Liputan6.com, Jakarta - Cara mengetahui bulan Hijriah sekarang, dapat mengamati penetapan tanggal 1 Muharram. Muharram adalah bulan pertama dalam kalender Hijriah dan menandai awal tahun baru Islam. Informasi ini sering kali dirilis oleh lembaga resmi seperti Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI).
Dicontohkan jika tanggal 1 Muharram jatuh pada 19 Juli 2023 menurut SKB 3 Menteri, maka dapat disimpulkan bahwa saat itu adalah awal tahun 1445 H atau bertepatan dengan tahun baru Islam.
Selain itu, Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) juga menerbitkan kalender Hijriah yang menjadi panduan bagi umat Muslim di Indonesia. Kalender tersebut mencantumkan nama-nama bulan Islam dalam kalender Masehi serta tanggal-tanggal penting seperti awal tahun baru Islam, bulan Ramadan, dan bulan Dzulhijjah yang berkaitan dengan ibadah haji.
Advertisement
Merujuk pada kalender yang diterbitkan oleh Kemenag RI, umat Muslim dapat mengetahui bulan Hijriah sekarang yang sedang berlangsung dengan tepat dan akurat. Simak penjelasan lengkapnya agar lebih memahami.
Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang cara mengetahui bulan Hijriah sekarang menurut Kemenag RI, Rabu (2/8/2023).
Merujuk Kalender Kemenag RI
Cara mengetahui bulan Hijriah sekarang, bisa dengan mengamati beberapa hal. Seperti mengamati penetapan bulan Muharram atau tahun baru Islam, hingga mengamati referensi kalender Hijriah yang diterbitkan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI).
1. Amati penetapan 1 Muharram
Pertama, untuk mengetahui bulan Hijriah sekarang, kita bisa mengamati bulan Muharram yang menandai awal tahun baru Islam. Misalnya tanggal 1 Muharram 1445 H jatuh pada Rabu, 19 Juli 2023, berdasarkan informasi dari SKB 3 Menteri. Oleh karena itu, kita bisa merujuk pada penetapan 1 Muharram tersebut untuk mengetahui bulan Hijriah sekarang.
Kalender Hijriah dengan nama-nama bulan Islam didasarkan pada perhitungan yang berlawanan antara rotasi bulan dan matahari, seperti yang dijelaskan dalam buku "Mengenal Nama Bulan dalam Kalender Hijriyah" karya Ida Fitri Shohibah. Hal ini mengakibatkan semua hari-hari besar Islam dapat terjadi pada musim-musim yang berbeda setiap tahunnya.
2. Panjangnya 354 sampai 355 hari
Tahun Hijriah memiliki panjang 354 hari, kecuali pada tahun kabisat (ditetapkan setiap 4 tahun sekali) yang memiliki 355 hari. Nama-nama hari dalam sistem penanggalan Hijriah adalah al-Ahad (Minggu), al-Itsnayn (Senin), ats-Tsalaatsa' (Selasa), al-Arba'aa' (Rabu), al-Khamiis (Kamis), al-Jum'aat (Jumat), dan as-Sat (Sabtu).
Jumlah hari di tahun Hijriah dengan tahun Masehi selisih 11 hari. Kalender Masehi menetapkan satu tahun terdiri dari 365 hari atau 366 hari dan penambahan 1 hari di bulan Februari pada tahun kabisat.
3. Merujuk Pedoman dari Kemenag RI
Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) menerbitkan kalender Hijriah yang menjadi pedoman dalam mengetahui bulan Hijriah sekarang. Kalender ini mencantumkan nama-nama bulan Hijriah dan penanggalan untuk setiap bulannya. Contohnya, Juli 2023 disebut juga bulan Zulhijjah 1444 H - Muharram 1445 H, Agustus 2023 disebut juga bulan Muharram - Shafar 1445 H.
Lalu, September 2023 disebut Shafar - Rabi'ul Awal 1445 H, Oktober 2023 disebut bulan Rabi`ul Awal-Rabi`ul Akhir 1445 H, November 2023 disebut Rabi`ul Akhir - Jumadal Ula 1445 H, Desember 2023 disebut Jumadal Ula, dan seterusnya. Kalender bulan Hijriah 2023 Kemenag RI bisa diunduh dengan klik di sini.
Nama-nama bulan Hijriah terdiri dari 12, yaitu Muharam, Safar, Rabiul Awal, Rabiul Akhir, Jumadil Awal, Jumadil Akhir, Rajab, Syakban, Ramadhan, Syawal, Zulkaidah, dan Zulhijah. Setiap bulan memiliki makna dan peran penting dalam agama Islam, dan pengetahuan tentang bulan Hijriah ini penting untuk menjalankan ibadah dan perayaan Islami dengan tepat.
Â
Advertisement
1. Bulan Muharram
Ida Fitri Shohibah menjelaskan salah satu dari dua belas bulan Hijriyah adalah Muharram, yang menjadi bulan pertama dalam kalender Islam. Muharram diperingati sebagai tahun baru Islam dan memiliki nilai historis yang sangat penting bagi umat Muslim. Penetapan Muharram sebagai bulan pertama dalam tahun Hijriyah dilakukan oleh Khalifah Umar bin Khattab, menunjukkan pentingnya peristiwa ini dalam penentuan waktu dalam kalender Hijriyah.
2. Bulan Safar
Bulan Safar, sebagai bulan kedua dalam kalender Hijriyah, memiliki arti kosong dan memiliki sejarah yang relevan dengan para pemuda Arab yang merantau dari kampung halaman mereka. Hadits dari Abu Hurairah menyiratkan bahwa bulan Safar tidak dapat menyebabkan kesialan, dan pernyataan ini mencerminkan kepercayaan dan kebijaksanaan Nabi Muhammad SAW terhadap fenomena-fenomena alam.
3. Bulan Rabi’ul Awal
Rabi’ul Awal, bulan ketiga dalam kalender Hijriyah, memiliki makna yang sangat spesial bagi umat Muslim karena merupakan bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Kehadiran Nabi sebagai seorang rasul dan turunnya Al-Qur'an pertama kali terjadi pada bulan ini, menjadikannya bulan yang penuh berkah dan peristiwa bersejarah.
4. Bulan Rabi’ul Akhir
Rabi’ul Akhir, yang merupakan bulan keempat, menandai momen ketika para pemuda kembali dari perantauan untuk melakukan kegiatan beternak dan menggembala unta dan domba. Hal ini menunjukkan pentingnya perubahan musim dan aktivitas berbasis pertanian dalam kehidupan masyarakat Arab pada saat itu.
5. Bulan Jumadil AwalÂ
Jumadil Awal adalah bulan kelima dalam kalender Hijriyah, dan saat ini adalah saat dimulainya musim kekeringan. Bulan ini ditandai dengan banyaknya lahan yang mengering, menyulitkan kegiatan pertanian. Sejarah dan peran bulan ini mengajarkan umat Muslim tentang kebijaksanaan dan sikap sabar dalam menghadapi perubahan alam.
6. Bulan Jumadil Akhir
Sementara itu, Jumadil Akhir, sebagai bulan keenam, digunakan sebagai waktu untuk menyambut bulan baru, dan umat Muslim mengharapkan masa yang lebih baik setelah masa kekeringan pada bulan sebelumnya. Ini mencerminkan optimisme dan harapan umat Muslim dalam menghadapi perubahan dan tantangan dalam hidup.
7. Bulan Rajab
Rajab, bulan ketujuh dalam kalender Hijriyah, memiliki makna "mulai" dan "menahan diri". Bulan ini dianggap istimewa karena terdapat peristiwa Isra’ Mi’raj, di mana Nabi Muhammad SAW diangkat ke langit dan menerima wahyu dari Allah SWT. Kementerian Agama atau Kemenag RI juga mendefinisikan bulan Rajab sebagai bulan yang istimewa dalam kalender Hijriyah.
8. Bulan Syaban
Bulan Syaban, yang merupakan bulan kedelapan, merujuk pada kelompok, menunjukkan adanya pembagian dalam masyarakat. Penamaan bulan ini berkaitan dengan pemahaman dan penghormatan terhadap sejarah masyarakat Arab pada masa itu.
9. Bulan Ramadhan
Bulan Ramadhan, bulan kesembilan, menjadi bulan penuh berkah dan ampunan karena diwajibkan untuk berpuasa bagi seluruh umat Muslim. Puasa Ramadhan merupakan salah satu dari lima rukun Islam dan memiliki nilai spiritual dan sosial yang tinggi dalam agama Islam.
10. Bulan Syawal
Selanjutnya, bulan Syawal, yang merupakan bulan kesepuluh, juga memiliki arti penting karena merupakan bulan berburu bagi umat Muslim pada zaman Nabi Muhammad SAW. Hadits dari Abu Ayyub al-Ansari menyiratkan keutamaan berpuasa enam hari pada bulan Syawal setelah berpuasa Ramadhan, menunjukkan pentingnya amal ibadah dalam kehidupan seorang Muslim.
11. Bulan Dzulkaidah
Dzulkaidah, bulan kesebelas dalam kalender Hijriyah, memiliki makna "bulan istirahat" yang mencerminkan peran penting istirahat dan refleksi dalam kehidupan umat Muslim.
12. Bulan DzulhijjahÂ
Terakhir, Dzulhijjah adalah bulan kedua belas dan merupakan bulan haji di mana umat Muslim dari seluruh dunia berkumpul di Mekah untuk melaksanakan ibadah haji. Bulan Dzulhijjah juga mengandung sepuluh hari pertama yang sangat mulia, dan amal shalih pada periode ini sangat dicintai oleh Allah SWT, bahkan lebih baik dari jihad fii sabiilillaah.