Contoh Ceramah Tentang Kematian dan Dalilnya, Jadi Pengingat Perbanyak Ibadah

Ceramah tentang kematian paling banyak dibawakan oleh penceramah, karena masih banyak orang yang lupa bahwa hidup di dunia hanyalah sementara.

oleh Ayu Rifka Sitoresmi diperbarui 17 Mar 2023, 20:30 WIB
Diterbitkan 17 Mar 2023, 20:30 WIB
Contoh Ceramah Tentang Kematian dan Dalilnya, Jadi Pengingat Perbanyak Ibadah
Ilustrasi pidato, ceramah, khotbah. (Photo by Muhammad Adil on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta Ceramah tentang kematian bisa menjadi pengingat bagi umat muslim untuk semakin memperbanyak ibadah dalam kehidupan. Kematian menjadi rahasia Allah yang bisa datang tiba-tiba dan dapat terjadi kepada siapapun.

Dengan mendengarkan ceramah tentang kematian, umat Muslim bisa mempersiapkan diri dengan bertaubat dan mendekatkan diri kepada Allah sebelum kematian. Kematian merupakan hal yang pasti akan terjadi pada semua makhluk hidup.

Untuk mengingatkan, mendengarkan ceramah tentang kematian menjadi solusi yang terbaik. Ceramah tentang kematian paling banyak dibawakan oleh penceramah, karena masih banyak orang yang lupa bahwa hidup di dunia hanyalah sementara.

Berikut Liputan6.com ulas mengenai contoh ceramah tentang kematian dan dalilnya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Jumat (17/3/2023).

1. Ceramah tentang Kematian dan Dalilnya

Contoh Ceramah Tentang Kematian dan Dalilnya, Jadi Pengingat Perbanyak Ibadah
Ustadz Adi Hidayat sedang berceramah di depan ribuan jamaah (dok. Instagram @ustadzadihidayat/https://www.instagram.com/p/BxCFVnhBZkm/Fairuz Fildzah)

Dikutip dari laman Kemenag, berikut ada contoh ceramah tentang kematian beserta dalilnya adalah:

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Hadirin rohimakumulloh

Mari kita memuji kehadirot Alloh Ilahi Robi yang selalu merahmati dan memberi taufik serta hidayah-Nya. Sholawat serta salam kita panjatkan kepada junjungan kita yakni Nabi Muhammad SAW., kepada keluarganya, shohabatnya dan kita semua sebagai umatnya.

Keyakinan orang beriman akan adanya kehidupan sesudah kematian menyebabkan dirinya selalu berada dalam mode standby menghadapi kematian. Ia memandang kematian sebagai suatu keniscayaan. Tidak seperti orang kafir yang selalu saja berusaha untuk menghindari kematian. Orang beriman sangat dipengaruhi oleh pesan Nabi Muhammad SAW  yang bersabda:

“Banyak-banyaklah mengingat penghapus kenikmatan, yakni kematian.” (HR. Tirmidzi 2229)

Sedangkan sahabat Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ’anhu pernah berkata: “Bila manusia meninggal dunia, maka pada saat itulah ia bangun dari tidurnya.”

Subhanallah...! Berarti beliau ingin mengatakan bahwa manusia yang menemui ajalnya adalah manusia yang justru baru mulai menjalani kehidupan sebenarnya, sedangkan kita yang masih hidup di dunia ini justru masih ”belum bangun”. Sungguh, ucapan ini sangat sejalan dengan firman Allah Swt:               

“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.” (QS Al-Ankabut 64)

Hadirin rohimakumulloh

Pantas bilamana Ali radhiyallahu ’anhu pula yang berkata:

“Dunia pergi menjauh dan akhirat datang mendekat. Karena itu, jadilah kalian anak-anak akhirat, jangan menjadi budak-budak dunia. Sekarang waktunya beramal, dan tidak ada penghisaban. Sedangkan besok waktunya penghisaban, tidak ada amal.”

Bagaimanakah kematian orang beriman? Dalam sebuah hadits Nabi Muhammad SAW  bersabda:

“Orang beriman meninggal dengan kening penuh keringat.” (HR. Ahmad 21886)

Ambillah keteladanan dari kematian Khalifah Umar bin Khattab radhiyallahu ’anhu. Ia ditikam oleh Abu Lu’luah saat sedang mengimami sholat subuh. Umarpun jatuh tersungkur bersimbah darah. Dalam keadaan seperti itu ia tidak ingat isteri, anak, harta, keluarga, sanak saudara atau kekuasaannya. Yang ia ingat hanyalah ”Laa ilaha illallah Muhammad rasulullah, hasbiyallah wa ni’mal wakil.” Setelah itu ia bertanya kepada sahabatnya: ”Siapakah yang telah menikamku?”

“Kau ditikam oleh Abu Lu’luah Al-Majusi.”

Umar radhiyallahu ’anhu lalu berkata: ”Segala puji bagi Allah ta’aala yang membuatku terbunuh di tangan orang yang tidak pernah bersujud kepada-Nya walau hanya sekali.” Umar-pun mati syahid.

Ketika Rasulullah SAW menghadapi sakaratul maut beliau mengambil secarik kain dan menaruhnya di wajah beliau karena parahnya kondisi yang beliau hadapi. Lalu beliau berdoa:

Laa ilaha illallah… Laa ilaha illallah… Laa ilaha illalla.

Artinya: “Sungguh kematian itu sangat pedih. Ya Allah, bantulah aku menghadapi sakratul maut. Ya Allah, ringankanlah sakratul maut itu buatku.” (HR Bukhary-Muslim)

Aisyah radhiyallahu ’anha menuturkan: “Demi Allah, beliau mencelupkan kain itu ke air lalu meletakkannya di atas wajah beliau seraya berdoa: “Ya Allah, bantulah aku menghadapi sakratul maut.”

Saudaraku, marilah kita mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian yang bisa datang kapan saja. Kematian yang sungguh mengandung kepedihan bagi setiap manusia yang mengalaminya. Hingga kekasih Allah Swt saja, yakni Rasulullah SAW berdoa agar Allah Swt ringankan bagi dirinya sakaratul maut. Tidak ada seorangpun yang tidak bakal merasakan kepedihan sakratul maut.

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.” (QS. Ali Imran 185)

Hadirin rohimakumulloh

Marilah saudaraku, kita mempersiapkan diri menghadapi kematian dengan segera bertaubat memohon ampunan dan rahmat Allah ta’aala sebelum terlambat. Sebab begitulah kematian orang kafir. Suatu bentuk kematian yang diwarnai penyesalan yang sungguh terlambat.

Kematian itu milik semua makhluk Allah, manusia, hewan, tumbuhan termasuk bangsa malaikat dan setan semuanya akan merasakan apa yang namanya kematian.

Kematian membuat hubungan antara orang-orang yang dicintai dan yang mencintai terpisahkan. Karena kematian, seseorang harus meninggalkan harta benda yang begitu dicintai, begitu dibanggakan dan begitu diagungkan.

Hadirin rohimakumulloh

Demikianlah yang dapat saya sampaikan. Mohon maaf apabila terdapat tutur kata yang kurang berkenan. Terima kasih atas perhatianya.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

2. Khutbah tentang Kematian

Contoh Ceramah Tentang Kematian dan Dalilnya, Jadi Pengingat Perbanyak Ibadah
Khatib menyampaikan khutbah saat pelaksanaan salat Idul Adha di Hagia Sophia, Istanbul, Turki, Jumat (31/7/2020). Ini merupakan salat Idul Adha pertama di Hagia Sophia setelah dialihfungsikan dari museum menjadi masjid. (Pool via AP)

Melansir dari laman Kemenag, berikut ini ada contoh khutbah tentang kematian adalah:

Ya Allah, Ya Rabb, hanya dalam kuasa-Mu segala apa yang terjadi pada hamba-Mu ini, tiada daya dan upaya selain keagungan-Mu. Ya Allah, jadikanlah segala nikmat dan titipan-Mu menjadikan hamba-Mu semakin pandai bersyukur.

Berikanlah kekuatan iman dan Islam kepada kami, ya Allah. Tuntunlah setiap langkah kami dijalan-Mu, ya Allah. Curahkanlah segala rahmat dan karunia-Mu kepada keluarga dan anak-anak kami, ya Allah

Ya Allah, ya Rabb, di hari yang engkau ciptakan ini, ajarkanlah kami agar senantiasa menempatkan-Mu ditempat yang paling agung, karena kami sadar seringkali dunia ini lebih kami pentingkan daripada Engkau ya Allah.

Ya Allah, wahai yang maha Menatap, wahai yang maha Agung dan maha Perkasa, Engkaulah yang Maha Tahu, ampunilah sebusuk apapun diri-diri kami selama ini, ampuni sekelam apapun masa lalu kami, tutupi seburuk apapun aib-aib kami, ampunilah kami ya Allah. Bukakan lembaran-lembaran baru yang bersih yang menggantikan lembaran yang kelam, masa lalu kami.

Ya Allah, ampuni dan selamatkan orang tua kami, darah dagingnya melekat pada tubuh kami, ya Allah. Ampuni jika selama ini kami telah menzhaliminya, jadikan sisa umur kami menjadi anak yang tahu balas budi, ya Allah.

Ya Allah, lindungi kami dari mati suul khitimah, lindungi kami dari siksa kubur-Mu ya Allah

Ya Allah, satukanlah hati kami dalam ketaatan dan keistiqamahan dalam menjalankan kewajiban-Mu ya Allah

Jadikanlah kami orang-orang yang istiqamah dijalan-Mu, ya Allah. Anugerahkanlah segala kemuliaan-Mu kepada hamba-Mu ini, ya Allah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya