Liputan6.com, Jakarta Kepopuleran film KKN di Desa Penari membuatnya menjadi film horor terlaris sepanjang masa di Indonesia. Film ini sendiri diketahui diadaptasi dari sebuah cerita horor viral di media sosial Twitter pada 2019 lalu.
Menurut sang penulis, cerita KKN di Desa Penari merupakan kisah nyata yang dialami oleh sekelompak mahasiswa yang mengikuti program Kuliah Kerja Nyata atau KKN. Usai viral hingga dibukukan, cerita KKN di Desa Penari ini telah ramai dibahas dan diangkat ke dalam layar lebar.
Baca Juga
Film KKN di Desa Penari sendiri sebelumnya telah direncanakan tayang pada Maret 2020 lalu serta 24 Februari. Namun, film yang diproduseri oleh Manoj Punjabi ini akhirnya resmi rilis pada 30 April 2022 lalu.
Advertisement
Seiring dengan kepopuleran film tersebut, beberapa fakta terkait lokasi syuting film pun bermunculan. Bahkan, diketahui lokasi film syuting Aulia Sarah dan kawan-kawan ini mengambil lokasi di Padukuhan Ngluweng, Kalurahan Ngleri, Kapanewon Playen, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta.
Dalam proses syutingnya, pihak rumah produksi diketahui menggunakan 4 rumah, yaitu rumah milik Ngadinah, Ngatimin, Marsono, dan Ngadiyo. Namun, baru-baru ini diketahui rumah milik Ngadiyo disebut-sebut dijual karena suasana rumah yang dianggap menyeramkan usai syuting.
Dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, berikut ini beberapa fakta terkait rumah tempat syuting KKN di Desa Penari yang dijual oleh pemiliknya, Jumat (20/5/2022).
1. Dijual dengan harga Rp 60 juta
Rumah milik Mbah Ngadiyo yang dijadikan sebagai lokasi syuting KKN di Desa Penari diketahui dijual oleh pihak keluarga. Rumah tersebut pun disebut-sebut dijual dengan harga Rp 60 juta.
Pihak keluarga memilih menjual rumah tersebut pasalnya tak lama usai syuting berakhir, Mbah Ngadiyo sang pemilik rumah meninggal dunia. Meski banyak rumor yang beredar, namun meninggalnya Mbah Ngadiyo diketahui karena faktor usia serta penyakit yang diidapnya.
Advertisement
2. Sang istri pilih tinggal dengan anak-anaknya
Tak sampai disitu saja, usai meninggalnya Mbah Ngadiyo, sang istri memilih untuk tinggal bersama dengan anak-anaknya. Ia mengungkapkan jika kondisi rumah usai dijadikan tempat syuting KKN di Desa Penari semakin seram hingga membuatnya merasa ketakutan. Bahkan, anak-anaknya serta cucu-cucunya tak ada lagi yang mau menempati rumah tersebut.
3. Lokasi rumah dikelilingi pohon bambu
Lokasi rumah Mbah Ngadiyo sendiri dipilih karena letaknya yang cukup terpencil. Bahkan, di sekeliling rumah tersebut ditumbuhi dengan pohon bambu. Hal ini pun menjadikan hawa rumah tersebut cukup dingin dan seram. Selain itu, lokasi tersebut juga dijadikan sebagai syuting film horor hingga menambah hawa mistis yang ada.
Bahkan, warga sekitar juga menyebutkan jika rumah Mbah Ngadiyo terlihat seram karena dibiarkan kosong sejak pemiliknya meninggal dunia. Namun, diketahui pula, jika hasil dari rumah yang disewa untuk syuting tersebut mampu untuk membeli sebidang tanah.
Advertisement
4. Adanya cerita mistis yang beredar
Bukan hanya lokasi yang berada di tempat terpencil dan dikelilingi oleh bambu saja yang membuat rumah tersebut seram. Namun, ada pula cerita mistis yang beredar di masyarakat sekitar.
Hal ini bermula saat seorang warga yang ingin memberikan zakat mal ke rumah tersebut. Saat warga mengetuk pintu dan memberikan salam, terdengar jawaban dari balik pintu. Akan tetapi setelah warga tersebut menunggu cukup lama tidak ada orang yang membukakan pintu tersebut. Akhirnya, ia memilih untuk pergi ke rumah warga lainnya.
Akan tetapi, dalam perjalanan warga tersebut bertemu dengan cucu sang pemilik rumah. Ia pun menanyakan penghuni rumah tersebut. Akan tetapi sang cucu menyebutkan jika kakek dan neneknya tidak berada di rumah, serta rumah tersebut dalam keadaan kosong. Sontak saja jawaban cucu pemilik rumah membuat warga tersebut merasa takut karena ada yang menjawab salam dari dalam rumah sebelumnya.