Liputan6.com, Jakarta Surat Al Kafirun merupakan surat ke-109 dalam mushaf Al-Qur'an. Nama surat Al Kafirun berarti orang-orang kafir. Surat ini termasuk dalam ayat-ayat Makkiyah karena diturunkan di kota Mekkah atau sebelum periode hijrah. Lalu pesan apa yang terkandung dalam surat Al Kafirun?
Pesan apa yang terkandung dalam surat Al Kafirun secara umum dapat dilihat dari makna dari nama surat tersebut. Surat Al Kafirun dinamakan demikian karena di dalamnya Allah SWT berpesan kepada orang-orang kafir bahwa perbuatan ingkar yang mereka lakukan akan mendapatkan balasan.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Adapun pesan apa yang terkandung dalam surat Al Kafirun kepada Nabi Muhammad SAW dan umatnya adalah untuk mengambil pelajaran dari tindakan orang-orang kafir tersebut.
Surat Al Kafirun merupakan salah satu surat yang terdapat dalam Al-Qur'an yang terdiri dari 6 ayat dan termasuk dalam juz ke-30 atau juz Amma. Pesan apa yang terkandung dalam Surat Al Kafirun secara umum adalah untuk tidak mencampuradukkan ajaran agama Islam dengan ajaran agama lain.
Untuk memahami lebih jelas mengenai pesan apa yang terkandung dalam surat Al Kafirun, penting bagi kita untuk mengetahui juga asbabun nuzulnya. Berikut adalah isi kandungan surat Al Kafirun berdasarkan tafsir para ulama, serta asbabun nuzulnya, seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (16/6/2023).
Bacaan Surat Al Kafirun
Sebelum lebih jauh membahas mengenai pesan apa yang terkandung dalam surat Al Kafirun berdasarkan tafsir para ulama, penting bagi kita untuk mengetahui bacaan surat tersebut dan terjemahannya. Berikut adalah bacaan surat Al Kafirun ayat 1-6, lengkap dengan tulisan Arab, latin, dan terjemahannya.
قُلْ يٰٓاَيُّهَا الْكٰفِرُوْنَۙ
Qul ya ayyuhal-kafirun
1. Katakanlah (Muhammad), “Wahai orang-orang kafir!
لَآ اَعْبُدُ مَا تَعْبُدُوْنَۙ
La a'budu ma ta'budun
2. aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah,
وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۚ
Wa la antum a'biduna ma a'bud
3. dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah,
وَلَآ اَنَا۠ عَابِدٌ مَّا عَبَدْتُّمْۙ
Wa la ana a'bidum ma 'abattum
4. dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,
وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۗ
Wa la antum a'biduna ma a'bud
5. dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah.
لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ ࣖ
Lakum dinukum wa liya din
6. Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.”
Advertisement
Asbabun Nuzul Surat Al Kafirun
Pesan apa yang terkandung dalam surat Al Kafirun dapat diketahui dari asbabun nuzulnya. Menurut Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya, turunnya surat Al Kafirun merupakan bentuk tanggapan atas ajakan orang-orang kafir Quraisy untuk menyembah berhala-berhala mereka selama satu tahun, lalu mereka akan menyembah Allah selama satu tahun.
Pada saat itu Walid bin Mughirah, Ash bin Wail, Aswad bin Abdul Muthalib dan Umayyah bin Khalaf menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Mereka mengatakan, “Wahai Muhammad, marilah kami menyembah Tuhan yang kamu sembah dan kamu menyembah Tuhan yang kami sembah. Kita bersama-sama ikut serta dalam perkara ini. Jika ternyata agamamu lebih baik dari agama kami, kami telah ikut serta dan mengambil keuntungan kami dalam agamamu. Jika ternyata agama kami lebih baik dari agamamu, kamu telah ikut serta dan mengambil keuntunganmu dalam agama kami.”
Sebagai tanggapan atas tawaran yang tidak masuk akal tersebut, Allah menurunkan Surat Al-Kafirun sebagai jawaban tegas bahwa Rasulullah dan pengikutnya berlepas diri dari agama mereka.
Sementara itu dalam Tafsir Fi Zilalil Quran, Sayyid Qutb menjelaskan bahwa bangsa Arab pada masa itu tidak menolak keberadaan Allah. Namun, mereka tidak memahami hakikat-Nya sehingga mereka menyekutukan-Nya.
Mereka beribadah kepada berhala-berhala yang mereka ciptakan untuk mewakili orang-orang saleh atau malaikat sebagai perantara dalam mendekatkan diri kepada Allah. Mereka bahkan menganggap bahwa malaikat adalah anak perempuan Allah.
Maka ketika Rasulullah mengajarkan tauhid, yaitu beribadah hanya kepada Allah, orang-orang kafir Quraisy pun merasa heran dan bingung. Mereka pun melakukan berbagai upaya untuk menentang dakwah ini.
Setelah gagal menghentikan upaya Rasulullah dengan cara-cara kekerasan, mereka menawarkan harta dan jabatan sebagai tawaran. Namun, saat upaya tersebut juga gagal, mereka mencoba mengajukan kompromi. Mereka menawarkan kerjasama untuk menyembah Tuhan mereka bersama-sama selama satu tahun, dan tahun berikutnya mereka bersedia menyembah Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Allah kemudian menurunkan Surat Al-Kafirun sebagai respons atas tawaran tersebut.
Isi Kandungan Surat Al Kafirun Menurut Tafsir Kemenag
Setelah memahami asbabun nuzul dari surat Al Kafirun, kita dapat menguraikan pesan apa yang terkandung dalam surat Al Kafirun berdasarkan pandangan para ulama tafsir. Menurut Kementerian Agama (Kemenag), pesan apa yang terkandung dalam surat Al Kafirun ayat 1-6 dapat disimpulkan menjadi tiga poin utama yang dibahas dalam surat tersebut. Berikut adalah inti dari poin-poin tersebut:
- Allah SWT ingin menjelaskan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara sifat Tuhan yang disembah oleh umat Nabi Muhammad SAW dan Tuhan yang disembah oleh orang-orang kafir. Allah SWT adalah Tuhan Yang Maha Esa dan tidak memiliki keturunan maupun diperanakkan.
- Terkait dengan perbedaan sifat Tuhan tersebut, hal ini juga menjelaskan adanya perbedaan dalam pelaksanaan ibadah.
- Melalui surat Al-Kafirun, Allah SWT menekankan pentingnya toleransi antar umat beragama. Ini dilakukan dengan menjalankan ibadah sesuai dengan aturan agama masing-masing tanpa mencampuradukkan urusan antara keduanya.
Advertisement
Keutamaan Surat Al Kafirun
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pesan apa yang terkandung dalam surat Al Kafirun dapat dirangkum ke dalam tiga poin utama, yakni mengenai perbedaan sifat Tuhan yang disembah oleh orang Islam dan orang kafir, perbedaan tata cara beribadah, serta pentingnya sikap toleransi.
Itu menjadi salah satu keutamaan dari surat Al Kafirun. Di samping itu, masih ada keutamaan lain dari surat tersebut. Berikut ini beberapa keistimewaan dari surat Al Kafirun, antara lain sebagai berikut:
1. Ajakan toleransi antar agama
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pesan apa yang terkandung dalam surat Al Kafirun salah satunya adalah pentingnya sikap toleransi. Surat ini berisi ajakan untuk bertoleransi antar agama, yaitu menghormati dan menghargai penganut agama lain, sebagaimana terdapat dalam ayat terakhir surat Al-Kafirun: "Untukmu agamamu dan untukku agamaku".
2. Ditakuti oleh iblis
Surat Al-Kafirun merupakan surat yang ditakuti oleh iblis, seperti yang dinyatakan dalam hadis Nabi Muhammad SAW,
"Tidak ada dalam Al-Qur’an yang lebih menakutkan bagi iblis daripada Qul Ya Ayyuhal-Kafirun, sebab ia adalah tauhid dan pembebas dari kemusyrikan."
3. Seperti seperempat Alquran
Membaca surat Al-Kafirun memiliki keutamaan sebagaimana membaca seperempat Al-Qur'an, namun tetap diwajibkan untuk membaca Al-Qur'an secara keseluruhan karena itu dianjurkan oleh Allah SWT.
4. Pembebasan dari kemusyirikan
Membaca surat Al-Kafirun sebelum tidur dapat membebaskan seseorang dari kemusyrikan. Hal tersebut juga tercantum dalam hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Abu Daud dari Farwan bin Naufal yang bunyinya sebagai berikut,
"Bacalah Qul ya Ayyuhal-kafirun kemudian tidurlah di akhirnya, sesungguhnya ayat tersebut membebaskan dari kemusyrikan".
5. Pembeda antara agama
Pesan apa yang terkandung dalam Surat Al Kafirun salah satunya adalah membedakan Islam dengan agama lain, serta pesan tentang apa yang disembah dan aturan yang berbeda dalam Islam dibandingkan dengan keyakinan agama lain.
6. Membangun dan memperkuat iman
Membaca surat Al-Kafirun dapat membangun dan memperkuat iman, karena surat ini menggambarkan ketaatan manusia kepada Allah SWT dan menyatakan bahwa manusia berikrar dan bersaksi hanya kepada Allah SWT.
7. Membangun optimisme dalam Islam
Surat Al-Kafirun mengajarkan agar umat Islam tidak perlu takut dan tetap optimis dalam menghadapi orang-orang kafir. Surat ini memberikan semangat dan keberanian dalam melawan ajaran dan tipu daya orang kafir, serta mendorong umat Islam untuk tidak gentar dalam melawan kekafiran.