Gerabah, Vas Bunga, Guci, dan Piring Merupakan Contoh dari Kerajinan Keramik

Kerajinan keramik merupakan salah satu bagian dari seni rupa.

oleh Ayu Rifka Sitoresmi diperbarui 21 Sep 2023, 12:20 WIB
Diterbitkan 21 Sep 2023, 12:20 WIB
Gerabah, Vas Bunga, Guci, dan Piring Merupakan Contoh dari Kerajinan Keramik
Ilustrasi vas bunga (foto: shutterstock.com)

Liputan6.com, Jakarta Gerabah, vas bunga, guci, dan piring merupakan contoh dari salah satu kerajinan yang banyak digemari masyarakat. Bahkan salah satu kerajinan tersebut ada yang digunakan untuk kehidupan sehari-hari.

Gerabah, vas bunga, guci, dan piring merupakan contoh dari kerajinan keramik. Kerajinan keramik merupakan salah satu bagian dari seni rupa. Keramik sendiri terbuat dari tanah liat, ball clay, felspard, kuarsa, kaolin, dan air yang dibakar dengan suhu tinggi.

Gerabah, vas bunga, guci, dan piring merupakan contoh dari kerajinan keramik sebab hasil akhirnya dipoles sedemikian rupa sehingga permukaannya halus. Meski begitu, gerabah tidak dianggap sebagai keramik karena memiliki hasil akhir yang tidak halus.

Berikut Liputan6.com ulas mengenai gerabah, vas bunga, guci, dan piring merupakan contoh dari kerajinan keramik yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Kamis (21/9/2023).

Gerabah, Vas Bunga, Guci, dan Piring Merupakan Contoh dari

Gerabah, Vas Bunga, Guci, dan Piring Merupakan Contoh dari Kerajinan Keramik
Ilustrasi piring kecil. (Sumber foto: Pexels.com)

Seperti yang telah dijelaskan pada paragraf sebelumnya, gerabah, vas bunga, guci, dan piring merupakan contoh dari kerajinan keramik. Kerajinan keramik merupakan salah satu bagian dari seni rupa. Keramik sendiri terbuat dari tanah liat, ball clay, felspard, kuarsa, kaolin, dan air yang dibakar dengan suhu tinggi. Kerajinan keramik adalah seni dan proses membuat objek atau barang dari bahan keramik. Keramik adalah bahan yang terbuat dari tanah liat yang diubah melalui proses pembakaran pada suhu tinggi, yang membuatnya keras, tahan lama, dan sering memiliki permukaan yang mengkilap. Kerajinan keramik telah ada selama ribuan tahun dan memiliki beragam bentuk, gaya, dan teknik produksi.

Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani keramikos yang artinya suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran. Menurut kamus dan ensiklopedia tahun 1950-an mendefinisikan keramik sebagai suatu hasil seni dan teknologi untuk menghasilkan barang dari tanah liat yang dibakar, seperti gerabah, vas bunga, guci, piring, genteng, porselen, dan sebagainya.

Seiring berkembangnya jaman, kini bahan keramik tidak melulu dari tanah liat. Umumnya senyawa keramik lebih stabil dalam lingkungan termal dan kimia dibandingkan elemennya. Bahan baku keramik yang umum dipakai adalah felspard, ball clay, kwarsa, kaolin, dan air. Sifat keramik sangat ditentukan oleh struktur kristal, komposisi kimia dan mineral bawaannya. Oleh karena itu sifat keramik juga tergantung pada lingkungan geologi di mana bahan diperoleh. Secara umum strukturnya sangat rumit dengan sedikit elektron-elektron bebas.

Sifat Keramik

Gerabah, Vas Bunga, Guci, dan Piring Merupakan Contoh dari Kerajinan Keramik
ilustrasi piring pecah. (iStockphoto)

Dikutip dari buku Mengenal Kerajinan Keramik (2022) karya Yanita Nur Insah Sari, menjelaskan bahwa sifat umum yang secara fisik dapat dilihat pada kebanyakan kerajinan keramik adalah brittle atau rapuh. Hal tersebut dapat dilihat pada keramik jenis tradisional seperti barang pecah belah, gelas, kendi, dan gerabah. Sifat ini berdasarkan pada kerapatan rendah yang dimiliki oleh keramik.

Akan tetapi, tidak semua keramik memiliki sifat rapuh atau mudah pecah, keramik tertentu hasil sintering dan campuran sintering antara keramik dengan logam memiliki sifat yang kuat. Selain itu, sifat lain dari keramik adalah ketahanannya terhadap suhu tinggi. Sebagai contoh, keramik tradisional yang terdiri dari clay, flint, dan feldspar tahan terhadap panas hingga suhu 120º Celcius, keramik engineering seperti keramik oksida tahan terhadap panas hingga suhu 200º Celcius. Meskipun tahan terhadap panas yang tinggi, keramik memiliki konduktivitas atau daya hantar panas yang rendah.

Sifat lain dari kerajinan keramik adalah bersifat magnetik dan non-magentik. Keramik yang bersifat magnetik umumnya memiliki bahan utama yang berasal dari golongan ferit atau oksida yang tersusun oleh hematit. Bahan tersebut dikenal dengan oksidabesi atau ferit besi. Keramik juga memiliki sifat tahan terhadap korosi atau karat. Hal ini karena memiliki kandungan oksida di dalamnya, keramik tertentu memiliki sifat mekanik yang kuat dan tidak mudah terkorosi.

Sifat keramik yang terakhir adalah sifat listrik. Keramik dapat menjadi isolator, seni konduktor, konduktor, dan super konduktor yang baik karena sifat listrik yang dimilikinya. Beberapa isolator keramik dapat dipolarisasikan dan digunakan menjadi kapasitor. Dalam bahan keramik, muatan listrik dapat dihantarkan oleh ion. Akan tetaoi, hal tersebut dapat diubah sesuai dengan komposisi keramik itu sendiri dan dapat dijadikan dasar banyak aplikasi komersial seperti sensor zat kimia dan generator daya listrik skala besar.

Proses Pembuatan Kerajinan Keramik

Gerabah, Vas Bunga, Guci, dan Piring Merupakan Contoh dari Kerajinan Keramik
Ilustrasi gerabah. (Dok. SharkBite/Pexels)

Setelah mengetahui gerabah, vas bunga, guci, dan piring merupakan contoh dari kerajinan keramik, anda perlu mengetahui proses pembuatannya. Berikut ini proses pembuatan kerajinan keramik adalah:

1. Pengolahan Bahan

Pembuatan bahan keramik dari campuran tanah liat berupa lumpur yang dicampur bersama bahan keramik seperti pasir halus, semen, dan bahan dasar lain.

2. Pembentukan

Tahap kedua dibentuk langsung dengan cara handbuilding (tangan langsung), throwing (teknik putar), dan casting (teknik cetak). Untuk dapat membuat bentuk keramik butuh kebiasaan agar rapi dan sesuai keinginan karena tak sembarang orang dapat mengolah tangannya sedemikian rupa agar terbentuk seni rupa berupa gerabah, vas bunga, guci, piring, dan lainnya.

3. Pengeringan

Setelah benda keramik terbentuk, kemudian tahap selanjutnya adalah pengeringan. Air pada lapisan antarpartikel lempung mendifusi ke permukaan hingga menguap sampai terjadi penyusutan air dan mengering. Air yang terserap ke permukaan bawah partikel akan tiba-tiba hilang dengan perlahan. Harus perlahan karena dapat mengurangi risiko keretakan pada keramik yang dibuat. Untuk menghindari pengeringan yang terlalu cepat, pada tahap awal keramik yang basah perlu dianginkan dengan suhu kamar. Setelah terjadi penyusutan sedikit pada kelembapan keramik, pengeringan dengan sinar matahari atau mesin dapat dilakukan.

4. Pembakaran

Proses selanjutnya yakni pembakaran, untuk mengubah keadaan rapuh menjadi kuat dan keras. Pembakaran dilakukan di atas tungku dengan suhu tinggi dengan tahapan fase dengan kisaran suhu 700-1000°C. Pembakaran kerajinan keramik dengan suhu tinggi tersebut bertujuan agar benda menjadi kuat, keras, dan kedap air.

5. Dekorasi

Setelah dilakukan proses pembakaran, kerajinan keramik tersebut dapat dihias dengan berbagai teknik seperti lukisan, cetakan, atau ukiran.

6. Pemurnian

Setelah selesai, kerajinan keramik akan kembali dipoles untuk menghilangkan ketidaksempurnaan dan memberikan kilauan sebagai hasil akhirnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya