Gejala Penyakit Mulut dan Kuku pada Hewan Ternak, Boleh Dikonsumsi?

Penyakit mulut dan kuku pada hewan bisa menyerang sapi, kambing, domba, babi, unta, rusa, dan gajah.

oleh Laudia Tysara diperbarui 13 Mei 2022, 15:30 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2022, 15:30 WIB
Beberapa petugas kesehatan dari Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskanak) Garut tengah melakukan uji lapangan terhadap sapi yang positif terjagkit penyakit mulut dan kuku (PMK) di Garut, Jawa Barat. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)
Beberapa petugas kesehatan dari Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskanak) Garut tengah melakukan uji lapangan terhadap sapi yang positif terjagkit penyakit mulut dan kuku (PMK) di Garut, Jawa Barat. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Jakarta Apa itu penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak? Memahami penyakit mulut dan kuku pada hewan bisa menyerang sapi, kambing, domba, babi, unta, rusa, dan gajah.

Melansir dari World Organization for Animal Health, pada Jumat (13/5/2022) penyebab penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak adalah genus Aphthovirus dari famili Picornaviridae.

“Aphthovirus terdiri dari tujuh serotipe yaitu O, A, C, Asia 1, SAT 1, 2, dan 3 yang telah menjadi endemik di berbagai negara di dunia,” dijelaskan.

Penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak disebarkan melalui udara dan kontak fisik dari hewan yang sakit. Virus ini cepat menyebar tergantung pada suhu lingkungan dan kelembaban.

Gejala penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak dominan menyebabkan luka pada kedua bagian tubuh hewan tersebut. Selain itu, gejala penyakit mulut dan kuku pada hewan adalah hewan mengalami demam, sebagai reaksi tubuh menerima infeksi.

Lalu apakah hewan ternak dengan gejala penyakit mulut dan kuku aman dikonsumsi?

Berikut Liputan6.com ulas gejala penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak lebih mendalam, Jumat (13/5/2022).

Gejala Penyakit Mulut dan Kuku pada Hewan Ternak

Para petugas dari Perikanan dan Peternakan (Kadiskanak) Kabupaten Garut dan Balai Veteriner, tengah melakukan pengecekan kesehatan terhadap sapi-sapi yang terkena Penyakit Mulut Kuku (PMK) di Garut, Jawa Barat. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)
Para petugas dari Perikanan dan Peternakan (Kadiskanak) Kabupaten Garut dan Balai Veteriner, tengah melakukan pengecekan kesehatan terhadap sapi-sapi yang terkena Penyakit Mulut Kuku (PMK) di Garut, Jawa Barat. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Memahami gejala penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak seperti sapi, kambing, domba, babi, unta, rusa, dan gajah ini penting karena hewan ini biasa dikonsumsi oleh manusia. Apa saja gejala penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak?

Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok mengungkap gejala penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak paling umum adalah kondisi demam, muncul lepuhan, bisul, dan koreng pada beberapa bagian tubuh hewan ternak (area mulut dan kuku).

Kemudian dijelaskan, gejala penyakit mulut dan kuku pada hewan akan membuatnya mengalami depresi, tidak suka banyak bergerak atau malah enggan bergerak, dan kehilangan nafsu makan hingga hilangnya berat badan secara drastis pada hewan ternak tersebut.

Gejala penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak tidak hanya penting karena berkaitan dengan masalah konsumsi. Akan tetapi meski tidak pula menyebabkan kematian, kondisi ini akan memicu terjadinya kerusakan kuku permanen dan mastitis kronis pada hewan ternak.

Portal Resmi Kabupaten Bogor memberikan penegasan dalam keterangan tertulisnya bahwa gejala penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak berakibat pada luka dan lecet pada kaki, mulut, dan puting hewan.

Mengenai tingkat keparahannya bergantung pada virus, dosis paparan, usia hewan ternak, spesies, dan kekebalan inang yang dimilikinya. Dilansir dari berbagai sumber, kematian rendah terjadi pada hewan dewasa dan tinggi pada anak domba, kambing, sapi, dan babi.

Apakah Hewan Ternak dengan PMK Boleh Dikonsumsi?

Penggemukan Sapi di Balikpapan
Salah satu usaha penggemukan sapi yang ada di Balikpapan terkena imbas dari menyebarnya virus PMK. (Liputan6.com/Apriyanto)

Kondisi hewan dengan beberapa gejala penyakit mulut dan kuku membuat sejumlah pertanyaan tentang kekhawatiran konsumsinya muncul. Apakah hewan ternak dengan kondisi penyakit PMK aman untuk dikonsumsi?

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo dalam keterangan resminya baru-baru ini telah dengan tegas mengatur lalu lintas ternak sebagai upaya mencegah penularan penyakit karena virus PMK. Ditegaskan pula olehnya, hewan ternak yang terinfeksi virus PMK "masih aman" dikonsumsi manusia.

"Alhamdulillah semua sudah bekerja dengan penanganannya dan bila mau di makan dagingnya sudah ada SOPnya. Ribuan tenaga medik juga sudah ada di lapangan, sehingga kalau perlu dipotong paksa dapat didampingi tenaga medis,” jelasnya kepada media.

Hanya saja, Syahrul menjelaskan hewan ternak dengan kondisi gejala penyakit mulut dan kuku ada yang tidak boleh dikonsumsi. Terutama apabila infeksi virus PMK terjadi pada organ-organ tertentu.

Apabila infeksi terjadi di kaki hewan ternak, maka hewan bagian kaki hewan ternak yang akan dikonsumsi sebelum disembelih harus diamputasi terlebih dahulu. Kemudian bagian yang dilarang adalah bagian mulut.

Cara Mengatasi Wabah Penyakit Mulut dan Kuku pada Hewan Ternak

Para petugas dari Perikanan dan Peternakan (Kadiskanak) Kabupaten Garut dan Balai Veteriner, tengah melakukan pengecekan kesehatan terhadap sapi-sapi yang terkena Penyakit Mulut Kuku (PMK) di Garut, Jawa Barat. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)
Para petugas dari Perikanan dan Peternakan (Kadiskanak) Kabupaten Garut dan Balai Veteriner, tengah melakukan pengecekan kesehatan terhadap sapi-sapi yang terkena Penyakit Mulut Kuku (PMK) di Garut, Jawa Barat. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Ketua Umum Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI), Nanang Purus Subendro baru-baru ini mengimbau agar seluruh Peternak Sapi dan Kerbau tidak panik dan melakukan langkah-langkah pencegahan serta pengendalian.

Diungkap, penyakit mulut dan kuku pada hewan bukan penyakit yang menular dari hewan dan manusia, tetapi sangat mudah menular ke sesama hewan. Partikel virus ditemukan pada udara yang dihembuskan hewan terinfeksi, air liur, air susu, urine, tinja, semen, cairan dari vesikel, hingga cairan amnion dari janin domba teraborsi.

Virus PMK dapat masuk ke tubuh hewan melalui kontak langsung dengan hewan terinfeksi dan dengan benda-benda terkontaminasi seperti pakaian, sepatu,dan kendaraan.

Melalui rilis yang diterima Liputan6.com, PPSKI memberikan beberapa imbauan terhadap para peternak sapi dan kerbau agar ikut serta aktif mencegah persebaran PMK. Cara mengatasi wabah penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak bisa dilakukan dengan berikut ini:

1. Cara mengatasi wabah penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak adalah tidak memasukkan ternak baru terutama dari daerah wabah.

2. Cara mengatasi wabah penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak adalah tidak mengunjungi peternakan lain terutama peternakan-peternakan di daerah wabah.

3. Cara mengatasi wabah penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak adalah membatasi lalu lintas orang yang keluar masuk lokasi kandang.

4. Cara mengatasi wabah penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak adalah tempat pakan dan minum tidak bercampur.

5. Cara mengatasi wabah penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak adalah penyemprotan kandang, kendaraan, peralatan dan perlengkapan kerja dengandesinfektan yang efektif.

6. Cara mengatasi wabah penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak adalah tidak melakukan panic selling karena tingkat kematian pada hewan dewasa relatif rendah (1–5%), tetapi pada sapi, domba, dan babi berusia muda cukup tinggi (hingga 20%).

7. Cara mengatasi wabah penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak adalah tingkatkan imunitas ternak dengan memperbaiki pakan dan terapi supportif seperti vitamin dan mineral agar ternak mampu melawan virus PMK.

8. Cara mengatasi wabah penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak adalah segera melaporkan jika ada ternak yang menunjukkan gejala klinis mengarah pada PMK pada petugas peternakan setempat.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya