Cyber Crime Adalah Tindakan Kejahatan Melalui Internet, Kenali Dampaknya

Cyber crime adalah bentuk kejahatan yang dilakukan melalui internet, atau komputer yang terhubung ke jaringan internet.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 27 Mar 2023, 11:45 WIB
Diterbitkan 27 Mar 2023, 11:45 WIB
Cyber Crime atau Kejahatan Siber
Ilustrasi Hacker Credit: pexels.com/Andri

Liputan6.com, Jakarta Cyber crime adalah tindakan kejahatan yang dilakukan melalui internet atau komputer yang terhubung ke jaringan internet. Tindakan kejahatan ini bisa berupa pencurian data, pengambilalihan akun, perusakan sistem, penyebaran virus, dan lain sebagainya. Cyber crime menjadi semakin umum, karena kemajuan teknologi dan semakin banyak orang yang menggunakan internet.

Cyber crime adalah tindakan kejahatan yang dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan finansial, atau merusak reputasi serta privasi korban. Semakin berkembangnya teknologi dan penggunaan internet, maka semakin banyak pula kasus cyber crime yang terjadi. Oleh karena itu, pencegahan dan penanganan cyber crime menjadi semakin penting bagi masyarakat dan pemerintah. 

Cyber crime adalah tindakan yang bisa dilakukan oleh perorangan, kelompok, atau organisasi yang memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam bidang teknologi informasi. Tindakan kejahatan tersebut bisa dilakukan dari jarak jauh, sehingga penjahat tidak perlu berada di tempat kejadian atau berhadapan langsung dengan korban.

Adapun jenis cyber crime yang umum terjadi antara lain malware, phishing, serangan DDoS, serangan man-in-the-middle, dan masih banyak lagi. Berikut ini dampak dan cara mencegah cyber crime yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (27/3/2023). 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Jenis-Jenis

Ilustrasi Cyber Crime
Ilustrasi Cyber Crime (Liputan6.com/Sangaji)

1. Malware

Malware adalah jenis serangan cyber crime yang sering terjadi. Program-program ini biasanya dirancang untuk mencuri informasi atau merusak sistem. Virus adalah jenis malware yang menempel pada program lain dan menyebar ketika program tersebut digunakan atau dijalankan.

  1. Trojan adalah jenis malware yang tersembunyi dalam program lain, dan membuka akses ke sistem korban atau mengambil informasi pribadi.
  2. Worm adalah jenis malware yang merusak sistem atau mengambil data, dengan menyebar dari satu perangkat ke perangkat lain melalui jaringan atau internet.
  3. Ransomware adalah jenis malware yang mengenkripsi data korban dan meminta uang tebusan untuk mengembalikan akses ke data tersebut.

2. Phishing

Phishing adalah jenis serangan cyber crime yang memanfaatkan modus penipuan, dengan menggunakan email atau pesan palsu. Phishing dilakukan dengan meminta informasi pribadi seperti username dan password, nomor kartu kredit, atau informasi keuangan lainnya. Tujuan utama dari serangan phishing adalah untuk mencuri informasi korban atau menginstal malware pada perangkat korban.

3. Serangan DDoS

Serangan DDoS adalah jenis serangan cyber crime yang bertujuan untuk menyerang dan mengganggu akses, pada suatu situs web dengan cara mengirimkan banyak permintaan akses secara bersamaan sehingga membanjiri server, sehingga bisa membuat situs tersebut tidak bisa diakses oleh pengguna yang sah. Serangan ini biasanya dilakukan oleh orang yang ingin menghentikan akses ke suatu situs web, atau ingin merusak reputasi situs tersebut.

4. Serangan man-in-the-middle

Serangan man-in-the-middle adalah jenis serangan cyber crime, yang dilakukan dengan cara memanipulasi komunikasi antara dua pihak sehingga penyerang bisa mendapatkan akses atau informasi rahasia yang dikirimkan melalui jaringan. Penyerang akan menyamar sebagai pihak yang sah dan menyadap atau mengubah data yang dikirimkan melalui jaringan.

5. Social engineering

Social engineering adalah jenis serangan cyber crime yang memanfaatkan faktor manusia, seperti kecerobohan atau ketidaktahuan untuk memperoleh informasi pribadi korban. Contohnya adalah rekayasa sosial yang dilakukan melalui telepon atau email. Penyerang akan berpura-pura menjadi pihak yang sah dan meminta informasi pribadi dari korban.

6. Cyberbullying

Cyberbullying adalah tindakan intimidasi atau pelecehan yang dilakukan secara online. Cyberbullying biasanya dilakukan melalui media sosial atau pesan instan, dan bisa berupa penghinaan, fitnah, atau ancaman. Cyberbullying dapat menyebabkan masalah psikologis dan emosional pada korban.

7. Pornografi anak

Cyber crime adalah bentuk kejahan, dan salah satunya adalah pornografi anak di mana masuk dalam jenis kejahatan yang melibatkan produksi, distribusi, atau konsumsi materi pornografi yang melibatkan anak di bawah umur. Pornografi anak adalah kejahatan serius, yang dapat menyebabkan trauma dan kerusakan fisik dan emosional pada korban.

8. Peretasan

Peretasan adalah jenis serangan cyber crime, yang dilakukan dengan cara mengambil alih akses ke sistem atau perangkat korban tanpa izin. Penyerang bisa mengubah atau mencuri informasi atau merusak sistem tersebut. Peretasan bisa dilakukan secara individu atau oleh kelompok hacker.

9. Skimming

Skimming adalah kejahatan cyber crime yang dilakukan dengan cara mencuri informasi kartu kredit, atau debit dari korban dengan menggunakan alat yang disisipkan pada mesin ATM, atau terminal pembayaran elektronik. Informasi yang dicuri kemudian digunakan untuk melakukan transaksi yang tidak sah atau mengambil uang dari rekening korban.


Dampak yang Ditimbulkan

Cyber Crime
Cyber crime (ilustrasi/fbnstatic.com)

Cyber crime adalah kejahatan yang bisa memiliki dampak luas dan serius pada korban, masyarakat, dan perekonomian. Selain kerugian finansial, cyber crime juga bisa menyebabkan kerusakan pada reputasi, gangguan layanan, dan masalah psikologis dan emosional pada korban.

1. Kerugian finansial

Cyber crime bisa menyebabkan kerugian finansial yang besar pada korban. Kejahatan seperti penipuan online, peretasan, dan skimming bisa membuat korban kehilangan uang atau aset lainnya. Hal ini bisa sangat merusak keuangan korban dan membuatnya kesulitan untuk memulihkan kerugian tersebut.

2. Pencurian identitas

Pencurian identitas adalah jenis kejahatan cyber crime, yang bisa menyebabkan kerugian finansial dan psikologis yang serius pada korban. Penyerang bisa menggunakan informasi pribadi korban untuk membuka rekening bank atau melakukan transaksi online yang merugikan korban. Selain itu, korban juga bisa kehilangan kontrol atas identitasnya, yang bisa mempengaruhi reputasi dan kesejahteraan mereka dalam jangka panjang.

3. Kerusakan reputasi

Cyber crime bisa menyebabkan kerusakan reputasi pada perusahaan atau individu. Serangan DDoS, cyberbullying, atau penyebaran informasi palsu bisa mempengaruhi persepsi publik terhadap korban dan membuatnya kehilangan kepercayaan dan reputasi yang sudah dibangun selama bertahun-tahun.\

4. Gangguan layanan

Serangan DDoS atau malware bisa menyebabkan gangguan layanan pada sistem atau jaringan komputer. Hal ini bisa mengganggu bisnis dan aktivitas masyarakat yang tergantung pada teknologi digital. Misalnya, serangan DDoS pada situs web e-commerce bisa membuat layanan pembelian online tidak tersedia sementara waktu.

5. Kerugian perekonomian

Cyber crime bisa menyebabkan kerugian perekonomian yang besar pada negara dan masyarakat. Peningkatan kejahatan cyber crime, bisa menyebabkan hilangnya investasi dan kerusakan infrastruktur digital, yang bisa mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Selain itu, serangan cyber crime juga bisa mengganggu perdagangan dan bisnis internasional.

6. Masalah psikologis dan emosional

Korban cyberbullying, pornografi anak, atau pencurian identitas bisa mengalami masalah psikologis dan emosional yang serius. Misalnya, korban bisa mengalami depresi, kecemasan, atau trauma yang berkepanjangan. Dampak psikologis dan emosional dari cyber crime bisa mempengaruhi kesejahteraan korban dalam jangka panjang dan membutuhkan perawatan khusus.


Cara Mengatasi

Cyber-crime
Ilustrasi cyber-security. (sumber: Pinterest)

1. Perkuat keamanan akun online

Kata sandi adalah kunci untuk masuk ke akun online Anda, oleh karena itu pastikan Anda menggunakan kata sandi yang kuat dan berbeda untuk setiap akun Anda. Kata sandi yang kuat harus terdiri dari kombinasi huruf besar dan kecil, angka, dan simbol. Jangan pernah menggunakan kata sandi yang mudah ditebak seperti tanggal lahir atau nama hewan peliharaan Anda. Selain itu, jangan pernah membagikan kata sandi atau informasi pribadi dengan orang lain, bahkan teman dan keluarga. Terakhir, jangan pernah meninggalkan perangkat terbuka tanpa pengawasan, karena hal ini dapat membuka celah bagi peretas untuk mengakses akun Anda.

2. Jangan membuka lampiran atau email yang mencurigakan

Lampiran atau email yang mencurigakan dapat mengandung malware atau virus, yang dapat merusak perangkat Anda atau mencuri informasi pribadi Anda. Jangan pernah membuka lampiran atau email yang tidak diketahui atau berasal dari sumber yang tidak dapat dipercaya. Jika Anda merasa curiga terhadap email atau lampiran yang Anda terima, Anda dapat memeriksanya dengan meminta bantuan dari teknisi IT atau ahli keamanan siber.

3. Gunakan software antivirus

Software antivirus dapat membantu mencegah malware atau virus yang merugikan perangkat dan informasi pribadi Anda. Pastikan Anda menggunakan software antivirus terbaru, dan selalu perbarui secara rutin untuk memastikan perlindungan yang optimal.

4. Backup data secara teratur

Selalu backup data Anda secara teratur ke lokasi yang aman dan terlindungi dari serangan cyber crime. Backup data ini dapat membantu Anda memulihkan informasi penting, jika terjadi kerusakan atau kehilangan data pada perangkat Anda. Jangan lupa untuk menyimpan backup data di tempat yang aman dan terenkripsi, sehingga hanya Anda yang dapat mengaksesnya.

5. Pahami risiko dan cara kerja cyber crime

Penting bagi Anda untuk memahami jenis-jenis cyber crime dan bagaimana cara kerjanya. Dengan memahami risiko dan cara kerja cyber crime, Anda dapat mengenali serangan dan meminimalkan risiko terkena serangan tersebut. Misalnya, jika Anda menerima email phishing yang mencurigakan, Anda dapat mengenali serangan tersebut dan tidak terjebak pada perangkap yang dibuat oleh penyerang.

6. Update perangkat dan software secara teratur

Selalu update perangkat dan software Anda secara teratur, untuk memperbaiki kerentanan dan celah keamanan yang ada pada perangkat dan software yang digunakan. Perangkat dan software yang tidak terupdate dapat menjadi sasaran mudah bagi peretas untuk menyerang.

7. Waspadai penipuan online

Penipuan online menjadi salah satu bentuk serangan cyber crime yang paling umum. Oleh karena itu, Anda harus selalu waspada terhadap penawaran atau promosi yang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. Jangan pernah memberikan informasi pribadi atau finansial kepada orang yang tidak dikenal, atau sumber yang tidak dapat dipercaya. Selalu periksa reputasi dan kepercayaan situs web atau aplikasi sebelum Anda memasukkan informasi pribadi atau finansial.

8. Perhatikan keamanan perangkat mobile

Perangkat mobile saat ini menjadi target utama bagi penjahat siber, karena banyak pengguna yang menggunakan perangkat ini untuk melakukan transaksi keuangan atau akses informasi pribadi. Pastikan Anda menggunakan perangkat yang terlindungi dengan PIN atau kata sandi, dan selalu update software keamanan di perangkat mobile Anda. Selain itu, hindari mengunduh aplikasi dari sumber yang tidak dipercaya dan pastikan Anda mengaktifkan fitur keamanan yang disediakan oleh sistem operasi di perangkat mobile Anda.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya