Bilirubin adalah Hasil Pemecahan Sel Darah Merah, Beracun Jika Terlalu Tinggi

Bilirubin adalah salah satu komponen penting dalam proses metabolisme yang terjadi di hati.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 26 Okt 2023, 18:45 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2023, 18:45 WIB
Ilustrasi hemoglobin sebagai zat yang memproduksi sel darah merah
Hemoglobin merupakan zat yang didapatkan dari makanan mengandung zat besi (Foto: Freepik.com/kjpargeter)

Liputan6.com, Jakarta Bilirubin adalah zat yang terbentuk secara alami dalam tubuh manusia. Zat ini berasal dari pemecahan hemoglobin, yaitu protein dalam sel darah merah. Bilirubin adalah salah satu komponen penting dalam proses metabolisme yang terjadi di hati. Zat ini juga berperan penting dalam proses pengeluaran racun dari tubuh melalui saluran empedu.

Biasanya, bilirubin akan diolah dan disimpan di hati untuk kemudian dikeluarkan melalui feses. Namun, kadar bilirubin dalam darah juga bisa meningkat akibat beberapa kondisi dan penyakit. Peningkatan kadar bilirubin dapat disebabkan oleh kerusakan pada sel darah merah, gangguan pada hati, atau gangguan pada saluran empedu. Salah satu penyakit yang sering dikaitkan dengan kadar bilirubin yang tinggi adalah penyakit kuning atau ikterus.

Penyakit kuning dapat terjadi pada bayi baru lahir, anak-anak, maupun pada orang dewasa. Penting untuk diingat bahwa tingginya kadar bilirubin dalam tubuh bisa menjadi pertanda adanya masalah pada organ-organ penting, seperti hati atau saluran empedu. Berikut ulasan tentang bilirubin adalah hasil pemecahan sel darah merah yang dapat menjadi racun bila terlalu tinggi kadarnya dalam tubuh, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (26/10/2023).

Bilirubin Sebagai Zat yang Penting Bagi Tubuh

Berkenalan dengan Obat Baru untuk Hepatitis C
Ada harapan baru untuk para pasien dengan penyakit liver lanjutan akibat virus infeksi kronis seperti Hepatitis C.

Bilirubin adalah produk sampingan dari pemecahan sel darah merah yang sudah tua atau rusak. Ini merupakan bagian dari proses normal di mana sel darah merah yang telah mencapai batas usia maksimum dihancurkan dan digantikan oleh sel darah merah yang baru. 

Bilirubin yang dihasilkan dari proses ini kemudian dibawa ke hati untuk diproses lebih lanjut dan kemudian diekskresikan melalui empedu. Dengan cara ini, bilirubin membantu membersihkan darah dari produk sisa dan limbah sel darah merah yang sudah tidak berguna.

Bilirubin kemudian memberikan warna kuning kecoklatan pada empedu. Ini adalah salah satu komponen penting dalam cairan empedu yang diproduksi oleh hati dan disimpan dalam kantung empedu. Empedu dibutuhkan untuk membantu dalam pencernaan lemak di usus kecil. Oleh karena itu, bilirubin berperan dalam proses pencernaan dan emulsifikasi lemak dalam tubuh.

Bilirubin juga berperan dalam pengaturan kadar zat besi dalam tubuh. Kehadiran bilirubin dalam hati membantu dalam pengaturan penyerapan dan penyimpanan zat besi dalam tubuh. Zat besi adalah nutrisi penting yang dibutuhkan untuk produksi hemoglobin, protein yang mengangkut oksigen dalam sel darah merah. Oleh karena itu, bilirubin berkontribusi pada keseimbangan zat besi dalam tubuh.

Penyebab Bilirubin Meningkat

Mata Kuning? Waspadalah Gejala Penyakit Berikut Ini!
Mata Kuning? Waspadalah Gejala Penyakit Berikut Ini!

Dalam kondisi normal, bilirubin akan diolah dan disimpan di hati sebelum akhirnya dikeluarkan melalui saluran empedu ke usus dan terbuang dalam feses. Tetapi, terkadang kadar bilirubin dapat meningkat akibat beberapa penyebab seperti berikut.

1. Gangguan Hati

Gangguan hati adalah salah satu penyebab umum peningkatan kadar bilirubin dalam tubuh. Hati memiliki peran penting dalam mengubah bilirubin menjadi bentuk yang bisa larut dalam air, sehingga bisa dikeluarkan dari tubuh melalui urin dan tinja. Namun, jika hati mengalami kerusakan atau tidak berfungsi dengan baik, proses pembentukan dan pengeluaran bilirubin menjadi terganggu, sehingga menyebabkan peningkatan kadar bilirubin dalam darah.

Ada beberapa kondisi yang dapat menyebabkan gangguan hati dan peningkatan kadar bilirubin. Salah satunya adalah hepatitis, yang merupakan peradangan pada hati yang dapat disebabkan oleh infeksi virus, obat-obatan tertentu, konsumsi alkohol yang berlebihan, atau penyakit autoimun. Pada hepatitis, sel-sel hati mengalami kerusakan dan peradangan, sehingga mengganggu kemampuan hati untuk memproses bilirubin.

Selain hepatitis, sirosis juga merupakan kondisi yang dapat menyebabkan peningkatan kadar bilirubin. Sirosis adalah stadium akhir kerusakan hati kronis, di mana jaringan hati yang sehat digantikan oleh jaringan parut. Hal ini menghambat aliran darah melalui hati, sehingga mengganggu proses pembentukan dan pengeluaran bilirubin.

2. Penyakit pada Empedu

Sistem empedu adalah salah satu komponen penting dalam tubuh yang berperan dalam proses pencernaan. Cairan empedu diproduksi oleh hati dan disimpan dalam kantong empedu sebelum dilepaskan ke usus untuk membantu dalam proses pencernaan lemak.

Namun, terkadang ada penyakit tertentu yang dapat mempengaruhi fungsi empedu dan menyebabkan gangguan pada sistem ini. Beberapa penyakit yang dapat terjadi pada empedu antara lain adalah batu empedu, kolangitis, dan kanker empedu.

3. Kerusakan Sel Darah Merah

Kerusakan sel darah merah adalah kondisi yang terjadi ketika sel darah merah mengalami kerusakan atau pemecahan yang berlebihan. Sel darah merah, yang juga dikenal sebagai eritrosit, adalah jenis sel darah yang bertanggung jawab untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh.

Kerusakan sel darah merah dapat terjadi karena beberapa alasan, termasuk penyakit, kondisi genetik, dan faktor lingkungan. Salah satu penyakit yang dapat menyebabkan kerusakan sel darah merah adalah anemia hemolitik. Anemia hemolitik terjadi ketika tubuh tidak dapat memproduksi atau mempertahankan jumlah sel darah merah yang cukup, sehingga terjadi kekurangan oksigen dalam tubuh.

Selain itu, kerusakan sel darah merah juga dapat terjadi pada kondisi seperti talasemia dan anemia sel sabit. Talasemia adalah kondisi genetik yang menyebabkan tubuh sulit memproduksi sel darah merah yang sehat. Sementara itu, anemia sel sabit adalah jenis anemia yang ditandai dengan bentuk sel darah merah yang tidak normal dan rentan pecah.

4. Efek samping Obat-obatan

Efek samping obat-obatan dapat menyebabkan peningkatan kadar bilirubin dalam tubuh karena obat-obatan tertentu dapat mempengaruhi fungsi hati dan sistem pencernaan, yang berperan dalam pemrosesan dan pengeluaran bilirubin. Beberapa obat, seperti antibiotik, kortikosteroid, dan obat antikejang, dapat mempengaruhi metabolisme hati. Hati adalah organ utama dalam pemrosesan bilirubin. 

Ketika hati tidak berfungsi dengan baik karena pengaruh obat-obatan tersebut, proses konjugasi bilirubin (pengubahan bilirubin tidak terkonjugasi menjadi bilirubin terkonjugasi yang larut dalam air) dapat terganggu, menyebabkan peningkatan kadar bilirubin tidak terkonjugasi dalam darah.

Beberapa obat dapat mempengaruhi fungsi saluran empedu atau mengganggu aliran empedu dari hati ke usus. Ini dapat mengakibatkan penumpukan bilirubin dalam saluran empedu dan peningkatan kadar bilirubin dalam darah. Obat seperti indomethacin, dapat memengaruhi pembentukan sel darah merah (eritropoiesis). Jika produksi sel darah merah berkurang atau jika sel darah merah mengalami pemecahan lebih cepat dari yang normal, maka akan ada peningkatan jumlah bilirubin yang dihasilkan dari pemecahan sel darah merah yang sudah tua atau rusak.

Apa yang Terjadi Jika Bilirubin Terlalu Tinggi

Penyakit Kuning pada Bayi
(Sumber: iStockphoto)

Seperti sudah sempat dijelaskan sebelumnya, kadar bilirubin yang terlalu tinggi dapat menjadi masalah bagi kesehatan. Berikut akibat apabila kadar bilirubin dalam tubuh terlalu tinggi.

1. Jaundice (Penyakit Kuning)

 Kadar bilirubin yang tinggi dapat menyebabkan jaundice, yang ditandai dengan perubahan warna kulit dan mata menjadi kuning. Ini terjadi ketika bilirubin yang tidak terkonjugasi tidak dapat diubah menjadi bentuk yang larut dalam air oleh hati, sehingga menumpuk dalam tubuh. Jaundice biasanya membuat kulit dan mata seseorang menguning dan sering disertai gatal-gatal.

2. Bahaya pada Bayi Baru Lahir

Kadar bilirubin yang tinggi pada bayi baru lahir, yang dikenal sebagai hiperbilirubinemia neonatal, juga merupakan masalah serius. Ini dapat menyebabkan jaundice pada bayi, yang pertama-tama terlihat pada wajah dan dahi, dan kemudian menyebar ke bagian tubuh lain. Bayi dengan kadar bilirubin yang tinggi juga mungkin menjadi lesu, menangis terus-menerus, atau bahkan mengalami kejang.

3. Potensi Kerusakan Otak

Kadar bilirubin yang sangat tinggi pada bayi baru lahir dapat menyebabkan kerusakan otak yang serius, yang dikenal sebagai kernikterus. Ini dapat mengakibatkan masalah saraf jangka panjang, seperti cerebral palsy atau gangguan perkembangan intelektual, dan dalam kasus yang parah, dapat mengancam kehidupan bayi.

Pada bayi, penanganan penyakit kuning biasanya dilakukan melalui fototerapi. Ini adalah prosedur di mana bayi ditempatkan di bawah lampu khusus yang memancarkan cahaya biru untuk membantu menghancurkan bilirubin dalam darah. Proses ini memungkinkan bilirubin dibuang melalui feses dan urine dengan lebih cepat.Selain pada bayi, kadar bilirubin yang tinggi juga bisa terjadi pada orang dewasa. Penyebabnya bisa beragam, termasuk kerusakan pada hati, seperti pada penyakit hati atau sirosis. Faktor lain yang berkontribusi adalah penyumbatan saluran empedu oleh batu empedu yang menghalangi aliran empedu dan menyebabkan penumpukan bilirubin dalam darah.

Untuk menurunkan kadar bilirubin pada orang dewasa, penting untuk mengatasi penyebab yang mendasarinya. Jika penyakit hati menjadi penyebabnya, dokter akan meresepkan pengobatan yang sesuai dan memberikan saran tentang perubahan gaya hidup yang sehat. Menghindari konsumsi alkohol, menjaga berat badan yang sehat, dan makan makanan bergizi juga dapat membantu mengurangi penumpukan bilirubin.

Pada beberapa kasus yang lebih parah, dokter mungkin akan merekomendasikan terapi medis tambahan. Salah satunya adalah plasmapheresis, di mana darah dipisahkan dari plasma dan plasma yang mengandung kadar bilirubin yang tinggi akan digantikan dengan plasma yang sehat. Prosedur ini bertujuan untuk mengurangi penumpukan bilirubin dalam darah.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya