20 Waktu yang Dilarang Berjima Menurut Islam, Lengkap dengan Dalilnya

Ada 20 waktu yang dilarang berjima menurut Islam, yakni saat siang hari di bulan Ramadan, haid, nifas, dan masih banyak yang lainnya.

oleh Ayu Rifka Sitoresmi diperbarui 23 Agu 2023, 18:45 WIB
Diterbitkan 23 Agu 2023, 18:45 WIB
20 Waktu yang Dilarang Berjima Menurut Islam, Lengkap dengan Dalilnya
Siapa sangka ternyata 3 hal sederhana ini bermakna jauh sekali dari yang dikira untuk hubungan suami istri di kala Ramadan? (Foto: freepik.com)

Liputan6.com, Jakarta 20 waktu yang dilarang berjima menurut Islam penting untuk diketahui oleh pasangan suami istri. Sebab jika tetap dilakukan, maka suami istri Muslim bisa mendapatkan konsekuensi berupa dosa besar dan kafarat atau denda.

Dalam Islam, jima’ adalah hubungan badan suami istri. Bagi suami istri yang melakukan hubungan badan akan bernilai pahala jika sebelum mengamalkannya membaca doa dan dilakukan pada waktu yang disunnahkan.

Ada 20 waktu yang dilarang berjima menurut Islam. Bahkan 20 waktu yang dilarang berjima tersebut juga telah termaktub dalam surat Al-Qur’an dan hadis. Supaya tidak mendapatkan dosa dan kafarat, anda harus mengetahui 20 waktu yang dilarang berjima.

Berikut Liputan6.com ulas mengenai 20 waktu yang dilarang berjima menurut Islam yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Rabu (23/8/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


1. Siang Hari di Bulan Ramadan

20 Waktu yang Dilarang Berjima Menurut Islam, Lengkap dengan Dalilnya
Ilustrasi puasa, Ramadan, Islami. (Photo by Ahmed Aqtai: https://www.pexels.com/photo/photo-of-ramadan-light-on-top-of-table-2233416/)

20 waktu yang dilarang berjima menurut Islam salah satunya adalah pada siang hari di bulan Ramadan. Selama bulan Ramadan, umat Islam yang berpuasa diwajibkan menahan diri dari makan, minum, dan hubungan seksual dari fajar hingga terbenamnya matahari. Sebagaimana disebutkan dalam hadits Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah.

Beliau menyampaikan bahwasanya seorang laki-laki mendatangi Rasulullah dan berkata, "Celakalah aku, wahai Rasulullah!" Nabi SAW bertanya, "Apakah yang telah mencelakakanmu?" Lelaki itu menjawab, "Aku telah menyetubuhi istriku di (siang hari) bulan Ramadhan." Lalu, Rasulullah SAW menanyakan kesanggupannya untuk membayar kafarat bersetubuh di siang bulan Ramadan. (HR. Muslim)

2. Nifas

20 waktu yang dilarang berjima menurut Islam salah satunya adalah pada saat nifas. Wanita yang sedang mengalami nifas (setelah melahirkan) dianggap dalam keadaan junub (tidak suci), sehingga hubungan suami istri tidak diperbolehkan selama periode ini. Setelah periode ini selesai, mereka harus mandi besar (mandi junub) sebelum kembali berhubungan.

3. Haid (Menstruasi)

20 waktu yang dilarang berjima menurut Islam salah satunya adalah pada saat haid atau menstruasi. Hubungan suami istri tidak diperbolehkan selama wanita sedang mengalami haid. Setelah haid selesai, sang istri harus mandi besar sebelum kembali berhubungan. Dalil larangan ini terdapat dalam surah Al-Baqarah ayat 222, yaitu:

"Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: 'Haidh itu adalah suatu kotoran'. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri."

4. I'tikaf di Masjid

20 waktu yang dilarang berjima menurut Islam salah satunya adalah pada saat i’tikaf di masjid. I'tikaf adalah ibadah di mana seseorang mengisolasi diri dalam masjid untuk beribadah dan merenung selama beberapa hari, terutama pada 10 terakhir bulan Ramadan. Selama i'tikaf, hubungan suami istri tidak diperbolehkan. Dalil larangan ini terdapat dalam surah Al-Baqarah ayat 187, yakni:

"Dihalalkan bagimu pada malam hari puasa bercampur dengan istrimu. Mereka adalah pakaian bagimu, dan kamu adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwa kamu tidak dapat menahan dirimu sendiri, tetapi Dia menerima tobatmu dan memaafkan kamu. Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah bagimu. Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa sampai (datang) malam. Tetapi jangan kamu campuri mereka, ketika kamu beriktikaf dalam masjid. Itulah ketentuan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, agar mereka bertakwa."

5. Melaksanakan Tawaf

20 waktu yang dilarang berjima menurut Islam salah satunya adalah pada saat tawaf. Tawaf adalah ritual mengelilingi Ka'bah dalam ibadah haji dan umrah. Selama melaksanakan tawaf, hubungan suami istri tidak dianjurkan. Dalil larangan ini terdapat dalam surah Al-Baqarah ayat 197, yakni:

"(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal."


6. Periode Kehamilan yang Berisiko

20 Waktu yang Dilarang Berjima Menurut Islam, Lengkap dengan Dalilnya
Ilustrasi Kehamilan Credit: pexels.com/Juan

20 waktu yang dilarang berjima menurut Islam salah satunya adalah pada saat periode kehamilan yang berisiko. Dalam beberapa situasi, jika kehamilan berisiko atau ada kemungkinan membahayakan kesehatan ibu atau janin, maka hubungan suami istri dapat ditangguhkan demi menjaga kesehatan.

7. Awal, Pertengahan dan Akhir Bulan

20 waktu yang dilarang berjima menurut Islam salah satunya adalah pada saat awal, pertengahan, dan akhir bulan. Hal ini disampaikan Ibnu Yamun berkata:“Dilarang senggama (menurut pendapat yang masyhur) dimalam hari raya Idul Adha, Demikian pula dimalam pertama pada setiap bulan. Dimalam pertengahan pada setiap bulan, Bagitu pula dimalam terakhir pada setiap bulan.” Hal itu berdasarkan pada sabda Rasulullah Saw.: “Janganlah kamu bersenggama pada malam permulaan dan pertengahan bulan”

8. Datang Diam-Diam Kepada Istri

20 waktu yang dilarang berjima menurut Islam salah satunya adalah pada saat malam hari sang suami datang tanpa memberikan kabar kepada istrinya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika salah seorang dari kalian datang pada malam hari maka janganlah ia mendatangi istrinya. (Berilah kabar terlebih dahulu) agar wanita yang ditinggal suaminya mencukur bulu-bulu kemaluannya dan menyisir rambutnya” (HR. Bukhari no. 5246 dan Muslim no. 715).

Dari Jabir bin Abdillah, ia berkata,

“Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam melarang seseorang mendatangi istrinya di malam hari untuk mencari-cari tahu apakah istrinya berkhianat kepadanya atau untuk mencari-cari kesalahannya” (HR. Muslim no. 715).

9. Suami Mengonsumsi Minuman Keras

20 waktu yang dilarang berjima menurut Islam salah satunya adalah pada saat suami tengah mengonsumsi minuman keras. Berjima yang dilakukan pada waktu tersebut akan mendatangkan dosa besar dan sanksi karena merusak ibadah yang sedang dilakukan.

10. Malam Rabu

20 waktu yang dilarang berjima menurut Islam salah satunya adalah pada saat malam Rabu. Pada malam Rabu ini jika melakukan hubungan suami istri atau jima’, maka hukumnya makruh. Makruh adalah hukum Islam yang dilarang namun tidak terdapat konsekuensi bila melakukannya.


11. Saat Terbit Fajar Sampai Matahari Terbit

20 Waktu yang Dilarang Berjima Menurut Islam, Lengkap dengan Dalilnya
Ilustrasi pagi hari, sinar matahari. (Image by kjpargeter on Freepik)

20 waktu yang dilarang berjima menurut Islam salah satunya adalah pada saat terbit fajar sampai matahari terbit. Hukum melakukan jima pada saat terbit fajar sampai matahari terbit adalah makruh.

12. Awal Malam

20 waktu yang dilarang berjima menurut Islam salah satunya adalah pada saat awal malam. Hukum melakukan jima pada saat awal malam ini adalah makruh.

13. Antara Azan dan Iqamat

20 waktu yang dilarang berjima menurut Islam salah satunya adalah pada saat antara adzan dan iqamat. Hal ini sebab dalam Islam dijelaskan bahwa pada saat antara adzan dan iqamat, umat Muslim harus bisa menahan dari hal-hal yang dapat mendatangkan dosa.

14. Saat Gerhana Matahari Atau Gerhana Bulan

20 waktu yang dilarang berjima menurut Islam salah satunya adalah pada saat gerhana matahari atau gerhana bulan. Hukum melakukan jima pada saat gerhana matahari atau gerhana bulan adalah makruh.

15. Saat Terjadi Angin Hitam, Angin Merah, Atau Angin Kuning

20 waktu yang dilarang berjima menurut Islam salah satunya adalah pada saat terjadi angin hitam, angin merah, maupun angin kuning. Hukum melakukan jima pada saat terjadi angin hitam, angin merah, maupun angin kuning adalah makruh.


16. Saat Gempa Bumi

20 Waktu yang Dilarang Berjima Menurut Islam, Lengkap dengan Dalilnya
Ilustrasi Gempa Bumi (iStockphoto)

20 waktu yang dilarang berjima menurut Islam salah satunya adalah pada saat gempa bumi. Hukum melakukan jima pada saat gempa bumi adalah makruh.

17. Pada Malam Idul Fitri dan Idul Adha

20 waktu yang dilarang berjima menurut Islam salah satunya adalah pada saat malam Idul Fitri dan Idul Adha. Hukum melakukan jima pada saat malam Idul Fitri dan Idul Adha adalah makruh.

18. Malam Nisfu Sya’ban

20 waktu yang dilarang berjima menurut Islam salah satunya adalah pada saat malam Nifsu Sya’ban. Hukum melakukan jima pada saat malam Nifsu Sya’ban adalah makruh.

19. Saat Perjalanan

20 waktu yang dilarang berjima menurut Islam salah satunya adalah pada saat melakukan perjalanan jauh. Hukum melakukan jima pada saat melakukan perjalanan jauh adalah makruh.

20. Tanpa Membaca Doa

20 waktu yang dilarang berjima menurut Islam salah satunya adalah ketika tanpa membaca doa. Rasulullah saw. bersabda: “Apabila salah seorang mereka akan menggauli istrinya, hendaklah ia membaca: ‘Bismillah. Ya Allah, jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah setan dari apa yang Engkau karuniakan kepada kami’. Sebab jika ditakdirkan hubungan antara mereka berdua tersebut membuahkan anak, maka setan tidak akan membahayakan anak itu selamanya.” (Shahih Muslim No.2591)

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya