Biopori adalah Lubang Resapan Air, Begini Fungsi dan Cara Membuatnya

Selain itu, biopori adalah teknologi yang dapat mencegah terjadinya genangan air yang bisa menjadi tempat berkembangnya nyamuk dan penularan penyakit seperti demam berdarah.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 27 Okt 2023, 11:55 WIB
Diterbitkan 27 Okt 2023, 11:55 WIB
Biopori jadi solusi kompos di lahan sempit
Ilustrasi biopori (dok. Instagram @sustaination/ https://www.instagram.com/p/CBhc_25gAYF/?igshid=19q9ab16ub3go/ Brigitta)

Liputan6.com, Jakarta Biopori adalah sejenis lubang resapan yang digunakan untuk mengatasi masalah banjir dan konservasi tanah di area perkotaan. Lubang ini memiliki diameter antara 10-15 cm dan kedalaman sekitar 70-100 cm, yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah sebagai metode resapan. 

Dengan adanya biopori, air hujan dapat meresap ke dalam tanah dengan lebih efisien. Lubang pada biopori memungkinkan air untuk meresap secara vertikal, sehingga mengurangi terjadinya banjir di area perkotaan. Selain itu, biopori adalah teknologi yang dapat mencegah terjadinya genangan air yang bisa menjadi tempat berkembangnya nyamuk dan penularan penyakit seperti demam berdarah.

Dalam jangka panjang, biopori juga berdampak positif pada lingkungan, karena dapat menjaga kestabilan tanah dan menjaga kualitas air. Berikut adalah ulasan tentang biopori adalah lubang resapan air yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (27/10/2023).

Biopori Sebagai Upaya Penanggulangan Banjir dan Konservasi Tanah

Ilustrasi Biopori
Ilustrasi biopori. (Image by goonerua on Freepik)

Biopori adalah teknologi yang terinspirasi dari aktivitas berbagai jenis organisme seperti cacing, akar tanaman, rayap, dan fauna tanah lainnya. Aktivitas organisme ini membentuk ubang-lubang di dalam tanah yang akan meningkatkan daya serapnya terhadap air, sehingga dapat mengurangi resiko terjadinya banjir.

Biopori adalah lubang resapan air yang dibuat tegak lurus ke dalam tanah dengan diameter antara 10-30 cm dan tidak memiliki muka air tanah yang dangkal. Lubang ini biasanya ditemukan di berbagai lokasi seperti jalan-jalan perumahan, halaman sekolah, dan di sekitar pemukiman warga. Fungsi utama biopori adalah menyerap air sebanyak mungkin untuk mencegah terjadinya banjir dan genangan air.

Biopori bekerja dengan cara mengizinkan air hujan atau air permukaan lainnya yang terperangkap di permukaan tanah untuk meresap ke dalam tanah melalui lubang tersebut. Selain itu, lubang biopori juga diisi dengan sampah organik sebagai sumber makanan bagi makhluk hidup dalam tanah, seperti cacing dan akar tumbuhan. Makhluk-makhluk ini membantu memecah bahan organik dan memperbaiki struktur tanah, yang pada gilirannya akan meningkatkan kemampuan tanah dalam menyerap dan menyimpan air.

Keberadaan biopori di sekitar kita memiliki peran penting dalam mencegah banjir dan genangan air. Pada kota padat penduduk, tanah telah tertutup oleh beton dan permukaan yang tidak dapat menyerap air dengan baik. Biopori memberikan alternatif yang efektif untuk mengurangi masalah ini dengan memungkinkan air hujan meresap ke dalam tanah, yang pada akhirnya dapat membantu menjaga keseimbangan siklus air tanah dan mencegah banjir serta genangan air yang sering terjadi.

Manfaat Biopori

Pemasangan biopori di Stadion Brawijaya
Pekerja sedang melakukan pemasangan biopori di Stadion Brawijaya. (Gatot Susetyo/Bola.com)

Biopori adalah teknologi yang memberikan dampak positif pada lingkungan. Lubang resapan biopori menggunakan lubang silindris yang memiliki fungsi untuk memfasilitasi peresapan air hujan ke dalam tanah dengan lebih efisien secara vertikal. Lubang silindris tersebut kemudian diisi dengan sampah organik sebagai kompos yang akan merangsang aktivitas berbagai jenis organisme. 

Para organisme ini kemudian akan membuat lubang-lubang kecil di sekitarnya untuk memaksimalkan fungsi dari biopori. Berikut manfaat biopori bagi lingkungan

1. Pengurangan Sampah Organik

Biopori membantu mengurangi sampah organik di sekitar kita. Sampah organik dari rumah dapat dibuang ke lubang biopori, yang pada gilirannya berkontribusi pada pengurangan jumlah sampah organik yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Selain itu, pembuatan biopori juga memberikan edukasi kepada masyarakat tentang perbedaan antara sampah organik dan anorganik.

2. Penyuburan Tanah

Dengan mengumpulkan limbah organik di dalam satu lubang biopori, tanah di sekitar lubang tersebut akan menjadi lebih subur. Proses biologis dalam lubang biopori mengubah sampah organik menjadi pupuk kompos, yang dapat digunakan untuk memperkaya tanah. Hal ini mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia dan memberikan sumber pupuk organik secara alami.

3. Pencegahan Banjir

Banyak daerah, termasuk kota dan pedesaan, mengalami masalah banjir. Salah satu penyebab banjir adalah sistem drainase yang buruk, karena tanah tidak mampu menyerap air dengan baik. Dengan membuat lubang biopori, air hujan dapat langsung meresap ke dalam tanah, membantu mencegah genangan air permukaan dan banjir. Biopori meningkatkan daya serap tanah, yang pada gilirannya membantu sistem drainase.

4. Penyeimbang Kadar Air dalam Tanah

Biopori membantu menyeimbangkan kadar air dalam tanah dengan bantuan makhluk tanah, seperti cacing. Cacing yang hidup dalam lubang biopori memakan sampah organik dan membuat terowongan-terowongan kecil di tanah. Ini memungkinkan tanah menyerap lebih banyak air dan meningkatkan kapasitas resapan air hingga 40 kali lipat. Dengan demikian, biopori membantu menjaga keseimbangan air dalam tanah, yang bermanfaat dalam menghindari kekeringan atau genangan air yang berlebihan.

Lokasi Terbaik untuk Membuat Biopori di Rumah

depok
Wakil Wali Kota Depok Imam Budi Hartono saat membuat lubang biopori di pos pantau Sungai Ciliwung di Kelurahan Ratujaya, Kecamatan Cipayung, Kota Depok, Senin (22/3/2021). (Liputan6.com/Dicky Agung Prihanto)

Biopori adalah salah satu metode yang efektif untuk meningkatkan kualitas air tanah di rumah. Lubang resapan biopori yang dibuat di rumah dapat membantu meresapkan air hujan ke dalam tanah secara efisien, sehingga mengurangi risiko banjir dan menjaga keberlanjutan sumber air tanah.

Namun, saat ingin membuat biopori di rumah, penting untuk memilih lokasi terbaik agar lubang resapan tersebut berfungsi dengan optimal. Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan saat menentukan lokasi biopori di rumah.

Pertama, pilihlah area yang memiliki tanah yang cukup lunak dan mudah ditembus oleh air. Tanah yang keras atau padat dapat menghambat air meresap ke dalam tanah dengan baik sehingga bisa membuat biopori tidak efektif. Jika tanah di halaman rumah terlalu keras, tanah tersebut perlu digemburkan terlebih dahulu.

Selanjutnya, perhatikan juga keberadaan pohon atau tanaman di sekitar lokasi biopori. Hindari membuat biopori di dekat akar pohon yang besar, karena akar tersebut dapat menghambat proses resapan air. Lebih baik memilih area yang bebas dari akar-akar besar atau tanaman dengan perakaran yang kuat.

Selain itu, pastikan juga lokasi biopori berada pada area yang tidak terkena genangan air atau saluran air yang terbentuk saat hujan. Jika biopori tergenang air atau berada di area yang sering banjir, maka proses resapan air tidak akan efektif. Pilihlah area yang cukup tinggi dan aman dari genangan air.

Terakhir, pertimbangkan juga aksesibilitas dan keamanan lokasi biopori. Jika Anda ingin melakukan pemeliharaan rutin atau membersihkan biopori, pastikan lokasi tersebut mudah dijangkau dan aman untuk dilakukan kegiatan tersebut.

Cara Membuat Biopori

Lubang Biopori
Petugas kebersihan di Malaka Sari, Duren Sawit, Jakarta Timur, tengah memasukan sampah basah ke dalam lubang resapan viopori. (Liputan6.com/ Ahmad Ibo)

Alat dan Bahan yang Dibutuhkan

  1. Bor tanah.
  2. Pipa PVC beserta penutup yang sudah dilubangi di sisi-sisinya.
  3. Sampah organik (seperti daun, rumput, kulit buah-buahan, dan sampah dari tanaman lainnya).
  4. Air.

Langkah-Langkah Membuat Biopori

  1. Tentukan Lokasi: Pilih lokasi di mana Anda ingin membuat biopori. Pastikan lokasi ini cocok untuk peranannya dalam mengurangi genangan air atau memperkaya tanah.
  2. Siram Tanah: Siram tanah yang akan dijadikan tempat pembuatan biopori dengan air. Hal ini akan membuat tanah menjadi lebih lunak dan mudah untuk dilubangi.
  3. Lubangi Tanah: Gunakan bor tanah untuk melubangi tanah. Usahakan agar lubang yang Anda buat tegak lurus ke permukaan tanah. Lubangi tanah hingga mencapai kedalaman sekitar 1 meter dengan diameter lubang antara 10-30 cm. Diameter ini penting untuk memastikan biopori dapat berfungsi dengan baik dalam menyerap air.
  4. Lapisi Lubang: Setelah membuat lubang, lapisi bagian dalam lubang dengan pipa PVC yang memiliki diameter yang sama dengan lubang yang Anda buat. Ini akan membentuk saluran atau tabung penampung untuk sampah organik.
  5. Isi dengan Sampah Organik: Isi lubang biopori dengan sampah organik, seperti daun kering, rumput, kulit buah-buahan, dan berbagai jenis sampah organik lainnya. Sampah organik ini akan berperan sebagai sumber makanan untuk makhluk hidup dalam tanah dan juga akan mengalami proses komposisi.
  6. Tutup Lubang: Tutup lubang biopori menggunakan kawat besi atau penutup pipa PVC yang sudah dilubangi terlebih dahulu. Tujuannya adalah agar lubang tetap terlindungi dan tidak terisi oleh sampah atau tanah yang dapat menghalangi aliran air ke dalamnya.

Perawatan Lubang Biopori

ACC menginisiasi pembuatan 50 biopori di Surabaya. (Istimewa)
ACC menginisiasi pembuatan 50 biopori di Surabaya. (Istimewa)

Agar biopori dapat berfungsi maksimal, ada langkah-langkah perawatan yang perlu dilakukan, berikut diantaranya.

1. Isi Lubang dengan Sampah Organik secara Bertahap

Secara berkala, sekitar setiap lima hari sekali, Anda dapat mengisi lubang biopori dengan sampah organik. Sampah organik ini bisa berupa daun-daun kering, sisa-sisa makanan, rumput, dan berbagai jenis sampah organik lainnya. Mengisi lubang secara berkala membantu memastikan bahwa biopori terus berfungsi dengan baik sebagai tempat pengomposan alami.

2. Biarkan Sampah Menjadi Kompos

Ketika lubang biopori sudah terisi penuh dengan sampah organik, biarkan sampah tersebut tinggal dalam lubang selama tiga bulan. Selama periode ini, sampah organik akan mengalami proses komposisi alami. Kompos adalah hasil akhir dari proses penguraian sampah organik menjadi pupuk organik yang sangat berguna untuk tanaman.

3. Angkat Kompos yang Sudah Jadi

Setelah tiga bulan, Anda dapat mengangkat kompos yang sudah jadi dari lubang biopori. Kompos ini merupakan pupuk organik yang kaya akan unsur hara dan sangat baik untuk menyuburkan tanah dan tanaman di sekitarnya.

4. Isi Ulang Lubang dengan Sampah Baru

Setelah mengangkat kompos, lubang biopori siap diisi kembali dengan sampah organik yang baru. Proses ini dapat diulang secara berkelanjutan untuk menjaga kualitas lubang biopori dan memastikan bahwa lubang tersebut selalu siap menerima sampah organik yang baru.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya