Gejala Campak pada Anak, Pahami Penyebab, Cara Mencegah dan Cara Mengatasinya

Anak yang terpapar virus biasanya menunjukkan gejala 7–14 hari kemudian.

oleh Mabruri Pudyas Salim diperbarui 19 Jan 2023, 21:05 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2023, 21:05 WIB
Ilustrasi Campak | KlikDokter
Ilustrasi Campak | KlikDokter

Liputan6.com, Jakarta Campak merupakan jenis penyakit yang sangat menular dan bisa menimbulkan dampak yang serius, termasuk kematian. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), anak-anak yang belum mendapatkan vaksin merupakan sosok yang sangat rentan terserang campak. Selain anak-anak, wanita hamil yang belum mendapatkan vaksin campak juga memiliki risiko yang tinggi terserang penyakit campak.

Campak adalah penyakit yang lumayan sering terjadi di negara-negara berkembang, dengan fasilitas kesehatan yang belum memadai. Bahkan campak menjadi salah satu penyebab kematian terbesar di negara berkembang.

Menurut data dari WHO, lebih dari 95 persen kematian akibat campak terjadi di negara-negara dengan pendapatan per kapita rendah dan infrastruktur kesehatan yang lemah.

Mengingat betapa seriusnya dampak dari penyakit campak, penting bagi kita untuk mengetahui setiap gejalanya agar dapat mengambil langkah pertolongan sebelum penyakit semakin parah. Oleh karena itu, artikel ini akan membahas gejala, penyebab, dan cara mengatasi campak, seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, kamis (19/1/2023).

Penyebaran Virus Campak

Campak adalah salah satu penyakit paling menular di dunia. Campak merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus yang menyebar melalui batuk dan bersin, atau kontak langsung dengan sekret hidung atau tenggorokan yang terinfeksi.

Wabah campak dapat mengakibatkan epidemi yang menyebabkan kematian, terutama pada anak-anak yang kekurangan gizi. Beberapa orang menganggap campak hanya sebagai ruam kecil dan demam yang dapat sembuh dalam beberapa hari. Akan tetapi, campak dapat menyebabkan komplikasi kesehatan yang serius, terutama pada anak di bawah usia 5 tahun.

Seseorang dapat terinfeksi virus campak ketika menghirup atau melakukan kontak langsung dengan cairan yang terkontaminasi virus. Virus dapat masuk ke dalam tubuh melalui tetesan yang disemprotkan ke udara ketika seseorang dengan campak bersin atau batuk.

Penderita campak dapat menularkan penyakit ini mulai dari 4 hari sebelum timbul ruam hingga sekitar 4 hari setelahnya. Campak dapat dengan mudah menular ketika seseorang mulai menimbulkan gejala demam, pilek, dan batuk.

Gejala Campak pada Anak

Ilustrasi campak | folhavitoria
Ilustrasi campak | folhavitoria

Anak yang terpapar virus biasanya menunjukkan gejala 7–14 hari kemudian. Gejala campak yang biasanya muncul pertama kali adalah demam tinggi, yang dimulai sekitar 10 hingga 12 hari setelah terpapar virus. Demam tinggi tersebut biasanya berlangsung selama 4 hingga 7 hari.

Anak yang sudah terpapar virus campak biasanya juga akan mengalami gejala hidung meler, batuk, mata merah dan berair, dan muncul bintik-bintik putih kecil di pipi. Setelah itu, biasanya akan ruam di wajah dan leher bagian atas.

Selama sekitar 3 hari, ruam menyebar, akhirnya mencapai tangan dan kaki. Ruam berlangsung selama 5 sampai 6 hari, dan kemudian memudar. Rata-rata, ruam muncul 14 hari setelah terpapar virus dalam kisaran 7 hingga 18 hari.

Sebagian besar kematian terkait campak disebabkan oleh komplikasi yang terkait dengan penyakit tersebut. Komplikasi serius lebih sering terjadi pada anak-anak di bawah usia 5 tahun, atau orang dewasa di atas usia 30 tahun.

Komplikasi paling serius termasuk kebutaan, ensefalitis (infeksi yang menyebabkan pembengkakan otak), diare parah dan dehidrasi, infeksi telinga, infeksi pernapasan parah, dan infeksi seperti pneumonia.

Cara Mengatasi Campak pada Anak

3 Penyebab Bayi Demam dan Ruam Merah Serta Cara Mengobatinya
Tak selalu gejala campak, bayi demam dan ruam merah bisa menjadi pertanda penyakit lainnya. (FOTO:pexels/victoriaborodinova).

Jika anak menunjukkan gejala yang mengarah pada penyakit campak, segera cari pertolongan medis. Dokter akan meresepkan obat yang akan meredakan gejala yang ditimbulkan oleh infeksi virus campak. Sebab menurut WHO, tidak ada pengobatan antivirus khusus untuk virus campak.

Selain pengobatan untuk mengurangi gejala campak, penting untuk memberikan asupan nutrisi yang baik, termasuk asupan cairan yang cukup untuk menghindari dehidrasi. Jika gejala terjadi infeksi mata dan telinga, biasanya dokter juga akan meresepkan antibiotik untuk mengobati kondisi tersebut.

Semua anak yang didiagnosis campak harus menerima dua dosis suplemen vitamin A, diberikan dalam selang waktu 24 jam. Perawatan ini memulihkan kadar vitamin A yang rendah selama campak yang terjadi bahkan pada anak-anak dengan gizi baik dan dapat membantu mencegah kerusakan mata dan kebutaan. Suplemen vitamin A juga telah terbukti mengurangi jumlah kematian akibat campak.

Cara Mencegah Campak

Anak-Anak Saat Divaksin Campak Hingga Polio
Perawat dibantu kader Posyandu menyuntikan vaksin campak, vaksin pentabio berisi vaksin DPT, Hepatitis B dan Haemophilus Influenzae dan Imunisasi Polio terhadap anak di RW 09, Kelurahan Pondok Benda, Tangerang Selatan, Senin (14/12/2020). (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Satu-satunya cara untuk mencegah campak adalah dengan vaksinasi. Oleh karena itu, orang tua harus memastikan bahwa anak-anaknya harus mendapatkan vaksinasi campak secara rutin. WHO telah menjamin bahwa penggunaan vaksin campak pada anak cukup efektif untuk mencegah campak. Selain itu, vaksin campak juga terbukti aman untuk digunakan pada anak.

Vaksin campak sering digabungkan dengan vaksin rubella dan/atau gondong. Vaksin-vaksin tersebut sama-sama aman dan efektif, baik digunakan secara bersamaan maupun sendiri-sendiri.

Penting bagi setiap anak untuk mendapatkan vaksin campak tepat waktu. Semakin banyak anak yang mendapatkan vaksin campak, maka hal itu dapat penyebaran penyakit, dan membantu mencegah wabah.

Menurut rekomendasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) anak sudah bisa mendapatkan vaksin campak ketika sudah berusia 9 bulan. Selanjutnya, anak harus mendapatkan suntikan vaksin booster ketika usianya sudah 18 bulan, dan ketika anak masuk sekolah dasar, yakni sekitar usia 6-7 tahun.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya