Liputan6.com, Jakarta Membaca Alquran merupakan salah satu bentuk ibadah yang sangat mulia. Sebab, dalam Alquran terhadap petunjuk-petunjuk yang bisa menjadi pedoman bagi kehidupan manusia. Akan tetapi, membaca Alquran tidak bisa dilakukan dengan sembarangan. Ada ilmu yang perlu dipelajari untuk dapat membaca Alquran dengan baik, yakni ilmu tajwid.
Advertisement
Baca Juga
Advertisement
Dalam ilmu tajwid sendiri terdapat kurang lebih 15 hukum bacaan, atau yang juga disebut 15 hukum tajwid. Adapun 15 hukum tajwid ini mencakup hukum bacaan nun sukun dan tanwin, mim sukun, mad, idgham, hingga qalqalah. 15 hukum tajwid ini perlu dipahami dan dikuasai dengan baik agar dapat membaca Alquran dengan tartil.
Sebab, melakukan kesalahan dalam membaca Alquran dapat memunculkan makna yang berbeda. Jadi, memahami apa saja itu 15 hukum tajwid merupakan hal yang penting untuk diketahui dan dipahami bagi semua umat Islam.
Berikut adalah 15 hukum tajwid seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (26/4/2023).
Hukum Nun Sukun dan Tanwin
Salah satu kelompok dari 15 hukum tajwid adalah hukum nun sukun dan tanwin. Hukum nun sukun dan tanwin adalah hukum bacaan yang berlaku jika nun sukun atau tanwin bertemu huruf-huruf hijaiyah tertentu. Pembagian hukum bacaan nun sukun dan tanwin yang bertemu huruf hijaiyah dibagi menjadi empat, yakni Idzhar Halqi, Idhgam, Ikhfa Haqiqi, dan Iqlab.
Idzhar Halqi
Idzhar sendiri memiliki arti terang dan jelas. Hukum idzhar halqi terjadi apabila nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf-huruf idzhar halqi, yakni ا، ه،ع، غ، ح، خ.
Cara membaca izhar halqi adalah jelas, tanpa dengung. Misalnya bacaan كُفُوًااَحَدٌ maka huruf wau dengan harakat fathah tanwin tidak boleh dibaca dengung. Kufuwan ahad.
Idgham
Idgham adalah salah satu dari 15 hukum tajwid yang masuk dalam kelompok hukum bacaan nun sukun dan tanwin. Hukum bacaan idgham terjadi apabila nun sukun atau tanwin yang bertemu dengan huruf idgham, maka cara membacanya harus melebur. Idham dibagi menjadi dua yaitu idgham bighunnah dan idgham bilaghunnah.
Idgham Bilaghunnah
Idgham Bighunnah adalah idgham yang dibaca dengan secara dengung atau ghunnah. Hal ini terjadi jika nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu dari empat huruf hijaiyah sebagai berikut ini, yakni ي-ن-م-و.
Contohnya: لَهَبٍ وَتَبَّ . Maka huruf wau (و) harus dibaca melebur dengan huruf sebelumnya. Lahabiw watab.
Idgham Bilaghunnah
Idgham Bilaghunnah atau bighairi ghunnah adalah idgham yang dibaca tanpa dengung. Hal ini terjadi jika nun sukun atau tanwin bertemu dengan dua huruf hijaiyah berikut ini ل dan ر. Contohnya: وَلَمْ يَكُن لَّهُ . Harus dibaca walam yakul lahu.
Ikhfa’ Haqiqi
Secara bahasa, ikhfa’ berarti samar. Ikhfa haqiqi merupakan salah satu dari 15 hukum tajwid yang masuk kelompok hukum bacaan nun sukun dan tanwin. Ikhfa haqiqi terjadi apabila nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf ikhfa’, maka harus dibaca samar. Huruf ikhfa’ ada lima belas, yaitu: ت – ث – د – ذ – ز – س – ش – ص – ض – ط – ظ – ف – ق – ك.
Cara membaca bacaan ikhfa’ haqiqi adalah dari dalam rongga hidung sampai dengan terlihat samar atau bisa juga menjadi suara “NG” atau “N” , sesudah itu disambut dengan dengung sepanjang 1 – 1 1/2 Alif atau bisa kurang lebih 2 – 3 harakat, kemudian setelah itu barulah masuk untuk membaca huruf sesudah nun mati ataupun tanwin tersebut.
Contoh bacaan ikhfa’ haqiqi: مِن دُونِهِمَا. Lafaz tersebut harus dibaca ming duunihimaa.
Iqlab
Iqlab adalah salah satu dari 15 hukum tajwid yang masuk dalam kelompok hukum bacaan nun sukun dan tanwin. Secara harfiah, iqlab berarti mengganti. Apabila nun sukun atau tanwin bertemu dengan huruf ba’ (ب), maka bacaan nun sukun atau tanwin berubah menjadi bunyi mim.
Contoh: لَيُنۢبَذَنَّ harus dibaca Layumbażanna.
Advertisement
Hukum Bacaan Mim Sukun
Di samping itu ada hukum bacaan Al-Qur'an yang melibatkan mim sukun atau hukum mim sukun. Hukum mim sukun terjadi apabila mim sukun (مْ) bertemu atau diikuti oleh salah satu huruf hijaiyah.
Dengan kata lain, setiap ada mim sukun atau huruf mim berharokat sukun, makan bacaan tersebut berlaku hukum mim sukun. Akan tetapi, tidak setiap huruf hijaiyah yang mengikuti mim sukun dibaca dengan cara yang sama.
Setidaknya, berdasarkan kelompok hurufnya, ada tiga cara membaca bacaan Al-Qur'an yang berlaku hukum mim sukun. Adapun tiga macam hukum bacaan mim sukun antara lain adalah ikhfa syafawi, idzhar syafawi, dan Idghom Mimi atau Idgham Mitslain.
Ikhfa Syafawi
Ikhfa syafawi merupakan salah satu dari 15 hukum tajwid yang masuk dalam kelompok hukum bacaan mim sukun. Hukum bacaan ikhfa syafawi terjadi apabila mim sukun (مْ) bertemu dengan huruf ba' ( ب). Apabila menemukan bacaan dengan susunan huruf seperti tersebut, makan bacaan tersebut harus dibaca dengan cara dibunyikan samar-samar di bibir dan didengungkan.
Hukum bacaan ikhfa syafawi terjadi apabila mim sukun (مْ) bertemu dengan huruf ba' ( ب). Apa bila menemukan bacaan dengan susunan huruf seperti tersebut, makan bacaan tersebut harus dibaca dengan cara dibunyikan samar-samar di bibir dan didengungkan.
Contoh hukum ikhfa syafawi terdapat dalam surat Al-Baqarah Ayat 8,
وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَقُولُ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَبِٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ وَمَا هُم بِمُؤْمِنِينَ
Wa minan-nāsi may yaqụlu āmannā billāhi wa bil-yaumil-ākhiri wa mā hum bimu`minīn
Artinya:Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian," padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.
Dalam ayat tersebut terdapat bacaan هُم بِمُؤْمِنِينَ di mana terdapat mim sukun (مْ) yang diikuti huruf ba' ( ب), sehingga berlakulah hukum mim sukun ikhfa syafawi. Oleh karena itu, bacaan tersebut harus dibaca samar-samar di bibir dan didengungkan.
Idzhar Syafawi
Idzhar syafawi adalah salah satu dari 15 hukum tajwid yang masuk dalam kelompok hukum bacaan mim sukun. Idzhar syafawi adalah hukum mim sukun yang terjadi apabila mim sukun (مْ) bertemu dengan salah satu huruf hijaiyah selain huruf mim (م) dan ba’ (ب). Jika ada bacaan dalam Al-Qur'an di mana ada susunan huruf tersebut, maka berlaku hukum mim sukun idzhar syafawi, maka cara membacanya huruf mim disuarakan dengan terang dan jelas tanpa berdengung di bibir dengan mulut tertutup.
Contoh hukum idzhar syafawi terdapat dalam Alquran surat An-Naba ayat 30,
فَذُوْقُوْا فَلَنْ نَّزِيْدَكُمْ اِلَّا عَذَابًا
Artinya: “Maka karena itu rasakanlah! Maka tidak ada yang akan Kami tambahkan kepadamu selain azab.”
Dalam ayat tersebut, terdapat bacaan يْدَكُمْ اِلَّا di mana terdapat huruf mim sukun bertemu dengan huruf alif. Maka dari itu berlakulah hukum bacaan idzhar syafawi, sehingga mim sukun dalam bacaan tersebut harus disuarakan dengan terang dan jelas tanpa berdengung di bibir dengan mulut tertutup.
Idgham Mimi atau Idgham Mitslain
Idgham mimi atau idgham mitslain adalah salah satu dari 15 hukum tajwid yang masuk dalam kelompok hukum bacaan mim sukun. Hukum idgham mimi atau idgham mitslain terjadi apabila mim sukun (مْ) bertemu dengan mim yang sejenis. Dengan kata lain, hukum mim sukun idgham mitslain merupakan hukum bacaan yang terjadi akibat pertemuan dua huruf mim. Maka tidak mengherankan jika hukum mim sukun ini juga disebut sebagai idgham mimi. Cara membacanya adalah seperti menyuarakan mim rangkap atau ditasydidkan dan wajib dibaca dengung.
Contoh hukum bacaan idgham mimi terdapat dalam Alquran QS Quraisy ayat 4,
الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ وَآمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ
Artinya: yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari rasa ketakutan.
Dalam ayat tersebut terdapat dua hukum mim sukun idghom mimi, yakni pada bacaan أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُو dan pada bacaan وَآمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ. Pada kedua bagian ayat tersebut terdapat huruf mim sukun (مْ) bertemu dengan mim yang sejenis. Maka cara membacanya adalah seperti menyuarakan mim rangkap atau ditasydidkan dan wajib dibaca dengung.
Hukum Mim Tasydid dan Nun Tasydid
Hukum bacaan dari huruf nun dan mim yang ditasydid yaitu wajib dibaca ghunnah ( ْغُنَّة ). Cara membacanya adalah dengan membunyikan sambil mendengung. Adapun lama mendengungnya selama dua ketukan atau satu alif.
Lama ketukan tersebut bisa disesuaikan dengan irama lagu yang dibaca oleh pembaca. Berdasarkan sifat huruf hijaiyah, ghunnah termasuk bagian dari sifat huruf yang tetap, bukan baru. Namun karena nun dan mim tasydid ini sangat berdengung daripada nun dan mim yang tidak ditasydid, maka terdapat hukum tersendiri, yaitu bacaan ghunnah.
Advertisement
Hukum Bacaan Alif Lam
Di antara 15 hukum tajwid, terdapat hukum bacaan alif lam. Hukum alif lam sendiri masih dapat dibagi menjadi dua kelompok, yakni alif lam qomariyah dan alif lam syamsiah. Kedua hukum bacaan ini memiliki perbedaan dari cara membacanya. Alif lam qomariah dibaca secara jelas, sementara alif lam syamsiah dibaca tidak jelas atau lebur ke dalam huruf syamsiah di depannya.
Alif Lam Syamsiah
Alif Lam Syamsiah (الشمسية) atau juga sering disebut dengan istilah Idgham Syamsiah yaitu bagian dari hukum Alif Lam Ta'rif yang berlaku ketika ada huruf Alif-Lam ( ال ) ketemu dengan satu dari 14 (empat belas) huruf hijaiyah yang masuk ke dalam Huruf Syamsiah, yaitu:
ن , ل , ظ , ط , ض , ص , ش , س , ز , ر , ذ , د , ث , ت
Alif Lam Qomariah
Alif Lam Qamariah atau juga sering juga disebut sebagai Izhar Qamariah merupakan salah satu bagian dari 2 bagian hukum Alif Lam Ta'rif yang terjadi ketika ada huruf Alif-Lam (ال ) ketemu dengan satu huruf hijaiyah yang berjumlah 14 Huruf Qamariah. Huruf tersebut adalah:
١, ب ، ج ، ح ، خ ، ع ، غ ، ف ، ق ، ك ، م ، و ، ي ، ه
Qalqalah
Qalqalah adalah salah satu dari 15 hukum tajwid. Menurut bahasa, pengertian qalqalah adalah memantul. Untuk pengertian qalqalah secara istilah dalam ilmu tajwid ada tiga. Qalqalah adalah memantulkan bunyi huruf tertentu karena sukun dengan mati asli, karena waqaf dengan dimatikan, dan tasydid/syiddah karena waqaf.
Ada lima huruf qalqalah yang bisa dijadikan tanda dan penguat pengertian qalqalah, yakni a (ب), jim (ج), dal (د), ta (ط), dan qaf (ق) atau dapat disingkat dengan qatbujadin. Ada tiga kelompok qalqalah, yakni sebagai berikut:
1. Qalqalah Sugra
Hukum bacaan qalqalah yang pertama adalah qalqalah sugra. Pengertian qalqalah sugra, yakni bila ada huruf qalqalah yang berada di tengah lafal dengan harakat sukun. Cara membaca qalqalah sugra dipantulkan dengan tidak terlalu kuat.
2. Qalqalah Kubra
Hukum bacaan qalqalah yang kedua adalah qalqalah kubro. Pengertian qalqalah kubra, yakni bila ada huruf qalqalah yang berada di akhir lafal, baik karena harakat sukun, fathah, kasrah, damah, dan tanwin tetap dibaca waqaf. Cara membaca qalqalah kubra lebih baik dipantukan dengan cukup kuat.
3. Qalqalah Lainnya
Hukum bacaan qalqalah yang paling utama adalah sugra dan kubra. Meski sebenarnya, masih ada qalqalah akbar dan ashlul qalqalah yang perlu dipelajari juga.
Pengertian qalqalah akbar adalah bila qalqalah berada di akhir lafal karena diwakafkan dan bertasydid, pengucapannya ditekan dua harakat. Sementara pengertian ashlul qalqalah adalah huruf qalqalah asli yang tidak memiliki harakat sukun atau mati, disukunkan, dan diwakafkan.
Advertisement
Hukum Bacaan Mad
Mad menurut bahasa adalah tambahan atau panjang. Mad, menurut istilah ulama tajwid dan ahli bacaan (ahli qiraat) adalah memanjangkan suara bacaan huruf Al-Qur’an disebabkan adanya huruf "Mad" sesuai aturan-aturan yang berlaku. Secara umum, hukum bacaan mad dapat dibedakan menjadi dua, yakni Mad Thabi'i dan Mad Far'i.
Mad Thabi'i
Mad Thabi’i (mas asli) merupakan macam-macam mad yang terjadi apabila ada alif yang terletak sesudah fathah, atau ya’ sukun terletak sedudah kasrah atau juga huruf wau yang terletak sesudah dhammah maka ini dihukumi sebagai bacaan mad thabi’i. Dimana Mad berarti panjang dan Thabi’i yang artinya biasa.
Cara membacanya harus sepanjang dua harakat atau disebut satu alif, contohnya:كتَا بٌ - يَقُوْلُ - سمِيْعٌ
Mad Far’i
Pengertian Mad Far’i secara bahasa bahasa artinya adalah cabang. Sedangkan menurut istilah Mad Far'i adalah mad yang merupakan hukum tambahan dari mad asli (sebagai hukum asalnya), yang disebabkan oleh hamzah atau sukun. Mad Far'i ini terbagi menjadi beberapa macam, diantaranya sebagai berikut:
1. Mad Wajib Muttasil
Mad Wajib Muttasil terjadi apabila mad thabi’I bertemu dengan hamzah pada satu kalimat atau ayat. Untuk cara membacanya, wajib dipanjangkan sepanjang lima harakat atau setara dengan dua setengah kali dari mad thabi’i (dua setengah alif).
Contoh:
سَوَآءٌ - جَآءَ - جِيْءَ
2. Mad Jaiz Munfasil
Mad Jaiz Munfasil terjadi apabila ada mad thabi’i yang bertemu dengan hamzah, namun hamzah tersebut berada pada lain kalimat. Jaiz sendiri berarti boleh, sedangkan Munfashil memiliki arti terpisah.
Untuk membaca mad ini adalah boleh seperti Mad Wajib Muttasil tadi dan boleh juga seperti Mad Thobi’i.
Contoh:
وَﻻَأنْتُمْ بِمَا أُنْزِلَ
3. Mad Lazim Mustsaqqal Kilmi
Mad Lazim Mutsaqqal terjadi jika ada Mad Thabi’i bertemu dengan tasydid pada satu kata atau ayat. Cara membaca mad ini adalah harus panjang selama tiga kali Mad Thabi’i atau sekitar enam harakat.
Contoh:
وَﻻَالضَّآلِّينَ اَلصّاخَةُ
4. Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi
Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi ini adalah mad yang terjadi jika ada Mad Thob’i bertemu dengan huruf mati atau sukun. Cara membacanya adalah sepanjang enam harakat.
Contoh: آﻻَن
5. Mad Layyin
Mad Layyin terjadi jika setelah huruf yang berharakat fatha wau sukun atau ya’ sukun. Cara membacanya adalah dengan membaca mad dengan sekedar lunak dan lemas saja.
Contoh: رَيْبٌ خَوْفٌ
6. Mad ‘Arid Lissukun
Mad ‘Arid Lissukun dibaca jika terdapat waqaf atau tempat pemberhentian membaca, sedangkan sebelum waqaf tersebut terdapat Mad Thobi’i atau Mad Lein. Cara membacanya adalah terbagi menjadi tiga macam:
Yang paling utama dibaca panjang seperti halnya mad wajib muttashil atau setara 6 harakat.Yang pertengahan bisa dibaca sepanjang empat harakat ya’ni dua kalinya mad thobi’i.
Contoh: بَصِيْرٌ خَالِدُوْنَ والنَّاسِ سَمِيْعٌ
7. Mad Shilah Qashirah
Mad Shilah Qashirah terjadi jika ada haa dhamir sedangkan sebelum haa tadi terdapat huruf hidup (berharakat). Maka untuk cara membacanya haruslah panjang seperti halnya mad thobi’i.
Contohnya: اِنَّهُ كَانَ ﻻَشَرِيْك لَهُ
8. Mad Shilah Thawilah
Mad Shilah Thawilah terjadi jika ada Mad Qashirah bertemu dengan hamzah ( ء ). Cara untuk membacanya adalah seperti Mad Jaiz Munfashil.
Contoh: عِنْدَهُ اِﻻَّبِاذْنِه لَهُ اَخْلَدَهُ
9. Mad ‘Iwad
Mad 'Iwadl adalah mad yang dibaca jika terdapat fathatain yang ditemukan pada waqaf. Sementara itu, cara membaca mad ini seperti mad thobi'i.
Contoh: سَميْعًا بَصيْرًا عَلِِيْمًا حَكِيمًا