Fantastis, Ini Besaran Gaji Muadzin Masjidil Haram 2025 yang Menginspirasi Dunia

Menjadi muadzin di Masjidil Haram tidak bisa dilakukan sembarang orang. Ada syarat ketat yang harus dipenuhi untuk bisa mengumandangkan azan dari masjid suci ini. Berapa gajinya?

oleh Liputan6.com Diperbarui 25 Apr 2025, 08:30 WIB
Diterbitkan 25 Apr 2025, 08:30 WIB
Muadzin Masjidil Haram
Muadzin Masjidil Haram (Youtube)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Di balik merdunya suara adzan yang menggema dari Masjidil Haram, tersimpan kisah pengabdian dan keikhlasan luar biasa dari para muadzin yang bertugas. Mereka bukan hanya sekadar pemanggil sholat, tapi juga penjaga semangat spiritual umat Islam di seluruh dunia.

Ka'bah yang berada di tengah Masjidil Haram di Makkah merupakan kiblat umat Islam dan pusat ibadah yang selalu ramai didatangi jamaah dari berbagai penjuru dunia. Setiap panggilan azan dari sana mampu menggugah hati jutaan umat Muslim untuk segera menunaikan sholat.

Dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @islamitumenakjubkan, muncul pertanyaan menarik: berapa sebenarnya gaji yang diterima oleh para muadzin Masjidil Haram? Ternyata, jumlahnya tidak hanya mengejutkan, tapi juga menyentuh secara spiritual.

Para muadzin di Masjidil Haram dianggap sebagai penerus Bilal bin Rabbah, sahabat Rasulullah yang dikenal sebagai muadzin pertama dalam sejarah Islam. Tugas mereka bukanlah tugas biasa, tapi tanggung jawab besar yang penuh makna.

Menjadi muadzin di Masjidil Haram tidak bisa dilakukan sembarang orang. Ada syarat ketat yang harus dipenuhi untuk bisa mengumandangkan azan dari masjid suci ini, termasuk pada 2025 ini.

Beberapa persyaratan tersebut antara lain harus mampu membaca Alquran dengan baik dan benar, memiliki hafalan Alquran, menguasai tajwid, dan tentu saja memiliki suara yang merdu serta lantang.

Selain itu, calon muadzin juga harus memiliki akhlak dan perilaku yang baik, memahami hukum-hukum syariat Islam, serta memiliki kedisiplinan tinggi dalam menjaga waktu sholat.

Dengan tanggung jawab besar dan syarat yang ketat tersebut, pemerintah Arab Saudi memberikan apresiasi dalam bentuk insentif gaji bulanan yang cukup fantastis. Lantas, berapa gaji muadzin Masjidil Haram pada 2025 ini?

 

Simak Video Pilihan Ini:

Jumlah Banyak, tapi Jarang yang Ambil, Ini Penjelasannya

Ilustrasi Masjidil Haram Mekah (Istimewa)
Ilustrasi Masjidil Haram Mekah (Istimewa)... Selengkapnya

Para muadzin di Masjidil Haram menerima gaji sebesar 2.000 hingga 3.000 riyal Saudi setiap bulan. Jika dikonversi ke dalam rupiah, nilainya mencapai sekitar Rp8 juta hingga Rp12 juta.

Meski jumlahnya cukup besar, namun banyak di antara para muadzin yang justru enggan menerima gaji tersebut. Sebagian bahkan memilih untuk menyumbangkannya kepada mereka yang lebih membutuhkan.

Hal ini disebabkan karena mereka tidak menganggap tugas sebagai muadzin sebagai pekerjaan duniawi, melainkan sebuah bentuk pengabdian dan khidmah kepada umat.

Para muadzin lebih mengutamakan ridha Allah dan pahala yang terus mengalir daripada mengumpulkan kekayaan materi. Inilah salah satu bentuk ketulusan yang langka di era modern ini.

Tugas mereka dianggap sebagai jalan untuk menuntun umat kepada sholat, menyampaikan seruan ilahi kepada jutaan orang di Masjidil Haram, dan milyaran lainnya yang menyaksikan lewat siaran langsung.

Bagi mereka, menyuarakan azan di tempat suci adalah kehormatan yang lebih tinggi daripada segala bentuk kekayaan dunia. Keutamaan ini hanya bisa diraih oleh mereka yang benar-benar tulus dan siap berkorban.

Teladan dari Muadzin Masjidil Haram

Muadzin Masjidil Haram (2
Muadzin Masjidil Haram (Youtube)... Selengkapnya

Banyak di antara muadzin ini yang hidup sederhana. Mereka tidak mencari popularitas, namun selalu hadir di waktu-waktu sholat, berdiri tegak menyampaikan panggilan agung kepada Allah SWT.

Ketulusan dan kesederhanaan ini membuat para muadzin Masjidil Haram menjadi teladan. Mereka mengajarkan bahwa pekerjaan mulia tidak selalu dinilai dari gaji, tapi dari niat dan pengabdian.

Tak sedikit jamaah yang merasa terharu ketika mendengar suara azan yang menggema dari Masjidil Haram. Suara itu menyentuh hati dan menyalakan kembali semangat keimanan yang mungkin mulai redup.

Semoga kita semua bisa meneladani akhlak mulia para muadzin ini. Bukan hanya dalam ketulusan beribadah, tetapi juga dalam keikhlasan memberi dan tidak terpaku pada urusan dunia semata.

Menjadi seorang muadzin bukan hanya soal suara merdu, tetapi tentang kesetiaan menyuarakan panggilan Allah lima kali sehari, tanpa lelah dan tanpa pamrih.

Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang mencintai sholat dan senantiasa terpanggil dengan seruan azan. Berikan pula kesempatan bagi kami untuk mengunjungi Masjidil Haram dan mendengar langsung azan yang penuh berkah itu. Aamiin.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya