Liputan6.com, Jakarta Liberalisme adalah suatu pandangan filsafat politik dan moral yang berlandaskan pada kebebasan. Sementara itu dikutip dari Britannica, liberalisme adalah doktrin politik yang mengedepankan perlindungan dan kebebasan individu sebagai tujuan utama proses politik.
Baca Juga
Advertisement
Penganut liberalisme meyakini bahwa pemerintah diperlukan untuk melindungi individu agar tidak dirugikan oleh orang lain. Akan tetapi di sisi lain, mereka juga mengakui bahwa pemerintah sendiri dapat menimbulkan ancaman bagi kebebasan.
Liberalisme adalah paham politik yang masih dianggap relevan sehingga masih bisa bertahan hingga saat ini. Banyak negara menganut paham liberalisme. Contoh negara penganut liberalisme antara lain, Amerika Serikat, Prancis, Belanda, Jepang, Kanada, Selandaia Baru, dan masih banyak lagi.
Liberalisme adalah salah satu istilah yang paling sering disalahpahami. Liberalisme adalah suatu istilah yang lebih sering dipahami sebagai paham penganut kebebasan yang sebebas-bebasnya tanpa aturan.
Di Indonesia, liberalisme adalah sesuatu yang lebih sering dipahami sebagai kebebasan sebebas-bebasnya. Untuk menghindari kesalahpahaman ini, penting memahami liberalisme mulai dari hal yang paling mendasar.
Berikut adalah pengertian liberalisme, termasuk ciri-ciri yang membedakannya dengan paham lain, seperti yang sudah dirangkum Liputan6.com, Kamis (15/9/2022).
Pengertian Liberalisme
Secara etimologis, kata-kata seperti liberal, liberty, libertarian dan libertine semuanya berakar dari kata dalam bahasa Latin liber, yang berarti "bebas".
Liberalis juga merupakan turunan dari kata liber. Ide sentral dari semua kata ini adalah kebebasan atau liberty. Liberal juga menunjukkan kedermawanan atau keterbukaan pikiran. Keterbukaan/kedermawanan menunjukkan kebebasan dalam mengambil makanan, minuman, sikap sosial, perilaku dan pemilihan alternatif.
Maka tidak mengherankan jika liberalisme adalah sesuatu yang selalu dikaitkan dengan kebebasan. Pada Abad Pertengahan ketika orang Prancis menggunakan kata liber, itu berarti bahwa orang akan memiliki kebebasan untuk memilih, berpikir, dan mengungkapkan gagasan.
Selain itu, ada sejumlah pengertian lain tentang liberalisme. Menurut Oxford Concise Dictionary of Politics, dikutip dari Political Science, liberalisme adalah keyakinan bahwa tujuan politik adalah untuk melestarikan hak-hak individu dan untuk memaksimalkan kebebasan memilih.
Dari pengertian tersebut, setidaknya ada empat poin penting yang bisa diambil dari liberlisme.
(1) Liberalisme adalah kebebasan dan pilihan.
(2) Liberalisme adalah kredo politik yang sistematis.
(3) Liberalisme adalah manifestasi akal dan toleransi dalam menghadapi tradisi dan absolutisme.
(4) Liberalisme adalah paham tentang kebebasan (freedom), kesetaraan, dan liberty.
Lebih dari itu, liberalisme adalah sebuah paham dan keyakinan yang masih berkembang sampai sekarang. Jadi, liberalisme adalah istilah yang pengertiannya pun juga berkembang. Arti liberalisme dari periode ke periode bisa saja memiliki manifestasi yang berbeda.
Misalnya saja pada suatu periode, liberalisme adalah sesuatu yang dipahami sebagai gerakan intelektual yang tujuannya adalah untuk mengekang kekuasaan dan otoritas negara dan untuk menjamin kebebasan individu. Sementara itu, dalam pengertian modern, liberalisme adalah sesuatu yang memiliki manifestasi berupa ideologi dan gerakan yang tujuannya adalah untuk memperkuat tujuan, kemajuan, dan lain-lain.
