Liputan6.com, Jakarta Maksiat adalah suatu sifat dari perbuatan yang wajib dihindari. Alasan maksiat adalah perbuatan yang wajib dihindari tidak hanya sekadar karena melanggar perintah dan larangan agama. Maksiat adalah perbuatan yang wajib dihindari karena lebih banyak menghadirkan madharat daripada manfaat.
Advertisement
Baca Juga
Advertisement
Salah satu contoh mudharat yang bisa muncul akibat dari perbuatan maksiat adalah diturunkannya bencana. Dalam pandangan ajaran agama Islam, bencana alam seperti gempa bumi, banjir, dan sebagainya merupakan bentuk hukuman yang diberikan kepada Allah SWT kepada para ahli maksiat.
Tidak hanya akan dibalas di dunia, orang yang banyak melakukan perbuatan maksiat jika belum bertaubat sampai akhir hayatnya, dia akan mendapatkan balasan yang setimpal di akhirat. Yang pasti, maksiat adalah suatu perbuatan yang sangat dibenci oleh Allah SWT.
Lalu apa yang dimaksud maksiat, apa saja contoh perbuatan yang termasuk maksiat? Berikut penjelasan selengkapnya seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (17/3/2023).
Pengertian Maksiat
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) maksiat adalah perbuatan yang melanggar perintah Allah; perbuatan dosa seperti perbuatan tercela, buruk, dan sebagainya.
Sementara itu, seperti dikutip dari laman Universitas An Nur Lampung, maksiat adalah istilah yang berasal dari kata dalam bahasa Arab "ma’siyah", yang artinya pelanggaran oleh orang yang berakal balig (mukallaf), karena melakukan perbuatan yang dilarang, dan meninggalkan pekerjaan yang diwajibkan oleh syariat islam.
Di dalam ajaran Islam, maksiat adalah istilah yang dipakai untuk menyebut perbuatan durhaka atau dosa seseorang yang tidak mau mengikuti perintah Allah SWT dan rasul-Nya. Dari serangkaian penjelasan tersebut, dapat dipahami bahwa maksiat adalah suatu perbuatan yang melanggar ketentuan Allas SWT dan rasul-Nya.
Perbuatan maksiat tidak hanya mencakup melakukan hal yang dilarang Allah SWt dan rasul-Nya. Perbuatan yang meninggalkan perintah yang diwajibkan juga termasuk dalam perbuatan maksiat.
Advertisement
Maksiat Lahir dan Batin
Maksiat adalah perbuatan yang tidak hanya terwujud dari tindakan konkret seperti mencuri, berbuat curang, dan sebagainya. Tindakan seperti yang melibatkan aktivitas mental seperti berpikir dan merasakan juga bisa termasuk perbuatan maksiat, jika pikiran dan perasaan kita merupakan hal yang dilarang. Oleh karena itulah, maksiat dapat dibedakan menjadi dua, yakni maksiat lahir dan maksiat batin.
Maksiat Lahir
Maksiat lahir adalah jenis perbuatan maksiat yang diwujudkan dalam tindakan nyata, dengan melibatkan anggota badan dan pancaindra. Adapun contoh maksiat lahir antara lain adalah sebagai berikut:
1. Maksiat lisan
Maksiat lisan adalah jenis perbuatan maksiat yang melibatkan lisan atau kata-kata. Contoh perbuatan maksiat lisan antara lain berkata-kata yang tidak memberikan manfaat, berlebih-lebihan dalam percakapan, berbicara hal yang batil, berdebat dan berbantah hanya mencari menangnya sendiri tanpa menghormati orang lain, berkata kotor, mencaci-maki atau melaknat, menghina, menertawakan, atau merendahkan orang lain, berkata dusta, dan lain sebagainya.
2. Maksiat Telinga
Maksiat telinga adalah perbuatan maksiat yang melibatkan anggota badan telinga dan indera pendengaran. Contoh dari perbuatan maksiat telinga antara lain adalah mendengarkan pembicaran orang lain, mendengarkan nyanyian-nyanyian atau bunyi-bunyi yang dapat melalaikan ibadah kepada Allah SWT.
3. Maksiat Mata
Maksiat mata adalah suatu perbuatan maksiat yang dilakukan dengan melibatkan indra penglihatan, yakni mata. Contoh dari maksiat mata adalah melihat aurat lawan jenis yang bukan muhrimnya, melihat kemungkaran tanpa beramar makruf nahi mungkar.
4. Maksiat Tangan
Maksiat tangan dalah perbuatan maksiat yang diwujudkan oleh tindakan yang melibatkan kerja tangan. Contoh maksiat tangan antara lain seperti mencuri, mengurangi timbangan, menganiaya, dan sebagainya.
Maksiat Batin
Jenis maksiat yang kedua adalah maksiat batin. Maksiat batin adalah perbuatan maksiat yang kadang sulit untuk disadari, bahkan oleh pelakunya sendiri. Sebab, maksiat batin ini perwujudannya tidak terlihat jelas, karena berasal dari aktivitas mental, seperti berpikir dan merasa. Maksiat batin ini juga disebut sebagai maksiat hati.
Maksiat batin biasanya terwujud dari akhlak tercela dari pelakunya. Adapun contoh maksiat batin antara lain adalah sebagai berikut:
1. Marah (ghadab)
Marah memang merupakan gejala emosional yang biasa terjadi pada semua orang. Meski demikian, marah termasuk perbuatan maksiat batin, sebab parasaan marah ini bisa mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan maksiat yang lebih nyata.
Dalam hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda, "Marah adalah awal segala keburukan."
Oleh karena itu, dalam ajaran agama Islam, orang yang marah dianjurkan agar berwudhu, karena kemarahan diibaratkan api yang panas, yang dapat diredakan dengan air (wudhu).
Dalam sebuah riwayat hadits dari Abu Dzar RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Apabila kalian marah, dan dia dalam posisi berdiri, hendaknya dia duduk. Karena dengan itu marahnya bisa hilang. Jika belum juga hilang, hendak dia mengambil posisi tidur." (HR Ahmad 21348, Abu Daud 4782, dan perawinya dinilai shahih oleh Syu'aib Al-Arnauth).
2. Dongkol (hiqd)
Rasulullah bersabda, “orang mukmin itu bukanlah orang yang suka dongkol”.
3. Dengki (hasad)
Islam melarang bersikap dengki, sebagaimana sabda Nabi, “Jauhilah olehmu akan dengki, karena sesungguhnya dengki dapat memakan kebaikan seperti api memakan kayu bakar”.
4. Sombong (takabur)
Allah Swt berfirman, Artinya: Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”.
Advertisement
Dampak Maksiat
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, perbuatan maksiat wajib untuk dijauhi bukan hanya karena itu perbuatan yang melanggar ketentuan Allah dan rasul-Nya. Perbuatan maksiat adalah perbuatan yang wajib dijauhi sebab perbuatan itu akan mendatangkan dampak buruk. Sebab perbuatan maksiat lebih banyak mendatangkan mudharat daripada manfaatnya.
Adapun dampak buruk dari perbuatan maksiat antara lain adalah sebagai berikut:
1. Mendatangkan Murka Allah SWT
Segala jenis pelanggaran terhadap ketentuan Allah SWT, jika tidak segera memohon ampun makan akan mendatangkan murka sebagai bentuk dari hukuman.
Dalam sebuah hadis qudsi Allah SWT berfirman, “Aku Allah tidak ada Tuhan selain Aku. Jika Aku ditaati, Aku Rido, dan jika Aku rido, maka Aku memberi berkah, dan keberkahan-Ku tidak ada akhirnya. Tapi jika manusia maksiat kepada-Ku, Aku murka. Dan jika Aku murka, aku akan melaknatnya, dan laknat-Ku akan sampai pada tujuh turunan.” (H.R. Ahmad)
2. Terhalang dari Ilmu
Perbuatan maksiat dapat membuat seseorang kesulitan untuk menuntut ilmu dan belajar. Imam Syafi'i berkata dalam syairnya:
“Aku mengadu kepada Imam Waki’ (guruku) jeleknya hafalanku, kemudian beliau memintaku untuk menjauhi maksiat. Dan beliau mengabarkan bahwa ilmu itu adalah cahaya (dari Allah) dan cahaya Allah tidak akan diberikan kepada ahli maksiat.”
3. Ditutupnya Pintu Rezeki
Perbuatan maksiat dapat menjauhkan pelakunya dari rezeki. Nabi saw bersabda, “Sesungguhnya seseorang akan diharamkan dari rizkinya sebab perbuatan dosa yang ia lakukan.” (H.R. Ahmad)
4. Dijauhkan dari Hidayah
Perbuatan maksiat akan membuat hati seseorang menjadi keras, sehingga membuat pelakukan sulit untuk mendapatkan kebaikan dan hidayah.
"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui." (QS al Anfal: 27).
5. Dijauhi Orang Lain
Maksiat menjauhkan pelakunya dari orang lain, terutama dari golongan yang baik. Semakin berat tekanannya, maka semakin jauh pula jaraknya hingga berbagai manfaat dari orang yang baik terhalangi.
Sebenarnya masih ada banyak lagi dampak buruk dari melakukan perbuatan maksiat. Bahkan ketika perbuatan maksiat telah menghasilkan dosa yang menggunung dan tidak sempat dimintakan ampunan sebelum akhir hayat, semua itu akan mendapatkan balasannya kelak di akhirat.