Liputan6.com, Jakarta Peradangan atau inflamasi adalah bagian dari proses atau mekanisme pertahanan tubuh dan berperan dalam proses penyembuhan, contohnya seperti bakteri, jamur, ata virus. Ketika tubuh mendeteksi adanya penyusup, ia meluncurkan respons biologis untuk mencoba menghilangkannya.Â
Baca Juga
Secara istilah, inflamasi adalah salah satu respon protektif terhadap cedera atau kerusakan jaringan dengan cara menghancurkan, mengurangi, atau mengurung agen atau senyawa asing yang masuk untuk mempertahankan homeostasis tubuh dan membuang sel dan jaringan nekrotik yang diakibatkan oleh kerusakan sel.
Advertisement
Inflamasi berasal dari kata inflammare yang berarti membakar. Inflamasi adalah respon protektif yang sangat diperlukan oleh tubuh dalam upaya mengembalikan ke keadaan sebelum cedera atau untuk memperbaiki diri sendiri sesudah terkena cedera.
Berikut ini penjelasan mengenai jenis-jenis inflamasi beserta gejala, penyebab, dan pengobatannya yang telah dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (23/11/2021).
Jenis-Jenis Inflamasi
Inflamasi dikelompokkan menjadi dua jenis utama. Dua jenis dari inflamasi adalah:
- Inflamasi akut, adalah inflamasi yang terjadi dalam waktu singkat. Inflamasi ini bisa sembuh dalam dua minggu atau kurang. Gejalanya muncul dengan cepat. Jenis inflamasi ini akan mengembalikan tubuh Anda ke keadaan semula sebelum cedera atau sakit.
- Inflamasi kronis, adalah bentuk inflamasi yang lebih rendah dan tidak terlalu parah. Inflamasi jenis ini biasanya berlangsung lebih lama dari enam minggu. Itu dapat terjadi bahkan ketika tidak ada cedera, dan tidak selalu berakhir ketika penyakit atau cederanya sembuh. Inflamasi kronis telah dikaitkan dengan gangguan autoimun atau bahkan karena stres berkepanjangan.
Advertisement
Gejala Inflamasi
Gejala spesifik yang akan Anda alami bergantung pada bagian tubuh yang mengalami inflamasi dan penyebabnya. Inflamasi jangka panjang dapat menyebabkan sejumlah gejala dan memengaruhi tubuh dalam beberapa cara. Gejala umum dari inflamasi adalah:
- Sakit di tubuh.
- Kelelahan konstan dan insomnia.
- Depresi, kecemasan, dan gangguan mood lainnya.
- Masalah gastrointestinal, seperti sembelit, diare, dan refluks asam.
- Penambahan berat badan.
- Infeksi yang sering.
Gejala juga dapat bervariasi tergantung pada kondisi yang memiliki komponen inflamasi. Misalnya, dalam kondisi autoimun, sistem kekebalan akan memengaruhi kulit Anda sehingga menyebabkan ruam. Pada jenis lain, ia juga dapat menyerang kelenjar tertentu, yang memengaruhi kadar hormon dalam tubuh. Pada rheumatoid arthritis, sistem kekebalan Anda menyerang persendian Anda. Anda mungkin mengalami:
- Nyeri sendi, pembengkakan, kekakuan, atau hilangnya fungsi sendi.
- Kelelahan.
- Mati rasa dan kesemutan.
- Rentang gerak terbatas.
Pada penyakit radang usus, inflamasi terjadi pada saluran pencernaan. Beberapa gejala umumnya adalah:
- Diare.
- Sakit perut, kram, atau kembung.
- Penurunan berat badan dan anemia.
- Borok berdarah.
Pada multiple sclerosis, tubuh Anda menyerang selubung myelin, yang merupakan penutup pelindung sel saraf. Anda mungkin akan mengalami:
- Mati rasa dan kesemutan pada lengan, kaki, atau satu sisi wajah.
- Masalah keseimbangan.
- Penglihatan ganda, penglihatan kabur, atau kehilangan penglihatan sebagian.
- Kelelahan.
- Masalah kognitif, seperti kabut otak.
Penyebab Inflamasi
Banyak faktor yang dapat menyebabkan inflamasi. Beberapa penyebab inflamasi adalah sebagai berikut:
- Kondisi kronis dan akut.
- Obat-obatan tertentu.
- Paparan iritasi atau bahan asing yang tidak dapat dengan mudah dihilangkan oleh tubuh Anda.
Inflamasi akut yang berulang juga dapat menyebabkan respon inflamasi kronis. Kemudian, ada juga jenis makanan tertentu yang dapat menyebabkan atau memperburuk inflamasi pada orang dengan gangguan autoimun. Makanan yang dapat memperburuk inflamasi adalah sebagai berikut:
- Gula.
- Karbohidrat olahan.
- Alkohol.
- Daging olahan.
- Lemak trans.
Advertisement
Pengobatan Inflamasi
Terkadang, melawan inflamasi bisa dengan cara sederhana seperti mengubah pola makan. Dengan menghindari gula, lemak trans, dan makanan olahan, Anda dapat membuat tubuh merasa lebih baik. Ada juga makanan yang benar-benar bisa melawan inflamasi. Beberapa makanan anti inflamasi adalah sebagai berikut:
- Berry dan ceri
- Ikan berlemak, seperti salmon atau mackerel
- Brokoli Alpokat Teh hijau
- Jamur, seperti portobello dan shiitake
- Rempah-rempah, seperti kunyit, jahe, dan cengkeh
- Tomat
Anda juga dapat membantu mengurangi inflamasi dengan beberapa perubahan di keseharian Anda. Langkah yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi inflamasi adalah sebagai berikut:
- Minum suplemen. Dokter dapat membantu Anda memutuskan mana yang terbaik dan teraman untuk mengatasi inflamasi Anda.
- Gunakan terapi panas atau dingin untuk cedera fisik guna mengurangi pembengkakan dan ketidaknyamanan.
- Berolahraga.
- Kelola dan kurangi tingkat stres Anda.
- Berhenti merokok.
Namun, apabila inflamasi yang Anda alami disebabkan oleh kondisi autoimun, pilihan perawatan Anda akan bervariasi. Untuk gejala umum dari inflamasi, dokter dapat merekomendasikan beberapa pilihan, yaitu:
1. NSAID dan aspirin
Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) biasanya merupakan garis pertahanan pertama dalam mengobati nyeri dan inflamasi jangka pendek. Sebagian besar dapat dibeli di apotek terdekat. NSAID umum termasuk:
- Aspirin
- Ibuprofen (Advil, Motrin, Midol)
- Naproksen (Aleve)
Varietas resep tersedia, seperti diklofenak, yang mungkin diresepkan oleh dokter saat Anda mengobati inflamasi akut atau kondisi tertentu. NSAID bisa sangat efektif untuk kondisi inflamasi, tetapi ada beberapa interaksi dan efek samping yang terjadi, terutama dengan penggunaan jangka panjang. Pastikan untuk memberi tahu dokter tentang obat lain yang jika Anda mengalami efek samping saat menggunakan NSAID.
2. Kortikosteroid
Kortikosteroid adalah jenis steroid yang biasa digunakan untuk mengobati pembengkakan dan peradangan serta reaksi alergi. Kortikosteroid biasanya berupa semprotan hidung atau tablet oral. Tindak lanjuti dengan dokter saat ingin memilih kortikosteroid. Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan efek samping, dan interaksi tertentu dapat terjadi.
3. Analgesik topikal dan krim lainnya
Analgesik topikal biasanya digunakan untuk nyeri akut atau kronis. Obat ini mungkin memiliki lebih sedikit efek samping. Krim dan produk topikal dapat mengandung obat yang berbeda. Beberapa hanya dengan resep, jadi yang terbaik adalah mendapatkan saran dari dokter. Terutama jika Anda perlu mengobati inflamasi jangka panjang, seperti radang sendi.
Beberapa topikal mengandung NSAID seperti diklofenak atau ibuprofen. Ini dapat membantu orang yang mengalami inflamasi dan nyeri di bagian tubuh tertentu. Krim topikal lainnya mungkin juga mengandung bahan-bahan alami yang memiliki beberapa bukti sifat anti-inflamasi.