Advertisement
Sejarah Liberalisme
Liberalisme adalah gagasan yang sebenarnya telah ada dalam filsafat Yunani Kuno. Tidak hanya itu, ide tentang liberalisme juga ada dalam filsafat Timur sejak periode Song dan Ming.
Namun, perkembangan mengenai gagasan liberalisme mulai berkembang ketika memasuki zaman Renaissance pada abad ke-16 sampai abad ke-19. Zaman itu menjadi zaman pencerahan yang menandai ide-ide liberalisme lebih terwujud.
Terlebih lagi di zaman Renaissance menjadi awal runtuhnya kekuasaan gereja yang mendominasi hampir di setiap aspek kehidupan manusia pada saat itu.
Kelahiran liberalisme juga dipicu kebijakan merkantilis, di mana pemerintah terlalu banyak campur tangan dalam urusan ekonomi, termasuk melakukan monopoli perdagangan.
Filsuf John Locke sering dianggap sebagai tokoh pencetus liberalisme, sebuah tradisi yang didasarkan kontrak sosial, dengan alasan bahwa setiap orang memiliki hak alami untuk hidup, atas kebebasan dan properti dan pemerintah tidak boleh melanggar hak-hak ini.
Para pemimpin dalam Revolusi Agung Inggris tahun 1688, Revolusi Amerika tahun 1776, dan Revolusi Perancis tahun 1789 menggunakan filosofi liberal untuk menggulingkan kedaulatan kerajaan yang absolut dengan senjata. Liberalisme mulai menyebar dengan cepat terutama setelah Revolusi Perancis.
Pada abad ke-19, banyak pemerintahan liberal didirikan di sebagian besar negara-negara di Eropa dan Amerika Selatan. Di Inggris era Victoria, liberalisme digunakan untuk mengkritik institusi politik yang mapan, dengan merujuk pada ilmu pengetahuan dan akal budi atas nama rakyat.
Liberalisme sempat mendapatkan perlawanan dari paham komunisme, konservatisme dan sosialisme. Namun, selama abad ke-20, ide-ide liberal justru menyebar lebih luas, terutama di Eropa Barat, ketika demokrasi liberal tampil sebagai pemenang dalam kedua perang dunia.
Ciri-Ciri Liberalisme
Liberalisme adalah paham yang memiliki ciri-ciri atau karakteristik yang membedakannya dengan ideologi lain, seperti komunisme, konservatisme, dan sosialisme.
Adapun ciri-ciri liberalisme adalah sebagai berikut:
a. Liberalisme mengedepankan kebebasan dan hak individu. Nilai-nilai nasionalisme berada di bawah hak individu.
b. Menurut pandangan liberalisme, negara dan politik hanyalah alat untuk mencapai tujuan individu.
c. Setiap individu memiliki kebebasan untuk berpikir, mengungkapkan gagasan, memeluk keyakinannya masing-masing, dan tinggal.
d. Pemerintah yang demokratis, di mana kekuasaan berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
e. Di bidang ekonomi, ditandai dengan adanya pasar bebas.
Advertisement
Konsep Kebebasan dalam Liberalisme
Liberalisme mengenal dua konsep kebebasan, yakni freedom dan liberty. Dua konsep tersebut memang sama-sama mengacu pada kebebasan. Namun keduanya adalah dua hal berbeda.
Liberty dalam liberalisme adalah keadaan bebas dari pembatasan atau kontrol yang menindas yang dipaksakan oleh otoritas atas cara hidup, pikiran, dan perilaku seseorang. Sedangkan freedom adalah kekuatan atau hak seseorang untuk bertindak, berbicara, atau berpikir sesuai keinginan.
Letak perbedaan di antara keduanya adalah, jika freedom adalah suatu hak atau kekuasaan di mana seseorang bebas melakukan apa pun yang dia mau, sementara liberty adalah penggunaan kebebasan yang bertanggung jawab tanpa merampas kebebasan orang lain.
Dengan kata lain, freedom adalah kemungkinan seseorang untuk melakukan sesuatu seluas-luasnya, sedangkan liberty adalah kebebasan yang bertanggung jawab tanpa merampas kebebasan orang lain.