Liputan6.com, Jakarta Penyakit demam berdarah(DBD) sudah tak asing lagi di telinga masyarakat Tanah Air. Tak heran jika sebagai negara tropis, Indonesia menjadikan DBD sebagai pembunuh nomor satu. Kasusnya sendiri sampai dengan minggu ke-39 tahun 2022 mencapai 94.355 kasus, menurut Kemenkes RI.
Baca Juga
Advertisement
Namun kini kehati-hatian wajib ditingkatkan dalam mencegah adanya nyamuk demam berdarah. Kini tak hanya sekedar menerapkan 3 M (mengubur menguras menutup). Butuh pestisida yang lebih kuat untuk membasmi nyamuk demam berdarah yang kini sudah berevolusi.
Sebuah penelitian yang dilakukan ilmuwan asal Jepang, Shinji Kasai bersama timnya telah mengkaji nyamuk-nyamuk dari beberapa negara di Asia serta Ghana. Mereka menemui mutasi telah menyebabkan nyamuk-nyamuk demam berdarah mampu bertahan dengan bahan kimia.
Perdebatan ini tiba pada penggunaan fogging yang ternyata juga makin kebal pada nyamuk demam berdarah. Bahkan nyamuk aedes aegypti ini dijuluki sebagai “nyamuk demam berdarah super”.
Lantas seperti apa penanganan nyamuk demam berdarah yang kini telah berevolusi makin kebal racun ini? Berikut Liputan6.co merangkum penjelasannya melansir dari Siakap Keli, Rabu (11/1/2023).
Nyamuk DBD Super Kebal Racun
Berbagai produk pembasmi nyamuk memang sudah banyak ditemui di pasaran. Selain terbilang lebih ramah lingkungan, racun nyamuk atau pestisida bisa membunuh nyamuk seketika. Namun penghuni rumah harus lebih waspada menghadapi ancaman nyamuk.
“Di Kemboja, lebih daripada 90 peratus nyamuk jenis Aedes aegypti memiliki kombinasi beberapa mutasi dan menghasilkan daya kekebalan yang sangat tinggi,” kata Kasai kepada AFP.
Lantas kawasan yang terdampak demam berdarah kerap melakukan fogging untuk membasmi nyamuk. Hingga timbul pertanyaan apakah nyamuk demam berdarah super ini bisa dimatikan dengan fogging pada umumnya.
Wajar jika was-was, mengingat nyamuk aedes aegypti menyebabkan demam berdarah dan menjangkiti 100 hingga 400 juta manusia setahun menurut WHO. Para peneliti mengungkapkan mereka membutuhkan racun yang lebih kuat untuk membasmi nyamuk demam berdarah super.
Advertisement
Butuh Dosis Racun Hingga 1.000 Kali
Shinji Kasai menemukan bahwa beberapa jenis nyamuk memiliki kekebalan hingga 1.000 kali, dibandingkan dengan 100 kali yang terlihat sebelumnya.
Artinya, kadar insektisida yang biasa digunakan untuk membunuh hewan tersebut, yang dulu mampu membunuh hampir 100 persen populasi serangga, kini hanya mampu membunuh sekitar tujuh persen.
Mereka menyebut, dosis racun yang memiliki kekuatan sepuluh kali ganda hanya mampu membunuh 30 peratus nyamuk yang memiliki kekebalan super.
“Tingkat kekebalan nyamuk yang kami temukan di Kamboja dan Vietnam sangat berbeda,” kata Kasai, yang juga menjabat sebagai Direktur Departemen Kedokteran Entomologi, Institut Penyakit Menular Nasional Jepang .
Ia mengatakan, metode eliminasi baru atau racun yang lebih kuat perlu dikembangkan, namun pihak berwenang juga perlu memikirkan metode lain untuk melindungi masyarakat, seperti vaksin.