Liputan6.com, Jakarta Ada banyak mitos seputar kehamilan yang beredar di masyarakat. Salah satu mitos yang cukup populer adalah mitos seputar penyebab kehamilan. Mitos-mitos ini berkembang tanpa penjelasan ilmiah yang sesuai fakta.
Baca Juga
Advertisement
Mitos penyebab biasanya beredar di kalangan anak dan remaja. Minimnya pengetahuan soal seks, membuat mitos ini ditelan begitu saja. Bahkan mitos ini dipercaya hingga dewasa. Tak jarang mitos ini membuat salah kaprah mengenai penyebab kehamilan yang sebenarnya.
Mitos penyebab kehamilan bahkan masih dipercaya hingga saat ini. Misalnya, dalam beberapa waktu belakangan, mitos seputar berenang dapat menyebabkan kehamilan tengah menjadi perbincangan. Berikut mitos penyebab kehamilan yang berhasil Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin (24/2/2020).
Berciuman
Banyak yang percaya bahwa berciuman baik itu berciuman bibir, pipi, atau kening dengan lawan jenis dapat menyebabkan kehamilan. Faktanya berciuman tidak dapat menyebabkan kehamilan. Seorang wanita tak pernah bisa hamil dengan hanya berciuman.
Kehamilan terjadi ketika sperma membuahi sel telur setelah dikeluarkan dari ovarium selama ovulasi. Kehamilan tidak dapat terjadi jika sperma tidak bertemu dengan ovum yang dilakukan dengan hubungan badan. Dalam hal ini berciuman tidak dapat menyebabkan kehamilan.
Advertisement
Berpegangan tangan
Mitos ini paling dipercaya anak hingga remaja. Ini merupakan mitos konyol yang tak perlu dipercaya. Faktanya berpegangan tangan tidak dapat menyebabkan kehamilan.
Saat berpegangan tangan tidak ada proses pertemuan antara sperma dan sel telur yang menyebabkan kehamilan.
Tidur bersebelahan
Tak sedikit orang percaya, bahwa tidur bersebelahan (tanpa berhubungan seks) dapat menyebabkan kehamilan. Namun, ini hanyalah mitos. Anda tak akan hamil dengan hanya tidur seranjang tanpa melakukan hubungan intim. Tidak ada risiko hamil dengan berbagi tempat tidur - meskipun jika berpelukan.
Kehamilan hanya dapat terjadi ketika terjadinya pertemuan sperma dan sel telur. Ini hanya dapat terjadi saat melakukan hubungan seksual.
Advertisement
Berbagi handuk atau pakaian dengan lawan jenis
Ada mitos yang juga beredar bahwa memakai handuk atau pakaian yang sama dengan lawan jenis dapat menyebabkan kehamilan. Faktanya, memakai handuk yang sama dengan pria tidak dapat menyebabkan kehamilan.
Sperma yang berada di luar tubuh hanya mampu bertahan hidup beberapa menit saja. Sperma yang menempel di handuk, pakaian, atau sperei hanya bisa bertahan hidup hingga air mani kering. Ini membuat tidak mungkin terjadinya pembuahan pada wanita.
Meski begitu berbagi handuk dan barang pribadi lainnya sangat tidak disarankan karena dapat menyebabkan penularan penyakit seperti jamur, parasit, atau virus lainnya.
Berenang bersama lawan jenis
Mitos ini sedang menjadi pembahasan banyak orang. Sejumlah orang percaya bahwa berenang di kolam bersama lawan jenis dapat menyebabkan kehamilan. Ini dipercaya sebagai contoh hamil tak langsung atau hamil tanpa bersentuhan secara fisik.
Faktanya, mitos ini adalah salah dan tidak perlu dipercaya. Menurut Perkumpulan Dokter Indonesia Bersatu (PDIB), tidak mungkin perempuan hamil saat berenang di kolam renang yang mana lelaki juga ikut berenang.
"Wanita bisa hamil karena berenang di kolam renang bersama laki-laki adalah pernyataan yang kabur dan keliru, bahkan berbau hoaks," kata Ketua Umum PDIB James Allan Rarung yang juga dokter spesialis kebidanan dan kandungan itu, di Jakarta, Minggu (23/2/2020).
Jika spermatozoa tercampur dengan bahan lain misalnya air kolam renang yang mengandung klorin atau air yang tercampur bahan kimia lain, tentu saja lebih cepat rusak dan mati. Jika berada di luar tubuh, sel sperma tidak memiliki kemampuan untuk bergerak cepat di luar cairan spermanya.
Advertisement
Fakta tentang penyebab kehamilan
Kehamilan bisa terjadi karena terjadinya hubungan seksual antara laki-laki dan perempuan. Kehamilan terjadi setelah pengeluaran cairan yang mengandung spermatozoa atau sel sperma masuk ke alat kelamin perempuan.
Sel sperma tersebut akan berenang melewati bagian dalam rahim dan sampai daerah tuba falopii, di mana jika di sana sudah ada sel telur yang menunggu untuk dibuahi, maka proses pembuahan akan terjadi sehingga berlanjut sebagai kehamilan.
Sel sperma di luar tubuh hanya memiliki potensi yang baik rata-rata rentang 30-60 menit. Setelah itu menurun drastis. Hal itu pun jika ditampung dalam tempat yang bersih tanpa tercampur media lain.