Buta Huruf sampai Usia 18 Tahun, Pria Ini Kini Berhasil Raih Gelar Profesor

Buta huruf di usia 18 tahun, pria ini justru berhasil raih gelar profesor sosiolog termuda di University of Cambridge.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 05 Mar 2023, 07:00 WIB
Diterbitkan 05 Mar 2023, 07:00 WIB
Buta Huruf di Usia 18 Tahun, Pria Ini Justru Berhasil Raih Gelar Profesor
Buta huruf di usia 18 tahun, pria ini justru berhasil raih gelar profesor sosiolog termuda di University of Cambridge. Sumber: Siakapkeli

Liputan6.com, Jakarta Buta huruf merupakan salah satu kondisi di mana orang cenderung memiliki kesulitan dalam membaca, menulis, dan memahami kata-kata serta kalimat. Buta huruf seringkali disebabkan oleh kurangnya pendidikan formal atau akses terhadap fasilitas pendidikan, baik itu di sekolah atau di rumah.

Akan tetapi hal ini justru tak berlaku bagi Jason Arday (37), seorang pria yang buta huruf semenjak umur 18 tahun. Demi impian dan tujuan hidup yang ingin dicapai, dirinya berhasil keluar sebagai sosiolog terkemuka dan profesor termuda di University of Cambridge.

Impian memang sering kali merupakan harapan yang besar, dan menginspirasi seseorang untuk mencapai hal-hal yang lebih baik, meskipun mungkin tidak selalu dapat dicapai secara langsung, atau dalam waktu dekat.

Lahir dan dibesarkan di Clapham, London selatan, Jason didiagnosis mengalami kesulitan belajar dan autisme pada usia tiga tahun. Dia bahkan tidak dapat berbicara sampai dia berusia 11 tahun, dan tidak dapat membaca atau menulis sampai dia berusia 18 tahun. Namun nasib baik berpihak padanya, Jason justru memiliki kelebihan tersendiri ketika dia cepat memahami situasi di sekitarnya.

Berikut ini potret Jason profesor termuda di University of Cambridge yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Sabtu (4/3/2023).

Latar belakang Jason

University of Cambridge
University of Cambridge

Di usianya yang sudah menginjak 37 tahun, prestasi yang diraih Jason membuka mata banyak orang saat mengetahui latar belakangnya. Belum lagi, universitas yang dimaksud adalah salah satu universitas paling bergengsi di dunia. Mengalami kesulitan belajar dan autisme pada usia tiga tahun, tak membuat pria kelahiran Clapham, London ini patah semangat, justru dia memiliki kelebihan tersendiri ketika dia cepat memahami situasi di sekitarnya.

Menurut Jason, dia suka mengamati apa yang terjadi di sekitarnya dan sering berpikir tentang kehidupan, termasuk mengapa banyak tunawisma dan mengapa perang terjadi.

"Dulu saya berpikir, jika saya tidak bisa menjadi pemain sepak bola atau snooker profesional, saya akan memilih untuk menyelamatkan dunia," kata Jason dalam sebuah wawancara dengan BBC.

Jason juga memberikan pujian kepada ibunya, yang mengenalkannya pada musik sebagai salah satu jalan menuju kesuksesannya. Saat itu, ibunya justru berharap musik dapat membantunya berbicara dan belajar, namun di luar dugaan ternyata juga memberikan dampak positif lainnya.

Kisah dalam meraih gelar

Buta Huruf di Usia 18 Tahun, Pria Ini Justru Berhasil Raih Gelar Profesor
Buta huruf di usia 18 tahun, pria ini justru berhasil raih gelar profesor sosiolog termuda di University of Cambridge. Sumber: Siakapkeli

Seiring berjalannya waktu, Jason mulai belajar membaca dan kemampuan bahasanya meningkat. Hal ini memicu kepercayaan diri dan keterampilannya, serta menanamkan kecintaan pada budaya populer yang menghasilkan beberapa studinya.

Belakangan, berkat bimbingan mentor dan tutor kampusnya Sandro Sandri, Jason berhasil memperoleh gelar Studi Pendidikan dan Pendidikan Jasmani dari University of Surrey. Tak berhenti sampai di situ saja, Jason juga mendaftar untuk berlatih sebagai guru Pendidikan Jasmani.

Di usia 22 tahun, pria ini kemudian memutuskan untuk melanjutkan studinya ke jenjang magister. Pada siang hari, ia bertugas sebagai guru Pendidikan Jasmani dan malamnya akan diisi dengan menulis makalah akademik dan mempelajari mata pelajaran sosiologi. Di waktu luangnya, Jason juga bekerja paruh waktu di beberapa supermarket untuk menutupi biaya kuliahnya.

“Saya tidak punya mentor dan tidak ada yang menunjukkan kepada saya bagaimana menulis makalah ini. Semua pengajuan ditolak mentah-mentah.

“Proses reviewnya sangat brutal, ada juga yang lucu tapi saya melihatnya sebagai pengalaman belajar dan perlahan saya mulai menyukainya,” imbuhnya.

Suatu hari, kerja kerasnya terbayar dan makalah penelitian pertamanya berhasil diterbitkan pada tahun 2018. Tiga tahun kemudian, ia berhasil menduduki posisi profesor Pendidikan Sosiologi di Fakultas Pendidikan Universitas Glasgow.

Jadi profesor di University of Cambridge

Buta Huruf di Usia 18 Tahun, Pria Ini Justru Berhasil Raih Gelar Profesor
Buta huruf di usia 18 tahun, pria ini justru berhasil raih gelar profesor sosiolog termuda di University of Cambridge. Sumber: Siakapkeli

Ketika Jason masih belajar untuk Doctor of Philosophy (PhD), dia telah membuat daftar beberapa tujuan yang ingin dicapai.

“Suatu hari, saya akan bekerja di Oxford atau Cambridge” kata Jason yang bersyukur mimpinya menjadi kenyataan. Mulai 6 Maret, Jason akan memulai karirnya sebagai Profesor di universitas tersebut.

“Pekerjaan saya kali ini difokuskan pada bagaimana kita dapat membuka lebih banyak kesempatan bagi yang kurang mampu dan memperkaya pendidikan tinggi,” kata Arday.

Merefleksikan percakapan dengan mentornya yang cukup memberi makna, Jason memuji mentornya.

"Sandro pernah mengatakan kepada saya: 'Saya pikir Anda bisa melakukan hal ini: saya pikir kami bisa menantang orang di seluruh dunia dan memenangkannya.'"

"Melihat ke belakang, saat itulah saya mulai percaya pada diri saya sendiri. Banyak akademisi yang mengatakan bahwa mereka pernah mengalami jatuh saat berada di bidang pekerjaan ini. Namun, sejak saat itu saya bertekad dan fokus: saya tahu ini akan menjadi tujuan saya," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya