Liputan6.com, Jakarta Apa yang terlintas di benak Anda ketika mendengar tentang bidadari surga? Sebagian besar yang terbesit dalam pikiran ketika mendengar tentang bidadari surga adalah sosok cantik, suci, dan menawan.
Gambaran bidadari surga yang cantik, suci, dan menawan tentu tidak salah. Namun, ada hal yang dapat memberikan gambaran yang lebih tepat dan detail lagi tentang bidadari surga.
Advertisement
Baca Juga
Dalam ajaran agama Islam, apa yang kita sebut sebagai bidadari surga bukan semata-mata dongeng belaka. Pembahasan mengenai bidadari surga bahkan muncul dalam sejumlah ayat Alquran dan hadits.
Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Waqi’ah Ayat 22-23, yang artinya:
“Dan ada bidadari-bidadari bermata jeli,laksana mutiara yang tersimpan baik.” (QS. Al-Waqi’ah Ayat 22-23)
Itu hanya salah satu contoh ayat dalam Alquran yang membahas mengenai bidadari surga dengan segala kecantikan dan keindahannya. Selain itu masih banyak lagi ayat dalam Alquran yang menggambarkan sosok bidadari surga. Berikut penjelasannya seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (20/1/2023).
Bidadari Surga sebagai Kenikmatan Surgawi
Beriman kepada hari akhir merupakan salah satu poin dalam rukun iman. Tidak beriman seseorang jika tidak mengimani hari akhir. Pada hari akhir lah, semua perbuatan manusia akan mendapatkan balasannya. Jika berat timbangan amal buruknya, maka balasannya adalah neraka.
Sedangkan barang siapa yang berat timbangan amal baiknya, makan balasannya adalah surga dan segala kenikmatanannya. Salah satu kenikmatan surga yang akan diperoleh bagi orang-orang beriman dan beramal saleh adalah teman pendamping, yang tak lain adalah bidadari surga.
Rasulullah SAW bersabda,
“Orang yang mati syahid, memiliki 6 keistimewaan di sisi Allah swt swt swt: [1] Diampuni dosanya sejak tetes darah pertama, [2] Bisa melihat tempatnya di surga dan dilindungi dari adzab kubur. [3] Diberi rasa aman dari peristiwa kehancuran, [4] kepalanya diberi mahkota kewibawaan, satu berlian yang menempel di mahkota itu lebih baik daripada dunia seisinya, [5] Dinikahkan dengan 72 istri dari bidadari, [6] Diberi hak memberi syafaat 70 orang dari kerabatnya.” (HR. Turmudzi).
Sementara itu, riwayat lain menyebutkan jumlah pendamping surga yang berbeda-beda, di antaranya adalah riwayat Ahmad yang menyebutkan jumlah 72 bidadari selain wanita dunia.
Sesungguhnya, derajat paling rendah penghuni surga adalah baginya ada tujuh derajat dan ia ada dalam derajat keenam dan di atasnya adalah derajat ke tujuh.
Baginya sebanyak tiga ratus pelayan. Setiap pagi dan sore dihidangkan tiga ratus nampan hidangan dan aku tidak tahu kecuali beliau berkata dari emas. Dalam setiap nampan ada aneka warna makanan yang tidak sama dengan nampan yang lainnya.
Ia merasakan kelezatan awalnya sebagaimana merasakan kelezatan akhirnya. Dihidangkan minuman dari tiga ratus bejana. Warna dalam tiap bejana berbeda dengan bejana lainnya. Ia merasakan kelezatan awal dan juga akhirnya.
Kemudian ia berkata, ‘Wahai Tuhanku, kalau Engkau izinkan, aku akan memberi makan penghuni surga dan memberi minum mereka dan tiada berkurang sesuatu pun apa yang ada padaku.'
Ia mendapatkan tujuh puluh dua bidadari selain istri-istrinya di dunia. Seorang dari mereka mengambil tempat duduknya sepanjang satu mil.” (HR Ahmad)
Sejumlah riwayat tersebut, dapat dipahami bahwa bidadari surga merupakan salah satu balasan yang akan didapatkan oleh orang-orang yang beriman ketika di surga kelak.
Advertisement
Cantiknya Bidadari Surga
Sepertinya yang telah dibahas sebelumnya, bidadari surga selalu digambarkan sebagai sosok yang cantik, suci, dan tanpa cacat. Selain itu, masih ada ciri-ciri lain yang menunjukkan betapa cantiknya sosok bidadari surga. Berikut adalah gambaran betapa cantiknya bidadari surga menurut Alquran dan Hadits.
1. Suci
Bidadari surga adalah sosok perempuan suci. Dia tidak menstruasi, nifas, buang air kecil dan besar, meludah, keluar ingus, ataupun kotoran lainnya. Selain itu hatinya suci dari akhlak buruk, lisannya terjaga dari kata-kata kotor. Allah beriman dalam Surat Al-Baqarah ayat 25, yang artinya:
"Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan berbuat kebajikan, bahwa untuk mereka (disediakan) surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Setiap kali mereka diberi rezeki buah-buahan dari surga, mereka berkata, “Inilah rezeki yang diberikan kepada kami dahulu.” Mereka telah diberi (buah-buahan) yang serupa. Dan di sana mereka (memperoleh) pasangan-pasangan yang suci. Mereka kekal di dalamnya." (Al-Baqarah ayat 25).
2. Bermata Jeli seperti Mutiara
Selain suci, bidadari surga juga digambarkan sebagai sosok yang sangat cantik yang memiliki mata jeli seperti mutiara. Allah berfirman dalam surat QS al-Waqi’ah ayat 22-23, yang artinya:
“Dan ada bidadari-bidadari bermata jeli,laksana mutiara yang tersimpan baik.” (QS al-Waqi’ah ayat 22-23).
3. Terjaga Kehormatannya
Bidadari surga adalah sosok yang terjaga kehormataannya. Mereka menjaga pandangan dan terjaga dengan baik layaknya telur burung unta. Allah berfirman dalam surat Ash-Shaffat ayat 48-49, yang artinya:
"Di sisi mereka ada bidadari-bidadari yang tidak liar pandangannya dan jelita matanya, seakan-akan mereka adalah telur (burung unta) yang tersimpan dengan baik." (Ash-Shaffat ayat 48-49)
4. Perawan
Bidadari surga juga digambarkan sebegai sosok perawan yang belum tersentuh siapapun. Hal ini dijelaskan dalam Alquran QS al-Waqi’ah ayat 35-37, yang artinya:
“Sesungguhnya Kami menciptidakan mereka (Bidadari-bidadari) dengan langsung. Dan Kami jadikan mereka gadisgadis perawan. penuh cinta lagi sebaya umurnya.”(QS alWaqi’ah: 35-37)
5. Wangi
Selain digambarkan mengenai keindahan fisik dan akhlaknya, bidadari surga juga digambarkan sebagai sosok yang berbau harum. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sekiranya salah seorang bidadari surga datang ke dunia, pasti ia akan menyinari langit dan bumi dan memenuhi antara langit dan bumi dengan aroma yang harum semerbak. Sungguh tutup kepala salah seorang wanita surga itu lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
6. Sopan dan Pemalu
Bidadari surga juga digambarkan sebagai sosok yang sopan dan pemalu. Hal ini dijelaskan dalam Qs. Ar-Rahman: 56-58, yang artinya:
“Di dalam surga, terdapat bidadari-bidadari-bidadari yang sopan, yang menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin. Maka nikmat Rabbmu yang manakah yang kamu dustakan? Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan.” (Qs. Ar-Rahman: 56-58)
Yang pasti, bidadari surga digambarkan sebagai sosok yang nyaris sempurna dengan kecantikan fisik dan akhlaknya, serta suci dari apa pun.
Ainul Mardhiah, Bidadari Surga Tercantik
Tidak diragukan lagi jika bidadari surga adalah sosok yang sangat cantik. Namun di antara banyaknya bidadari surga, ada salah satu yang paling cantik. Bidadari itu bernama Ainul Mardhiah. Bidadari bernama Ainul Mardhiah itu hanya diberikan Allah SWT kepada orang-orang yang berjihad.
Nama Ainul Mardhiah berarti mata yang diridhai atau setiap pandangan yang melihatnya pasti akan menemukan keridhaan di hati. Kisah tentang bidadari surga tercantik ini telah diceritakan Hadits Nabi Riwayat Tirmidzi:
Ketika pagi hari di bulan Ramadhan, Nabi sedang memberikan targhib (ajakan untuk semangat berjihad) kepada pasukan Islam. Nabi pun bersabda, “Sesungguhnya orang yang mati syahid karena berjihad di jalan Allah, maka Allah akan menganugerahkannya Ainul Mardhiah, bidadari paling cantik di surga."
Salah satu sahabat yang masih muda yang mendengar cerita itu menjadi penasaran. Namun, karena malu kepada Nabi dan sahabat-sahabat lain, sahabat ini tidak jadi mencari tahu lebih dalam mengenai Ainul Mardhiah.
Waktu Dzuhur sebentar lagi, sesuai sunnah Rasul, para sahabat dipersilakan untuk tidur sejenak sebelum pergi berperang. Bersama kafilah perangnya pun sahabat yang satu ini tidur terlelap dan sampai bermimpi.
Di dalam mimpinya dia berada di tempat yang sangat indah yang belum pernah ia kunjungi sebelumnya. Dia pun bertemu dengan seorang wanita yang sangat cantik yang belum pernah ia lihat sebelumnya.
Ia pun bertanya kepada wanita tersebut, “Di manakah ini?”
“Inilah surga,” jawab wanita itu.
Kemudian sahabat ini bertanya lagi, “Apakah Anda Ainul Mardhiah?”
“Bukan, saya bukan Ainul Mardhiah. Kalau Anda ingin bertemu dengan Ainul Mardhiah, dia sedang berada di bawah pohon yang rindang itu.”
Didapatinya oleh sahabat itu seorang wanita yang kecantikannya berkali-kali lipat dari wanita pertama yang ia lihat.
“Apakah Anda Ainul Mardhiah?” tanya sahabat itu.
“Bukan, saya ini penjaganya. Kalau Anda ingin bertemu di sanalah singgasananya,” jawab sang bidadari.
Lalu sahabat ini pun pergi ke singgasana tersebut dan sampailah ke suatu mahligai. Didapatinya seorang wanita yang kecantikannya berlipat-lipat dari wanita sebelumnya yang sedang mengelap-ngelap perhiasan.
Sahabat ini pun memberanikan diri untuk bertanya, “Apakah Anda Ainul Mardhiah?”
“Bukan, saya bukan Ainul Mardhiah. Saya penjaganya di mahligai ini. Jika Anda ingin menemuinya, temuilah ia di mahligai itu,” jawab sang bidadari.
Pemuda itu pun beranjak dan sampailah ke mahligai yang ditunjukkan. Didapatinya seorang wanita yang kecantikannya berlipat-lipat dari wanita sebelumnya dan sangat pemalu.
Pemuda itu pun bertanya, “Apakah Anda Ainul Mardhiah?”
“Ya, benar saya Ainul Mardhiah,” jawab sang bidadari.
Pemuda itu pun mendekat, tetapi Ainul Mardhiah menghindar dan berkata, “Anda bukan seorang yang mati syahid.”
Seketika itu juga pemuda itu terbangun dari mimpinya. Dia pun menceritakan ceritanya ini kepada seorang sahabat kepercayaannya yang dimohonkan untuk merahasiakannya sampai ia mati syahid.
Komando jihad pun menggelora. Sahabat ini pun dengan semangatnya berjihad untuk dapat bertemu dengan Ainul Mardhiah. Ia pun akhirnya mati syahid.
Di petang hari ketika buka puasa, sahabat kepercayaan ini menceritakan mimpi sahabat yang mati syahid ini kepada Nabi.
Nabi pun membenarkan mimpi sahabat muda ini dan Nabi bersabda, “Sekarang ia bahagia bersama Ainul Mardhiah."
Advertisement