Mengapa Volume Termasuk Besaran Turunan? Pahami Rumus Menghitung Volume

Alasan mengapa volume termasuk besaran turunan karena ia merupakan hasil dari kombinasi atau perhitungan besaran-besaran pokok.

oleh Mabruri Pudyas Salim diperbarui 04 Okt 2023, 10:30 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2023, 10:30 WIB
Ilustrasi Bangun Ruang
Ilustrasi bangun ruang. (Gambar oleh Rostislav Uzunov dari Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Mengapa volume termasuk besaran turunan? Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut, tentu penting bagi kita untuk memahami apa itu besaran turunan. Besaran turunan adalah besaran fisika yang dihitung atau diturunkan dari besaran-besaran dasar atau pokok.

Besaran pokok adalah adalah besaran-besaran yang dianggap dasar atau mendasar dalam fisika, dan mereka tidak dapat diuraikan lebih lanjut. Besaran turunan, di sisi lain, adalah besaran yang dihasilkan melalui kombinasi atau perhitungan dari besaran-besaran dasar ini.

Volume adalah salah satu dari besaran turunan, sebab volume diturunkan atau dihasilkan melalui kombinasi atau perhitungan dari besaran panjang. Volume mengukur seberapa besar ruang yang dapat ditempati atau diisi oleh suatu objek atau zat. Besaran-besaran dasar yang terlibat dalam pengukuran volume adalah panjang (besaran linear), lebar (besaran linear), dan tinggi (besaran linear).

Untuk memahami alasan mengapa volume termasuk besaran turunan, simak penjelasan selengkapnya berikut ini seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, (4/10/2023).

Apa yang dimaksud dengan volume?

Alasan mengapa volume termasuk besaran turunan karena ia merupakan hasil dari kombinasi atau perhitungan besaran-besaran dasar atau pokok lainnya. Volume mengukur seberapa besar ruang yang dapat ditempati atau diisi oleh suatu objek atau zat. Besaran-besaran dasar yang terlibat dalam pengukuran volume adalah panjang (besaran linear), lebar (besaran linear), dan tinggi (besaran linear).

Volume dapat dihitung dengan berbagai cara, tergantung pada bentuk objek atau ruang yang sedang diukur. Berikut adalah beberapa rumus umum untuk menghitung volume berdasarkan bentuk objeknya:

  1. Kubus: Untuk kubus, rumus volume adalah V = s^3, di mana "s" adalah panjang sisi kubus.
  2. Balok: Untuk balok, rumus volume adalah V = panjang x lebar x tinggi.
  3. Silinder: Untuk silinder, rumus volume adalah V = πr^2h, di mana "r" adalah jari-jari lingkaran alas dan "h" adalah tinggi silinder.
  4. Bola: Untuk bola, rumus volume adalah V = (4/3)Ï€r^3, di mana "r" adalah jari-jari bola.
  5. Kerucut: Untuk kerucut, rumus volume adalah V = (1/3)Ï€r^2h, di mana "r" adalah jari-jari lingkaran alas dan "h" adalah tinggi kerucut.

Dalam rumus-rumus di atas, besaran-besaran dasar seperti panjang, lebar, dan tinggi digunakan untuk menghitung volume. Oleh karena itu, volume dianggap sebagai besaran turunan karena ia bergantung pada besaran-besaran dasar tersebut.

Jadi, volume adalah hasil perhitungan yang didapatkan dari mengkombinasikan besaran-besaran dasar yang berkaitan dengan ukuran objek atau ruang dalam tiga dimensi, dan inilah mengapa ia dianggap sebagai besaran turunan.

Besaran Turunan dan Contohnya

penggaris
penggaris (sumber: Pixabay)

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Alasan mengapa volume termasuk besaran turunan karena ia merupakan hasil dari kombinasi atau perhitungan besaran-besaran dasar atau pokok lainnya.

Besaran turunan adalah besaran fisika yang dihitung atau diturunkan dari besaran-besaran dasar atau pokok. Besaran dasar adalah besaran-besaran yang dianggap dasar atau mendasar dalam fisika, dan mereka tidak dapat diuraikan lebih lanjut. Besaran turunan, di sisi lain, adalah besaran yang dihasilkan melalui kombinasi atau perhitungan dari besaran-besaran dasar ini.

Contoh besaran turunan meliputi:

  1. Luas: Luas adalah besaran turunan yang dihitung dari panjang dan lebar, yaitu dua besaran dasar. Rumus luas persegi adalah panjang x lebar.
  2. Volume: Volume adalah besaran turunan yang dihitung dari panjang, lebar, dan tinggi, yaitu tiga besaran dasar. Misalnya, rumus volume balok adalah panjang x lebar x tinggi.
  3. Kecepatan: Kecepatan adalah besaran turunan yang dihitung dari perubahan jarak terhadap waktu, yaitu panjang dibagi waktu. Rumusnya adalah v = Δs/Δt, di mana "v" adalah kecepatan, "Δs" adalah perubahan jarak, dan "Δt" adalah perubahan waktu.
  4. Percepatan: Percepatan adalah besaran turunan yang dihitung dari perubahan kecepatan terhadap waktu, yaitu kecepatan dibagi waktu. Rumusnya adalah a = Δv/Δt, di mana "a" adalah percepatan, "Δv" adalah perubahan kecepatan, dan "Δt" adalah perubahan waktu.
  5. Energi: Energi adalah besaran turunan yang dapat dihitung dari berbagai faktor seperti massa, tinggi, dan percepatan gravitasi. Misalnya, energi potensial gravitasi dihitung dengan rumus U = mgh, di mana "U" adalah energi potensial gravitasi, "m" adalah massa, "g" adalah percepatan gravitasi, dan "h" adalah tinggi.
  6. Daya: Daya adalah besaran turunan yang dihitung dari pekerjaan yang dilakukan terhadap objek terhadap waktu. Rumusnya adalah P = W/Δt, di mana "P" adalah daya, "W" adalah pekerjaan, dan "Δt" adalah waktu.

Besaran turunan digunakan dalam fisika untuk menggambarkan dan memahami fenomena alam yang lebih kompleks dengan cara yang lebih sederhana. Mereka memungkinkan kita untuk mengukur, menghitung, dan menganalisis berbagai aspek dunia fisik dengan lebih baik.

7 Besaran Pokok dan Sistem Internasional

Ilustrasi Timbangan
Ilustrasi timbangan (Photo by Kurt Liebhaeuser on Unsplash)

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa besaran turunan merupakan besaran yang dihasilkan dari kombinasi perhitungan dari besaran pokok. Itulah alasan mengapa volume termasuk besaran turunan.

Besaran pokok, dalam fisika, adalah sekelompok besaran yang dianggap dasar dan tidak dapat diuraikan lebih lanjut menjadi besaran-besaran yang lebih sederhana. Besaran pokok adalah konsep dasar dalam kerangka kerja sistem metrik dan digunakan sebagai dasar dalam pemahaman dan pengukuran berbagai fenomena fisika. Dalam sistem internasional (SI), ada tujuh besaran pokok, yang dikenal sebagai "Tujuh Besaran Dasar SI," dan mereka membentuk dasar bagi semua besaran fisika lainnya. Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang masing-masing besaran pokok:

  1. Panjang (Length): Besaran panjang digunakan untuk mengukur seberapa jauh atau seberapa besar suatu objek atau jarak antara dua titik. Satuan dasar untuk panjang dalam SI adalah meter (m).
  2. Massa (Mass): Massa adalah besaran yang mengukur jumlah materi dalam suatu objek. Satuan dasar untuk massa dalam SI adalah kilogram (kg).
  3. Waktu (Time): Waktu digunakan untuk mengukur perubahan dan urutan peristiwa. Satuan dasar untuk waktu dalam SI adalah detik (s).
  4. Kuat arus listrik (Electric Current): Besaran ini mengukur aliran muatan listrik melalui suatu penghantar. Satuan dasar untuk kuat arus listrik dalam SI adalah ampere (A).
  5. Temperatur (Temperature): Temperatur adalah besaran yang mengukur tingkat panas atau dingin suatu objek. Satuan dasar untuk suhu dalam SI adalah kelvin (K).
  6. Intensitas cahaya (Luminous Intensity): Intensitas cahaya mengukur kekuatan atau kecerahan cahaya yang dipancarkan oleh sumber cahaya. Satuan dasar untuk intensitas cahaya dalam SI adalah candela (cd).
  7. Mol (Amount of Substance): Mol adalah besaran yang digunakan untuk mengukur jumlah partikel atau entitas dasar dalam suatu substansi, seperti atom atau molekul. Satuan dasar untuk jumlah zat dalam SI adalah mol (mol).

Besaran pokok ini membentuk dasar untuk semua besaran fisika lainnya. Besaran-besaran turunan atau besaran kompleks dapat dihitung atau didefinisikan dalam hal besaran-besaran pokok ini. Misalnya, volume (besaran turunan) dapat dihitung dengan menggunakan panjang, lebar, dan tinggi (besaran pokok). Besaran pokok ini penting dalam pemodelan dan analisis fenomena fisika, serta dalam pengukuran yang akurat dan konsisten dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya