Sejarah Makah dan Asal Usul Penamaannya, Kota Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Kota Makah merupakan kota tersuci yang menjadi tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW.

oleh Ayu Rifka Sitoresmi diperbarui 15 Jul 2023, 17:30 WIB
Diterbitkan 15 Jul 2023, 17:30 WIB
Sejarah Makah dan Asal Usul Penamaannya, Kota Kelahiran Nabi Muhammad SAW
Gambar yang diambil pada 24 Mei 2020 selama jam-jam awal Hari Raya Idul Fitri menunjukkan pandangan udara kota suci Mekkah Arab Saudi dengan Makkah Royal Clock Tower menghadap Masjidil Haram dan Ka'bah. (Photo by - / AFP)

Liputan6.com, Jakarta Sejarah Makah menjadi pelajaran penting bagi setiap umat Islam, sebab kota ini terdapat bangunan Ka’bah yang menjadi kiblat utama umat Islam di seluruh dunia ketika melakukan salah 5 waktu dan salat sunah lainnya.

Makah merupakan salah satu kota suci Islam dan ibukota Provinsi Makah, Arab Saudi. Kota Makah ini memiliki Masjidil Haram yang menjadi rumah bagi Ka’bah. Makah adalah kota kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Selain itu, kota yang dijuluki sebagai kota tersuci di dunia ini juga menjadi lokasi yang umat Islam percaya bahwa al-Qur'an pertama kali diturunkan kepada Muhammad. Kota Makah sendiri memiliki sejarah panjang yang erat kaitannya dengan ajaran Islam. Untuk itu, anda perlu mengetahui sejarah dan asal usul Makah.

Berikut Liputan6.com ulas mengenai sejarah dan asal usul kota Makah yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Sabtu (15/7/2023).

Sejarah Makah Secara Singkat

Sejarah Makah dan Asal Usul Penamaannya, Kota Kelahiran Nabi Muhammad SAW
Jemaah berdoa di sekitar Ka'bah saat ibadah haji tahunan di Mekkah, Arab Saudi, Minggu (25/6/2023). Jemaah berkumpul di Kota Suci Mekkah untuk haji terbesar sejak pandemi virus corona COVID-19 yang sangat membatasi akses ke salah satu dari lima rukun Islam tersebut. (AP Photo/Amr Nabil)

Sejarah berdirinya Makah tak lepas dari peran Nabi Ismail dan Hajar sebagai penduduk pertama kota ini yang ditempatkan oleh Nabi Ibrahim atas perintah Allah SWT. Dalam perkembangannya, Nabi Ibrahim dan Nabi Ismaillah yang membuat Ka’bah.

Awalnya, Makah merupakan kota kecil yang tandus dan dikelilingi pegunungan. Kemudian banyak orang yang datang dan menetap di kosa kecil tersebut, salah satunya orang-orang Jurhum. Pada waktu itu, Nabi Ismail lantas menikah dengan putri Muzaz bin Amr (seorang tokoh dari kabilah Jurhum). Keturunan Nabi Ismail dari pernikahan ini kemudian berkembang menjadi penduduk Makah.

Pada masa berikutnya kota ini dipimpin oleh Quraisy yang merupakan kabilah atau suku yang utama di Jazirah Arab karena memiliki hak pemeliharaan terhadap Ka'bah. Suku ini terkenal dalam bidang perdagangan bahkan pada masa itu aktivitas dagang mereka dikenal hingga Damaskus, Palestina, dan Afrika.

Tokoh sebagai kepala kabilah Quraisy adalah Qussai yang dilanjutkan oleh Abdul Muthalib. Pada saat itu, Makah tidak berbentuk kerajaan, melainkan hanya sebagai tempat tinggal suku Quraisy. Pada musim panas, suku Quraisy biasa pindah ke Syam, sedangkan pada musim dingin pindah ke Yaman. Meskipun demikian, sudah ada pembagian jabatan di Makah. Berikut ini jabatan yang telah memiliki tugas di Makah, yakni:

  1. Hijabah (pemegang kunci pintu Ka'bah)
  2. Siqaayah (pengawas mata air zam-zam)
  3. Rifaadah (penyedia makanan bagi tamu Makkah)
  4. Liwaa' (pengatur panji perang)
  5. Qiyaadah (pemimpin pasukan perang)

Kemudian pada tahun 571, Nabi Muhammad SAW keturunan langsung dari Nabi Ismail serta Qussai, lahir di kota ini dan tumbuh dewasa. Pertama kali menerima wahyu dari Allah SWT namun ajarannya ditolak kaumnya yang saat itu masih berada dalam kegelapan pemikiran (Jahiliah) sehingga berpindah ke Madinah. Setelah Madinah berkembang, akhirnya Nabi Muhammad SAW kembali lagi ke Makah dalam misi membebaskan kota Makah tanpa pertumpahan darah yang dikenal dengan (Fathul Makah) pada tahun 630 (8 Hijriyah).

Pada masa selanjutnya Makah berada di bawah administrasi Khulafaur Rasyidin. Pada masa ini, Makah tidak dijadikan pusat pemerintahan. Sebab pusat pemerintahan Khulafaur Rasyidin tetap berada di Madinah.

Setelahnya, Makah berada di bawah administrasi para Khalifah yang saat itu berkuasa di Damaskus (Dinasti Ummayyah), Bagdad (Dinasti Abbasiyah), dan Istanbul (Usmaniah). Kemudian setelah hancurnya sistem kekhalifahan, kota ini dikuasai oleh Syarif Makkah yang ikut melawan pemerintah Usmaniah dan tak selang beberapa lama berhasil direbut serta disatukan dalam pemerintahan Arab Saudi oleh Abdul Aziz bin Saud yang kemudian menjadi pelayan bagi kedua kota suci Islam, yakni Makah dan Madinah.

Asal Usul Nama Makah

Sejarah Makah dan Asal Usul Penamaannya, Kota Kelahiran Nabi Muhammad SAW
Ilustrasi - Ka'bah zaman Makkah kuno. (Foto: Tangkapan layar film The Messenger)

Nama Makah sendiri secara bahasa diambil dari kata Bakkah yang artinya menangis. Dalam kitab Al-Itqan fii ‘Ulumil Qur’an, Imam As-Suyuthi mengatakan bahwa Makkah adalah keseluruhan tanah haram, sedangkan Bakkah nama Baitullah dan tempat tawaf yang mencakup Masjidil Haram.

Riwayat lain menyebutkan bahwa asal usul penamaan Makah diambil dari salah satu nama burung yang hidup di Riyadh yaitu burung Mukka’. Namun, pendapat tersebut kembali dipertanyakan lagi oleh para ulama.

Bahkan ada riwayat yang lainnya, menyebut bahwa Makah merupakan kota suci yang dapat menghapus dosa-dosa para peziarahnya dan kezaliman. Sebab, kata "menghapus" atau "membersihkan" dalam bahasa Arab juga disebut "makka"-"yamukku".

Peristiwa Besat yang Terjadi di Makah

Sejarah Makah dan Asal Usul Penamaannya, Kota Kelahiran Nabi Muhammad SAW
Ilustrasi haji, umrah, ka'bah. (Photo created by vecstock on www.freepik.com)

Berikut ini terdapat beberapa peristiwa besar yang terjadi di Makah, yakni:

1. Berdirinya Ka’bah atau Baitullah

Dikutip dari laman MUI, Ka’bah merupakan rumah pertama yang didirikan sebagai tempat ibadah. Bahkan hingga saat ini, Kabah selalu ramai diziarahi seluruh umat Islam di dunia. Ka’bah diyakini oleh umat Islam telah dibangun oleh Ibrahim dan Isma'il yang merupakan salah satu situs suci Islam serta patokan arah salat bagi umat Islam (kiblat).

Hal ini sebagaimana yang dijelaskan dalam surah Ali Imran ayat 96, yaitu:

اِنَّ اَوَّلَ بَيْتٍ وُّضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِيْ بِبَكَّةَ مُبٰرَكًا وَّهُدًى لِّلْعٰلَمِيْنَۚ

Artinya: “Sesungguhnya rumah (ibadah) pertama yang dibangun untuk manusia adalah (Baitullah) yang (berada) di Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi seluruh alam.”

2. Tempat Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Kota Makah dipercaya sebagai tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW pada 12 Rabi’ul Awal atau 23 April 571 M yang populer disebut “Tahun Gajah”. Nabi Muhammad SAW lahir di kampung Bani Hasyim di Kota Makkah. Tahun Gajah yang dikenal sebagai tahun kelahirannya disebabkan terdapat peristiwa datangnya pasukan gajah di bawah pimpinan Abrahah, penguasa Habsyah (Ethiopia), yang hendak menghancurkan Kabah.

Namun, Allah SWT menggagalkan penyerbuan itu dengan mukjizat datangnya kawanan burung Ababil yang datang dengan melemparkan batu-batu kerikil panas ke arah Abrahah dan pasukannya.

Peristiwa inilah yang melatarbelakangi penisbahan Tahun Gajah pada tahun kelahiran Rasulullah SAW. Bahkan hingga saat ini Makkah terus diziarahi umat Islam untuk mengingat napak tilas perjuangan Rasulullah SAW semasa hidup.

3. Nabi Muhammad SAW Mendapatkan Wahyu Pertama di Gua Hira

Gua Hira terletak di sebelah utara Masjidil Haram, sekitar 6 kilometer, terdapat puncak jabal Nur. Gua ini menjadi salah satu bukit yang menjadi paku kota Makkah dengan ketinggian 640 meter. Di sinilah Nabi Muhammad SAW menerima wahyu yang pertama, yaitu QS Al ‘Alaq ayat 1-5.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya