UMKM adalah Singkatan dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, Pahami Karakteristiknya

UMKM adalah berperan menstabilkan keuangan sebuah negara.

oleh Laudia Tysara diperbarui 15 Mei 2023, 23:10 WIB
Diterbitkan 15 Mei 2023, 23:10 WIB
Peran Penting UMKM Pulihkan Pertumbuhan Ekonomi
Perajin menyelesaikan kerajinan dari bahan rotan di Jakarta, Senin (13/9/2021). UMKM akan menjadi sektor dunia usaha memagang peranan penting dalam pemulihan ekonomi Indonesia karena telah berkontribusi sebagai penyumbang terbesar Produk Domestik Bruto (PDB) dalam negeri. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Apa itu UMKM? Memahami UMKM adalah singkatan dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. UMKM adalah berperan sangat penting dalam menstabilkan keuangan sebuah negara.

“UMKM adalah memiliki nilai kekayaan bersih atau nilai aset tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau hasil penjualan tahunan,” bunyi UU Nomor 20 pasal 6

Fungsi dan peranan utama UMKM adalah penyedia barang dan jasa, penyerap tenaga kerja, pemerataan pendapatan, nilai tambah bagi produk daerah, dan peningkatan taraf hidup masyarakat.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang UMKM adalah singkatan dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, Selasa (22/2/2022).

Memahami UMKM

Geliat UMKM di Malang yang Makin Menggiurkan
Berbagai makanan ringan produksi UMKM di salah satu pusat oleh - oleh di Malang (Liputan6.com/Zainul Arifin)

UMKM adalah singkatan dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. UMKM adalah diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM. UMKM adalah memiliki peranan sangat penting dalam menstabilkan keuangan sebuah negara.

“UMKM adalah memiliki nilai kekayaan bersih atau nilai aset tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau hasil penjualan tahunan,” bunyi UU Nomor 20 pasal 6.

UMKM adalah singkatan dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang dibentuk sesuai inisiatif pelaku usaha. Dalam buku berjudul Manajemen UMKM dan Koperasi oleh Sri Handini, Sukesi, dan Hartati Kant, dijelaskan UMKM adalah badan usaha kecil masyarakat yang pendiriannya berdasarkan inisiatif seseorang.

Pemerintah Kota Semarang melalui situs website resminya semarangkota.go.id, menjelaskan usaha kerakyatan seperti UMKM adalah singkatan dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, pada pelaksanaannya menerapkan asas kebersamaan, ekonomi demokratis, kemandirian, keseimbangan kemajuan, berkelanjutan, efisiensi keadilan, serta kesatuan ekonomi nasional.

Fungsi dan peranan utama UMKM adalah penyedia barang dan jasa, penyerap tenaga kerja, pemerataan pendapatan, nilai tambah bagi produk daerah, dan peningkatan taraf hidup masyarakat.

“UMKM adalah kegiatan ekonomi rakyat pada skala kecil yang perlu dilindungi dan dicegah dari persaingan yang tidak sehat,” bunyi Keppres RI Nomor 19 Tahun 1998.

UMKM adalah singkatan dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah sebagai penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB), paling banyak menyediakan lapangan pekerjaan dan menyerap tenaga kerja, serta lebih tahan terhadap krisis keuangan yang berisiko dialami dalam sebuah negara. Di Indonesia, hari UMKM Nasional diperingati setiap tanggal 31 Maret.

Karakteristik dan Jenis-Jenis UMKM

Perajin paralon bekas
Perajin menyelesaikan pembuatan kerajinan air mancur dari paralon bekas di Abah Matul, Tapos, Depok, Kamis (1/4/2021). Tahun ini, Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM) atau BLT UMKM kembali disalurkan pada 9,8 juta pelaku usaha dengan besaran RP 1,2 juta per penerima. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Ini penjelasan karakteristik UMKM sesuai UU Nomor 20 Tahun 2008 dan jenis-jenis UMKM melansir dari situs website resmi Pemerintah Kota Semarang.

Karakteristik UMKM:

1. Usaha Mikro

Usaha mikro yang menjadi bagian dari UMKM adalah singkatan dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, yakni usaha ekonomi produktif yang dimiliki perorangan maupun badan usaha sesuai dengan kriteria usaha mikro.

Usaha yang termasuk kriteria usaha mikro UMKM adalah singkatan dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, yakni usaha yang memiliki kekayaan bersih mencapai Rp50.000.000 dan tidak termasuk bangunan dan tanah tempat usaha. Hasil penjualan usaha mikro setiap tahunnnya paling banyak Rp300.000.000.

2. Usaha Kecil

Usaha kecil yang menjadi bagian dari UMKM adalah singkatan dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, yakni suatu usaha ekonomi produktif yang independen atau berdiri sendiri baik yang dimiliki perorangan atau kelompok dan bukan sebagai badan usaha cabang dari perusahaan utama. Dikuasai dan dimiliki serta menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah.

Usaha yang masuk kriteria usaha kecil UMKM adalah singkatan dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, yakni usaha yang memiliki kekayaan bersih Rp50.000.000 dengan maksimal yang dibutuhkannya mencapai Rp500.000.000. Hasil penjualan bisnis setiap tahunnya antara Rp300.000.000 sampai paling banyak Rp25.000.000.000.

3. Usaha Menengah

Usaha menengah yang menjadi bagian dari UMKM adalah singkatan dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, yakni usaha dalam ekonomi produktif dan bukan cabang atau anak usaha dari perusahaan pusat. Serta menjadi bagian secara langsung maupun tak langsung terhadap usaha kecil atau usaha besar dengan total kekayan bersihnya sesuai yang sudah diatur dengan peraturan perundang-undangan.

Usaha menengah sering dikategorikan sebagai bisnis besar dengan kriteria kekayaan bersih yang dimiliki pemilik usaha mencapai lebih dari Rp500.000.000 hingga Rp10.000.000.000 dan tidak termasuk bangunan dan tanah tempat usaha. Hasil penjualan tahunannya mencapai Rp25.000.000 milyar sampai Rp50.000.000.000.

Jenis-Jenis UMKM:

1. Usaha Kuliner

Usaha kuliner merupakan bisnis UMKM yang paling banyak digandrungi bahkan hingga kalangan muda sekalipun. Berbekal inovasi dalam bidang makanan dan modal yang tidak terlalu besar, bisnis ini terbilang cukup menjanjikan mengingat setiap hari semua orang membutuhkan makanan.

2. Usaha Fashion

Selain makanan, UMKM di bidang fashion juga sedang diminati. Setiap tahun mode tren fashion baru selalu hadir yang tentunya meningkatkan pendapatan pelaku bisnis fashion.

3. Usaha Agribisnis

UMKM di bidang pertanian seperti agribisnis harus bermodalkan tanah yang luas. Pengusaha bisa memanfaatkan perkarangan rumah yang disulap menjadi lahan agrobisnis yang menguntungkan.

Kelebihan dan Kekurangan UMKM

Kredit UMKM Tumbuh 12,3 Persen
Pekerja memintal benang tali di Pabrik Pemintal Benang Tradisional di Kebayoran Lama, Jakarta, Jumat (11/2/2022). Bank Indonesia (BI) melaporkan penyaluran kredit ke sektor UMKM tumbuh 12,3 persen secara tahunan (year on year) menjadi Rp1.147,3 triliun di sepanjang 2021. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Ada kelebihan dan kekurangan UMKM yang perlu dipahami. Ini penjelasan kelebihan dan kekurangan UMKM yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber.

Kelebihan UMKM:

1. UMKM mampu menyerap tenaga kerja. Pasalnya, industri kecil tersebut bisa menyerap hingga 50% tenaga kerja yang tersedia.

2. Dampak positif yang bisa diberikan UMKM adalah mendukung tumbuh kembangnya wirausaha baru.

3. Memiliki segmen usaha pasar yang unik, melaksanakan manajemen sederhana dan fleksibel terhadap perubahan pasar.

4. Memanfaatkan sumber daya alam sekitar, industri kecil sebagian besar memanfaatkan limbah atau hasil sampai dari industri besar atau industri yang lainnya.

5. Punya potensi untuk berkembang. Berbagai upaya pembinaan yang dilaksanakan menunjukkan hasil yang menggambarkan bahwa industri kecil mampu untuk dikembangkan lebih lanjut dan mampu untuk mengembangkan sektor lain yang terkait.

Kekurangan UMKM:

1. Faktor Internal

- Masih terbatasnya kemampuan sumber daya manusia.

- Kendala pemasaran produk sebagian besar pengusaha Industri Kecil lebih memperioritaskan pada aspek produksi sedangkan fungsi-fungsi pemasaran kurang mampu dalam mengakseskannya, khususnya dalam informasi pasar dan jaringan pasar, sehingga sebagian besar hanya berfungsi sebagai tukang saja.

- Konsumen cenderung belum terlalu mempercayai mutu produk UMKM.

- Kendala permodalan usaha sebagian besar Industri Kecil memanfaatkan modal sendiri dalam jumlah yang relatif kecil.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah masalah yang muncul dari pihak pengembang serta pembina UMKM. Seperti solusi yang diberikan tidak tepat sasaran, kemudian tidak adanya monitoring serta program yang tumpang tindih. 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya