Liputan6.com, Jakarta Kondisi henti jantung merupakan penyebab kematian tertinggi di berbagai belahan dunia. Padahal risiko kematian akibat kondisi henti jantung ini bisa diturunkan atau bahkan dicegah jika mengetahui caranya. Salah satu cara untuk mengurangi risiko kematian akibat dari henti jantung adalah Cardiopulmonary Resuscitation atau yang sering disebut sebagai CPR.
CPR merupakan teknik pertolongan pertama yang dapat menyelamatkan jiwa seseorang dari kematian akibat kondisi henti jantung. CPR atau resusitasi jantung paru dilakukan dengan tujuan agar darah dan oksigen tetap terdistribusi ke seluruh tubuh ketika jantung dan pernapasan seseorang telah berhenti, demikian seperti dilansir dari Healthline.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Misalnya dalam kasus serangan jantung, ini adalah kondisi di mana aliran darah ke jantung tersumbat, namun belum mengalami kondisi henti jantung. Tentu saja kondisi ini perlu mendapatkan penanganan medis dengan segera. Hanya saja, butuh waktu sampai pertolongan medis datang. Sampai pertolongan medis datang diperlukan CPR untuk memberikan untuk menjaga darah terus mengalir dan terdistribusi ke seluruh tubuh.
CPR sebenarnya merupakan teknik penting yang perlu diketahui semua orang. Jadi ketika ada seorang teman atau kerabat mengalami serangan jantung, kita bisa memberikan pertolongan pertama untuk menyelamatkan jiwa seseorang sampai pertolongan medis datang. Lalu bagaimana cara melakukan CPR?
Berikut adalah langkah-langkah atau cara melakukan CPR untuk menyelamatkan jiwa seseorang, seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin (31/10/2022).
Teknik CPR
Sebelum membahas mengenai cara melakukan CPR, penting untuk membahas lebih dulu mengenai teknik CPR. CPR sendiri dibedakan menjadi dua berdasarkan tekniknya, yakni CPR hands only saja dan CPR dengan napas.
CPR hands only merupakan teknik CPR yang dilakukan dengan menekan dada seseorang dengan tangan. Teknik ini dilakukan dengan cara menekan dada secara berulang-ulang dengan cepat. Cara melakukan CPR ini disebut sebagai kompresi dada. Tujuan dari gerakan ini adalah mencegah aliran darah berhenti mengalir. Dengan kata lain, cara melakukan CPR ini dapat membantu darah mengalir ke seluruh tubuh.
Teknik CPR yang kedua adalah teknik CPR dengan napas. Teknik ini juga disebut sebagai napas buatan. Cara melakukan CPR ini adalah dengan memberikan napas buatan dari mulut ke mulut. CPR ini dilakukan dengan tujuan agar tubuh korban mendapatkan asupan oksigen lebih banyak di saat-saat kritis sampai pertolongan medis datang.
Lalu teknik CPR yang mana yang harus kita gunakan ketika seseorang mengalami kondisi kritis? Bagi yang belum pernah mendapatkan pelatihan CPR sebelumnya, teknik kompresi dada bisa menjadi tekni yang bisa Anda pilih, karena teknik ini dinilai relatif lebih mudah. Apalagi tidak setiap orang bisa merasa nyaman dengan memberikan napas buatan dari mulut ke mulut.
Namun, jika Anda sudah terlatih dan berpengalaman melakukan CPR, Anda bisa menggunakan teknik CPR tradisional atau CPR dengan napas buatan. CPR tradisional cocok untuk siapa saja yang mengalami serangan jantung, termasuk orang dewasa, remaja, anak-anak, dan bayi.
Baik CPR tangan dan CPR dengan napas melibatkan kompresi dada. Ketika seseorang mengalami serangan jantung, jantung telah berhenti dan tidak dapat memompa darah ke seluruh tubuh. Kompresi dada menciptakan kembali gerakan pemompaan ini sehingga darah bersirkulasi ke organ vital dan seluruh tubuh.
Tingkat kompresi adalah jumlah kompresi yang harus Anda lakukan dalam 1 menit. Menurut rekomendasi American Heart Association, untuk CPR tangan-saja adalah 100 hingga 120 kompresi per menit. Penting untuk membiarkan dada kembali ke atas setelah setiap push-down.
Advertisement
Cara Melakukan CPR
Setidaknya ada empat langkah penting yang perlu dilakukan untuk melakukan CPR. Yang pertama adalah mengenali kondisi korban, kemudian meminta bantuan, menilai kondisi korban, lalu memberikan kompresi dada.
1. Mengenali Kondisi Korban
Penting untuk mengetahui kondisi korban sehingga kita bisa tahu apa yang harus dilakukan untuk memberikan bantuan. Cara mengetahui kondisi korban adalah dengan cara berteriak/menepuk-nepuk, atau menggoyangkan bahu korban. Setelah itu, periksa pernapasan korban. Jika korban tidak bernapas atau bernapas secara abnormal (terengah-engah), kita harus mengasumsikan bahwa korban mengalami henti jantung.
2. Meminta Bantuan Medis
Setelah mengetahui kondisi korban mengalami henti jantung. Segera meminta bantuan. Anda bisa berteriak agar orang disekitar menyadari bahwa ada yang butuh pertolongan. Selain itu Anda juga bisa langsung menelepon nomor darurat ke nomor 119. Jika kondisi kritis ini terjadi di rumah sakit, segera aktifkan sistem kode sistem Code Blue.
3. Amankan Korban
Setelah memastikan kondisi korban dan meminta bantuan, kita bisa melakukan tindakan untuk mengamankan korban. Adapun langkah untuk mengamankan korban, seperti dilansir dari laman Kementerian Kesehatan, adalah dengan langkah 3A dan MARCH. Adapun 3A adalah Aman diri, Aman pasien/korban, dan Aman lingkungan.
Sedangkan MARCH adalah langkah penanganan berdasarkan kondisi Massive hemorrhage, Airway, Respiration(Breathing), Circulation, Head Injury.
a. Massive hemorrhage
Massive hemorrhage adalah kondisi pendarahan yang besar. Kondisi ini dapat mengancam jiwa seseorang. Jika hal ini terjadi, ekspose/buka pakaian pada bagian yang cedera, lalu lakukan tekanan pada luka untuk menghentikan pendarahan.
b. Airway
Airway adalah memeriksa apakah terdapat gangguan pada pernapasan korban. Kita bisa mengajak pasien berbicara untuk mengetahui respons korban. Jika tidak ada respons, kita bisa membuka jalan nafas dengan melakukan jaw thrust/chin lift, yaitu dengan dengan meletakkan telapak tangan pada dahi korban dan menengadahkan kepala korban. Gunakan tangan yang lain untuk menarik dagu korban sehingga jalan napas dapat terbuka.
Jika korban bisa merespon, biarkan dia mencari posisi yang nyaman untuk menjaga jalannya napas.
c. Respirasi
Pada bagian ini, kita harus bisa mengenali kondisi korban, apakah dia berpanas atau tidak. Lihat apakah dada korban mengembang secara simetris atau tidak. Selain itu, pastikan untuk memposisikan korban di posisi yang senyaman mungkin. Longkarkan pakaiannya dan jangan dikerubungi agar dia dapat bernapas dengan lega.
d. Circulation
Ini adalah tindakan untuk memeriksa sirkulasi peredaran darah. Ini bisa dilihat dari kondisi tangan dan kaki korban, apakah pucat, dingin, dan lembap. Kemudian periksa apakah ada pendarahan. Jika iya, segera tutup dan tekan lukan untuk menghentikan pendarahan.
e. Head Injury - hipotermia
Ini adalah langkah untuk memeriksa apakah ada tanda-tanda trauma di kepala. Caranya adalah dengan melihat apakah ada pendarahan di hidung atau telinga. Untuk memeriksa apakah korban mengalami hipotermia, lihat apakah pasien menggigil, pucat, dan kedinginan.
Penting untuk mengetahui kondisi korban apakah mengalami hipotermia atau tidak, sebab kondisi ini akan menurunkan fungsi pembekuan darah. Jika pasien mengalami hipotermia, segera ganti pakaian basah, selimuti pasien, dan matikan AC.
Â
Cara Melakukan CPR
4. Cara Melakukan CPR Hands Only atau Kompresi Dada
CPR hands only atau kompresi dada perlu dilakukan jika korban mengalami gejala henti jantu. Kompresi dada yang efektif dilakukan dengan prinsip push hard, push fast, minimal interruption, complete recoil.
Pastikan sebelum melakukan CPR hands only atau kompresi dada, korban harus dibaringkan di tempat dengan permukaan yang rata. Posisi dan bentuk tangan penolong juga memengaruhi keberhasilan CPR hands only atau kompresi dada. Jadi, pastikan tumit tangan di bagian bawah tulang dada korban dan meletakkan tumit tangan yang lain di atas tangan yang pertama.
Setelah itu berikan kompresi dada dengan kedalaman kurang lebih 2 inci/ 5cm. Lakukan tekanan dengan gerakan naik turun dengan cepat. Adapun kompresi dada yang ideal dilakukan dengan frekuensi 100-120 kali per menit. Dalam memberikan kompresi dada berikan waktu bagi dada korban untuk mengembang kembali agar aliran darah ke berbagai organ tidak berkurang.
Seperti yang dibahas sebelumnya, posisi tangan sangat memengaruhi tingkat keberhasilan CPR hands only atau kompresi dada. Jika korban adalah orang dewasa, letakkan tumit salah satu tangan di tengah dadanya, di antara puting susu. Letakkan tangan yang lain di atas yang pertama. Kaitkan jari-jari Anda dan angkat sehingga hanya tumit tangan Anda yang tersisa di dadanya.
Jika korban adalah bayi, kompresi dada cukup diberikan dengan melakukan tekanan di bagian tengah dada dengan dua jari saja, jari telunjuk dan jari tengah.
Advertisement
Cara Melakukan CPR
5. Cara Melakukan CPR dengan Napas Buatan
Napas bantuan dapat diberikan dengan berbagai cara. Cara pertama, bantuan napas dari mulut ke mulut, cara ini dilakukan dengan membuka jalan napas korban, menutup hidung korban, dan memberikan napas bantuan dalam waktu 1 detik.
Cara melakukan CPR dengan bantuan secara detail adalah sebagai berikut:
a. Lakukan Kompresi Dada
Setelah memeriksa tempat kejadian untuk keselamatan dan menempatkan orang tersebut pada permukaan yang rata dan kokoh, lakukan kompresi dada sebanyak 30 kali.
b. Buka Jalan Napas
Letakkan telapak tangan Anda di dahi orang tersebut dan miringkan kepala Anda ke belakang. Perlahan angkat dagunya ke depan dengan tangan Anda yang lain.
c. Berikan Napas Buatan
Setelah jalan napas terbuka, tutup lubang hidung, dan tutup mulut orang tersebut dengan masker wajah CPR untuk membuat segel. Untuk bayi, tutup mulut dan hidung dengan masker. Jika masker tidak tersedia, tutup mulut orang tersebut dengan mulut Anda.
Berikan dua napas bantuan, masing-masing berlangsung sekitar 1 detik. Perhatikan dada mereka naik setiap kali napas bantuan diberikan. Jika tidak, ubah posisi masker wajah dan coba lagi.
Pemberian volume udara yang berlebihan harus dihindari karena dapat memperburuk kondisi korban, sesuaikan dengan volume saat menarik napas dan membuang napas secara biasa dari paru manusia normal. Lakukan sebanyak 5 siklus, baru cek denyut nadi setelah itu.
d. Lanjutkan Kompresi Dada
Berikan 30 kompresi dada, setelah dua napas bantuan sampai orang tersebut mulai bernapas atau sampai bantuan medis tiba. Jika korban mulai bernapas, minta dia berbaring miring dengan tenang sampai bantuan medis tiba di tempat kejadian.
Demikian adalah cara melakukan CPR untuk menyelamatkan jiwa seseorang dari risiko kematian akibat dari kondisi henti jantung. Menguasai teknik ini tentu akan sangat bermanfaat jika kita berada di kondisi kritis, di mana seseorang mengalami henti jantung.