Liputan6.com, Jakarta Penyakit dispepsia merupakan gangguan yang terjadi di daerah perut bagian tengah. Dispepsia ini bisa memunculkan sekumpulan gejala berupa rasa nyeri , kembung, mual, muntah, dan lain sebagainya. Dispepsia biasanya terjadi setelah seseorang mengonsumsi makanan atau minuman.Â
Baca Juga
Penyakit dispepsia bisa terjadi karena kadar asam lambung yang tinggi, sehingga menyebabkan peradangan pada selaput lambung. Penyakit ini bisa kambuh dengan tiba-tiba dan semakin lama akan semakin parah. Oleh karena itu, penderitanya harus lebih selektif lagi dalam mengonsumsi makanan.
Advertisement
Penyakit dispepsia ini tidak bisa dianggap remeh. Tanpa adanya perbaikan pola hidup maupun pemeriksaan dan penanganan yang tepat dari dokter, dispepsia bisa menjadi gejala penyakit pencernaan yang parah.
Berikut Liputan6.com, Sabtu (24/8/2019) telah merangkum dari berbagai sumber membahas seputar penyakit dispepsia; cara mengatasi dispepsia hingga makanan yang perlu dihindari.Â
Mengenal tentang Penyakit Dispepsia
Dispepsia merupakan gangguan yang terjadi di daerah perut bagian bawah. Gangguan ini bisa memunculkan gejala berupa rasa nyeri pada ulu hati, kembung, mual, muntah, dan lain sebagainya. Nyeri ini dapat hilang dan timbul, tetapi biasanya terjadi secara terus-menerus.
Dispepsia biasanya disebabkan oleh gaya hidup seseorang yang cenderung tidak sehat. Selain itu, dispepsia juga bisa dikaitkan dengan infeksi, kondisi pencernaan atau kelebihan asam lambung. Disini asam lambung memecah mukosa sehingga menyebabkan iritasi dan pembengkakan. Dimana hal ini memicu rasa tidak nyaman pada sistem pencernaan.
Biasanya penyakit dispepsia ini lebih dapat dirasakan pada saat makan atau setelah mengonsumsi makanan dan minuman. Meskipun rasa tidak nyaman sudah mulai bisa dirasakan sebelum makan. Saat menjelang makan, lambung akan menghasilkan asam.
Nah, pada kondisi tertentu jumlah asam yang diproduksi oleh lambung bisa meningkat, sehingga menyebabkan iritasi pada dinding permukaan lambung. Bahkan keluhan bisa terasa hingga kerongkongan. Keluhan nyeri pada lambung inilah yang sering membuat dispepsia dikenal sebagai keluhan nyeri lambung atau sakit maag.
Advertisement
Cara Mengatasi Penyakit Dispepsia
Bagi penderita penyakit ini, kerap kali mencari beragam pengobatan untuk meredakan atau bahkan menyembuhkan rasa sakitnya. Namun pengobatan untuk penyakit dispepsia ini sangat beragam tergantung pada apa yang menyebabkannya dan seberapa gejala yang dirasakan.
Pertolongan pertama untuk mengatasi nyeri ulu hati atau dispepsia dapat dilakukan dengan meminum obat yang direkomendasikan oleh dokter. Misalnya, dengan mengonsumsi obat yang mengandung antasida untuk mengurangi asam lambung. Jangan lupa untuk makan makanan apa pun yang ada, memperbanyak konsumsi air putih, serta istirahat.
Selain itu, kebanyakan orang mampu mengatasi maupun mencegah gangguan pencernaan dengan membuat perubahan pola makan dan gaya hidup yang lebih baik. Berikut ini ada beberapa perubahan pola makan dan gaya hidup untuk mengatasi penyakit dispepsia.
- Makan sedikit demi sedikit dan kunyah makanan secara perlahan dan menyeluruh.
- Hindari makanan yang berlemak dan pedas seperti makanan olahan, minuman bersoda, kopi, teh, alkohol, rokok, dan lainnya yang bisa memicu produksi asam lambung berlebih.
- Mempertahankan berat badan yang sehat.
- Lakukan olahraga secara teratur.
- Mengelola stres.
- Hindari kebiasaan segera berbaring setelah makan. Kamu bisa menunggu setidaknya dua hingga tiga jam setelah makan sebelum berbaring.
Makanan dan Minuman yang Perlu Dihindari
Makanan Pedas
Hal yang perlu dihindari bagi penderita dispepsia adalah mengurangi konsumsi makanan pedas. Ya, mengonsumsi makanan pedas bisa memperburuk kondisi penyakit ini. Pasalnya makanan pedas ini dapat meningkatkan kadar asam lambung dengan cepat dan menyebabkan radang pada lambung. Pada selaput lambung yang rusak karena dispepsia akan terus meradang jika terkena makanan yang pedas.
Makanan Asam
Selain makanan pedas, makanan asam juga perlu dihindari bagi penderita dispepsia. Ya, makanan asam bisa menyebabkan masalah pencernaan. Buah-buahan dengan tingkat keasaman tinggi seperti jeruk dan lemon juga harus dihindari.
Makanan Berlemak
Makanan dengan kandungan lemak tinggi juga bisa meningkatkan peradangan pada selaput lambung, sehingga menyebabkan dispepsia atau sakit maag. Makanan berlemak biasanya ditemukan pada masakan yang digoreng.
Oleh karena itu, disarankan bagi penderita dispepsia untuk menghindari makanan yang digoreng secara berlebihan. Selain memperparah kondisi dispepsia, makanan berlemak juga dapat meningkatkan tekanan darah dan membuat obesitas.
Advertisement
Makanan dan Minuman yang Perlu Dihindari Lainnya
Makanan dan Minuman Manis
Makanan dan minuman yang dibuat dengan pemanis buatan juga bisa menyebabkan penyakit maag kambuh pada seseorang. Hal ini dikarenakan pemanis tidak dapat sepenuhnya dicerna dan diserap oleh tubuh sebelum mencapai usus.
Minuman Berkafein
Penderita penyakit dispepsia juga harus mengurangi konsumsi minuman yang mengandung kafein. Hal ini dikarenakan minuman dengan kafein bisa meningkatkan asam lambung, sehingga menyebabkan dispepsia kambuh. Minuman yang mengandung kafein tinggi seperti kopi, teh, soda, dan coklat.
Minuman Beralkohol
Penderita dispepsia juga harus menghindari minuman yang mengandung alkohol. Hal ini dikarenakan minuman beralkohol mempunyai sifat yang dapat mengiritasi lapisan lambung, sehingga bisa menyebabkan rasa nyeri kambuh.
Selain itu, alkohol juga dapat menyebabkan gangguan pencernaan dan penyakit hati. Alkohol juga tidak mengandung protein, vitamin, atau nutrisi lainnya yang berguna untuk tubuh.