahas. Sehingga, untuk mengetahui lebih jauh mengenai kreativitas, berikut ini Liputan6.com telah merangkumnya dari berbagai sumber, Rabu (6/1/2021).
Pengertian Kreativitas Menurut Ahli
James J. Gallagher (1985)
“Creativity is a mental process by which an individual creates new ideas or products, or recombines existing ideas and product, in fashion that is novel to him or her.”
Kreativitas adalah suatu proses mental yang dilakukan individu berupa gagasan atau produk baru, atau mengombinasikan antara keduanya yang pada akhirnya akan melekat pada dirinya.
Chaplin (1989)
Menurutnya kreativitas adalah kemampuan menghasilkan bentuk baru menggunakan metode-metode baru.
Clarkl Monstakis (dalam Munandar, 1995)
Kreativitas adalah pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu antara hubungan diri sendiri, alam, dan orang lain.
Semiawan (1997)
Kreativitas adalah kemampuan untuk memberikan gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah.
Supriadi (1994)
Kreativitas adalah kemampuan seseorang melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada.
Csikzentmihalyi (dalam Munandar, 1995)
Kreativitas sebagai produk berkaitan dengan penemuan sesuatu, memproduksi sesuatu yang baru, daripada akumulasi keterampilan atau berlatih pengetahuan dan mempelajari buku.
Advertisement
Tahap-Tahap Kreativitas
Berdasarkan model Wallas, yang dikutip oleh Solso (1991), dikutip dari Ngalimun dkk (2013: 52) kreativitas sendiri bisa muncul melalui empat tahap sebagai berikut:
a. Tahap Persiapan
Berisi kegiataan pengenalan masalah, pengumpulan data informasi yang relevan, melihat hubungan antara hiptesis dengan kaidah-kaidah yang ada, tapi belum sampai menemukan sesuatu, dan baru sekadar menjajaki kemungkinan-kemungkinan. Sampai batas tertentu keseluruhan pendidikan, latar belakang umum dan pengalaman hidup turut menyumbang proses persiapan menjadi kreatif.
b. Tahap Inkubasi
Masa inkubasi atau tahap istrirahat, masa menyimpan informasi yang sudah dikumpulkan, lalu berhenti dan tidak lagi memusatkan diri atau merenungkannya. Kreativitas adalah hasil kemampuan pikiran dalam mengaitkan berbagai gagasan, menghasilkan sesuatu yang baru dan unik. Dalam proses mengaitkan ide, pikiran sebenarnya melakukan proses, yaitu:
- Menjajarkan: mengambil satu gagasan dan mengadunya dengan ide lain, dari kontras muncul ide baru.
- Memadukan: meminjam sifat aspek dari dua ide dan menyatukannya untuk bersama-sama membentuk ide baru.
- Menyusun atau memilih: menggabungkan banyak ide untuk membentuk suatu sintesis dipuncak atau dasar, ide yang benar-benar bary, yang menyatukan seluruh elemen.
- Mengitari: dimulai dengan gambaran kabur ide baru, kemudian mempersempitnya pilihan untuk mendapatkan suatu konsep pokok yang manjur.
- Membayangkan: menggunakan imajinasi dan fantasi untuk menghasilkan ide baru dari ide lama.
c. Tahap Pencerahan
Tahap pencerahan yang dikenal luas sebagai pengalaman eureka atau “Aha”, yaitu saat inspirasi atau sebuah gagasan baru muncul dalam pikiran, seakan dari ketiadaaan untuk menjawab tantangan kreatif yang sedang dihadapi.
d. Tahap Pelaksanaan atau Pembuktian
Di tahap ini titik di mana seseorang memberi bentuk pada ide atau gagasan baru, dan menyakinkan bahwa gagasan tersebut dapat diterapkan. Dalam tahap ini ada gagasan yang dapat berhasil dengan cepat dan ada juga yang perlu waktu bulanan bahkan tahunan.
Ciri-Ciri Kreativitas
Menurut Pedoman Diagnostik Potensi Peserta Didik (Depdiknas 2004:19) dalam Nurhayati (2011: 10), disebutkan ciri kreativitas adalah sebagai berikut:
a. Menunjukan rasa ingin tahu yang luar biasa.
b. Menciptakan berbagai ragam dan jumlah gagasan guna memecahkan persoalan.
c. Sering mengajukan tanggapan yang unik dan pintar.
d. Berani mengambil risiko.
e. Suka mencoba.
f. Peka terhadap keindahan dan segi estetika dari lingkungan.
Kemudian, menurut Conny R. Semiawan (2009:136) ciri-ciri kreativitas adalah:
a. Berani mengambil resiko.
b. Memainkan peran yang positif berfikir kreatif.
c. Merumuskan dan mendefinisikan masalah.
d. Tumbuh kembang mengatasi masalah.
e. Toleransi terhadap masalah ganda (ambigutiy).
f. Menghargai sesama dan lingkungan sekitar.
Sedangkan menurut Utami Munandar (2009:10) ciri-ciri kreativitas sendiri bisa dibedakan jadi dua yaitu ciri kognitif (aptitude) dan ciri non-kognitif (non-aptitude). Ciri kognitif (aptitude) sendiri terdiri dari orisinalitas, fleksibilitas, kelancaran dan elaboratif. Sedangkan ciri nonkognitif meliputi motivasi, kepribadian, dan sikap kreatif.
Advertisement
Perilaku Kreatif
Sebuah proses kreativitas hanya akan terjadi jika dibangkitkan melalui masalah yang memacu pada lima macam perilaku, sebagaimana yang dipaparkan oleh Parnes (dalam Nursito: 2000) sebagai berikut:
1. Fluency (kelancaran), yaitu kemampuan mengemukakan ide yang serupa untuk memecahkan suatu masalah.
2. Flexibility (keluwesan), yaitu kemampuan untuk menghasilkan berbagai macam ide guna memecahkan suatu masalah di luar kategori yang biasa.
3. Originality (keaslian), yaitu kemampuan memberikan respons yang unik atau luar biasa.
4. Elaboration (keterperincian), yaitu kemampuan menyatakan pengarahan ide secara terperinci untuk mewujudkan ide menjadi kenyataan.
5. Sensitivity (kepekaan), yaitu kepekaan menangkap dan menghasilkan masalah sebagai tanggapan terhadap suatu situasi.