Liputan6.com, Jakarta Rasa terbakar di perut bisa menimbulkan rasa tidak nyaman. Terkadang, masalah perut satu ini kerap disertai nyeri yang menyakitkan. Perut yang panas biasanya merupakan gejala dari suatu gangguan pencernaan.
Advertisement
Baca Juga
Advertisement
Ada beberapa kondisi yang bisa menyebabkan rasa panas di perut. Perut yang terasa panas adalah masalah umum yang disebabkan oleh berbagai masalah kesehatan, makanan, dan gaya hidup. Sensasi terbakar juga bisa diakibatkan oleh kondisi kronis atau reaksi terhadap pengobatan.
Perut yang terasa panas sangat terkait dengan kesehatan pencernaan. Kondisi ini bisa diobati secara efektif jika penyebabnya bisa dikenali. Berikut 12 penyebab perut panas, dirangkum Liputan6.com dari Healthline, Kamis(14/1/2021).
Penyebab perut panas
Asam lambung naik
Asam lambung naik atau refluks asam terjadi ketika asam lambung naik ke kerongkongan. Ini dapat menyebabkan sensasi terbakar di dada atau perut bersama dengan nyeri dada, kesulitan menelan, dan batuk kronis. Kondisi ini cenderung memburuk jika orang tersebut berbaring atau membungkuk, dan juga setelah makan.
Refluks asam yang terjadi secara presisten atau sering disebut dengan Penyakit gastroesophageal reflux (GERD). Jika GERD tidak diobati, ini dapat menyebabkan kondisi prakanker yang dikenal sebagai esofagus Barrett.
Disepsia
Disepsia merupakan ketidaknyamanan perut pada bagian atas. Ini bisa menjadi gejala masalah pencernaan lainnya. Perut yang terbakar adalah salah satu keluhan umum pada penderita disepsia. Gejala lain mungkin termasuk kembung, mual, begah setelah makan, merasa kenyang tanpa makan banyak, dan sering bersendawa.
Banyak kasus disepsia tidak memiliki penyebab langsung. Dokter menyebutnya dispepsia fungsional. Dispepsia fungsional dapat menyebabkan gejala, termasuk rasa terbakar di perut, pada sebanyak 70% orang dengan jenis keluhan ini. Dispepsia fungsional tidak berbahaya, tetapi gejalanya dapat mengganggu.
Advertisement
Penyebab perut panas
Gastritis
Gastritis adalah suatu kondisi yang menyebabkan peradangan pada lapisan perut. Selain perut panas, gejala lain juga meliputi mual, muntah, dan rasa begah setelah makan. Terkadang, gastritis dapat menyebabkan sakit tukak lambung, pendarahan lambung, dan peningkatan risiko kanker perut.
Bakteri Helicobacter pylori merupakan penyebab gastritis paling umum. Dalam kasus lain, peradangan terjadi akibat iritasi, yang mungkin disebabkan oleh penggunaan alkohol atau obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID).
Infeksi Helicobacter pylori
Infeksi Helicobacter pylori (H. pylori) terjadi ketika bakteri menginfeksi perut. Sekitar dua pertiga orang di seluruh dunia pernah menderita infeksi H. pylori. Selain perut terasa terbakar, gejala lain meliputi mual, kehilangan nafsu makan, kembung, penurunan berat badan, dan sering bersendawa. Infeksi H. pylori adalah penyebab utama tukak lambung dan dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker perut.
Penyebab perut panas
Tukak lambung
Tukak lambung adalah luka yang terbentuk ketika cairan pencernaan mengikis lapisan sistem pencernaan. Luka bisa terjadi di lapisan lambung, duodenum, atau bagian bawah kerongkongan. Penyebab tersering adalah bakteri Helicobacter pylori (H. pylori) dan penggunaan obat antiinflamasi non steroid.
Sakit perut yang terbakar adalah gejala paling umum dari tukak lambung. Gejala lain juga bisa meliputi rasa begah, kembung, sendawa, dan mual.
Sindrom iritasi usus besar
Sindrom iritasi usus besar adalah kelainan usus yang menyebabkan ketidaknyamanan perut, dan terkadang, rasa sakit yang membakar. Gejala lainnya termasuk gas, diare, sembelit, lendir di tinja, kram atau kembung, dan mual.
Sampai saat ini, para ilmuwan tidak yakin apa yang menyebabkan sindrom ini. Tetapi ada bukti yang berkembang bahwa mikroba yang ada selama infeksi gastroenteritis dapat memicu reaksi jangka panjang.
Advertisement
Penyebab perut panas
Hernia
Hernia terjadi ketika suatu organ mendorong melalui otot atau jaringan di sekitarnya. Ada banyak jenis hernia, dan beberapa dapat menyebabkan sensasi terbakar di tempat timbulnya tonjolan. Kondisi ini juga bisa terjadi di perut. Gejala hernia lainnya bisa meliputi rasa sakit atau ketidaknyamanan di dekat area yang terkena, nyeri, dan rasa begah.
Reaksi makanan
Reaksi atau intoleransi terhadap makanan tertentu dapat menyebabkan perut panas pada beberapa orang. Misalnya, orang yang memiliki intoleransi terhadap laktosa. Jika ia mengonsumsi susu atau produk turunannya, ia akan merasa mual, kembung, kram, atau perut terasa panas.
Kondisi ini juga terjadi pada penderita penyakit celiac yang tidak bisa mengonsumsi gluten. Mereka mungkin mengalami gejala usus, seperti diare, penurunan berat badan, atau kembung.
Penyebab perut panas
Reaksi obat
Obat-obatan tertentu, terutama antiperadangan nonsteroid (NSAIDS), dapat menyebabkan masalah gastrointestinal, yang dapat menyebabkan rasa sakit yang membakar di perut. Obat NSAIDS yang sering ditemui seperti ibuprofein dan aspirin.
Merokok
Merokok memengaruhi seluruh tubuh, termasuk pencernaan. Orang yang merokok lebih mungkin mengembangkan perut terbakar dan masalah pencernaan, seperti GERD, tukak lambung dan Penyakit Crohn.
Advertisement
Penyebab perut panas
Alkohol
Mengkonsumsi alkohol dapat mengiritasi saluran pencernaan. Ini bisa menyebabkan rasa terbakar di perut. Minum terlalu banyak alkohol juga dapat menyebabkan tukak lambung, radang perut, dan masalah gastrointestinal lainnya. Beberapa orang juga bisa mengalami intoleransi alkohol, suatu kondisi yang menghambat tubuh mencerna alkohol.
Kanker perut
Terkadang, kanker bisa menyebabkan sensasi terbakar di perut. Gejala kanker perut lainnya meliputi kelelahan,merasa kenyang setelah makan atau sedikit makanan, mulas parah atau gangguan pencernaan, mual, muntah, dan penurunan berat badan.