Apa Itu Iron Dome? Pahami Cara Kerjanya dan Bagaimana Itu Bisa Dikalahkan

Iron Dome adalah sistem pertahanan udara mobile yang menggunakan teknologi radar canggih untuk melacak misil yang datang dan menggunakan misil pelacak Tamir untuk menghancurkannya.

oleh Mabruri Pudyas Salim diperbarui 28 Okt 2023, 15:40 WIB
Diterbitkan 28 Okt 2023, 15:40 WIB
Serangan Udara Israel Kembali Serang Gaza
Rudal Iron Dome Israel mencegat rudal masuk dari Jalur Gaza di Palestina (21/4/2022). Militan Palestina menembakkan roket dari Gaza ke Israel, yang ditanggapi dengan serangan udara dalam eskalasi terbesar sejak Perang 11 hari tahun lalu. (AFP/SAID KHATIB)

Liputan6.com, Jakarta Sistem pertahanan anti-rudal Iron Dome telah menjadi topik perbincangan hangat dalam konteks konflik di Timur Tengah. Iron Dome bukan hanya mewakili pencapaian teknologi yang luar biasa, tetapi juga memiliki dampak signifikan terhadap dinamika politik dan keamanan di suatu kawasan.

Iron Dome mampu mendeteksi, melacak, dan mengintersep roket dan rudal dengan tingkat akurasi yang tinggi. Dengan kemampuannya ini, maka suatu wilayah yang menggunakan Iron Dome akan aman dari serangan udara.

Iron Dome juga memiliki tingkat akurasi yang tinggi sehingga dapat diatur untuk hanya mengintersep proyektil yang menuju wilayah yang berpotensi berbahaya. Iron Dome juga efektif dalam melindungi penduduk sipil dari serangan roket dan rudal.

Artikel ini akan membahas teknologi canggih ini yang digunakan oleh Israel untuk melindungi diri dari serangan roket dan mengupas berbagai aspek seputar Iron Dome, termasuk cara kerjanya, sejarah pengembangannya, dan dampaknya dalam konflik regional, sebagaimana telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Sabtu (28/10/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Apa Itu Iron Dome?

Iron Dome adalah sistem pertahanan udara mobile yang digunakan oleh Israel. Sistem ini menggunakan teknologi radar canggih untuk melacak misil yang datang dan menggunakan misil pelacak Tamir untuk menghancurkannya. Setiap baterai Iron Dome biasanya terdiri dari tiga hingga empat peluncur, masing-masing mampu membawa hingga 20 misil pelacak Tamir. Sistem ini dapat secara efektif mengintersep roket yang diluncurkan dari jarak dua hingga 40 mil.

Beroperasi sejak tahun 2011, Iron Dome telah menunjukkan tingkat keberhasilan yang tinggi dalam mengintersep roket yang mengincar Israel. Misalnya, selama serangan roket yang dilakukan oleh Jihad Islam Palestina pada bulan Mei, sistem ini berhasil mengintersep 95,6% roket yang diluncurkan ke wilayah Israel.

Iron Dome biasanya ditempatkan strategis di sekitar kota dan wilayah berpenduduk yang pernah menjadi sasaran roket masuk di masa lalu. Sistem ini beroperasi berdasarkan data pelacakan dan hanya melepaskan pelacak saat roket masuk mengancam wilayah berpenduduk, sehingga memastikan roket yang mendarat di wilayah yang tidak berpenduduk tidak diintersep. Meskipun sistem ini efektif, ada batasannya, terutama ketika berhadapan dengan jumlah roket yang besar, karena memiliki jumlah misil pelacak yang terbatas sebelum perlu diisi ulang.


Bagaimana Cara Kerja Iron Dome?

Iron Dome Israel Cegat Tembakan Roket dari Jalur Gaza
Seorang tentara Israel berlindung saat sistem pertahanan udara Iron Dome diluncurkan untuk mencegat roket yang ditembakkan dari Jalur Gaza di Ashkelon, Israel, 7 Agustus 2022. Israel telah membunuh dua militan senior Jihad Islam dalam tiga hari serangan di Jalur Gaza. (AP Photo/Ariel Schalit)

Sistem pertahanan Iron Dome bekerja dengan cara yang canggih untuk melindungi Israel dari serangan roket dan proyektil pendek seperti rudal dan artileri yang biasanya diluncurkan oleh kelompok militan seperti Hamas di Jalur Gaza dan Hizbullah di Lebanon. Berikut adalah beberapa tahap dalam cara kerja Iron Dome:

1. Deteksi Ancaman

Sistem Iron Dome memulai operasinya dengan mendeteksi ancaman melalui radar canggih. Radar ini mengidentifikasi roket atau proyektil yang masuk ke wilayah Israel. Setiap baterai Iron Dome biasanya dilengkapi dengan radar ini.

2. Pelacakan Ancaman

Setelah mendeteksi ancaman, radar melacak pergerakan roket atau proyektil itu dengan cermat. Data pelacakan ini diperbarui secara terus-menerus sehingga sistem dapat menghitung lintasan yang akurat.

3. Penentuan Ancaman

Iron Dome menganalisis data pelacakan untuk menentukan apakah roket yang datang mengancam wilayah berpenduduk. Sistem ini hanya akan melepaskan misil pelacak jika ancaman dinyatakan mengancam. Ancaman yang tidak mengancam wilayah berpenduduk dibiarkan jatuh ke wilayah yang tidak berpenduduk.

4. Peluncuran Misil Pelacak

Jika roket dianggap mengancam, Iron Dome meluncurkan misil pelacak yang disebut Tamir dari peluncur yang terpasang pada radar. Misil ini memiliki kemampuan manuver tinggi dan dilengkapi dengan hulu ledak proximate (deteksi jarak dekat).

5. Intersepsi

Misil pelacak Tamir diluncurkan menuju roket yang menjadi ancaman. Saat mendekati sasaran, misil ini mengidentifikasi target dengan menggunakan radar pencari. Setelah itu, hulu ledak proximate diaktifkan untuk menghancurkan roket yang datang.

6. Keberhasilan Intersepsi

Jika intersepsi berhasil, roket ancaman dihancurkan di udara, mengurangi potensi kerusakan dan korban jiwa. Namun, jika intersepsi gagal, roket ancaman mungkin akan mendarat di wilayah yang dituju.

Sistem Iron Dome telah terbukti sangat efektif dalam mengintersep roket dan proyektil yang mengancam wilayah Israel. Keberhasilan intersepnya tergantung pada kemampuan radar, misil pelacak, dan analisis ancaman yang cepat. Israel telah menggunakan Iron Dome secara luas untuk melindungi wilayahnya dari serangan roket.


Bagaimana Hamas Bisa Mengalahkan Iron Dome?

Iron Dome Israel Cegat Tembakan Roket dari Jalur Gaza
Sistem antirudal Iron Dome Israel menembak untuk mencegat roket yang diluncurkan dari Jalur Gaza menuju Israel tepat sebelum gencatan senjata antara Palestina dan Israel mulai berlaku di Ashkelon, Israel, 7 Agustus 2022. Gencatan senjata antara Israel dan militan Palestina telah mulai berlaku dalam upaya untuk mengakhiri hampir tiga hari kekerasan yang telah menewaskan puluhan warga Palestina. (AP Photo/Tsafrir Abayov)

Meski disebut memiliki efektivitas yang tinggi dalam melindungi wilayah Israel, namun pada akhirnya Hamas ternyata mampu mengatasi rapatnya pertahanan dari Iron Dome. Hamas telah berhasil mengatasi sistem pertahanan Iron Dome Israel dengan beberapa cara:

1. Salvo Rocket Attack

Salah satu cara utama yang digunakan oleh Hamas adalah melancarkan serangan roket beruntun (Salvo rocket attack). Mereka meluncurkan banyak roket dalam waktu singkat, sehingga membuat sistem Iron Dome kesulitan untuk mengintersep semua target. Dalam kasus yang disebutkan, Hamas meluncurkan lebih dari 5.000 roket hanya dalam waktu 20 menit. Jumlah roket yang diluncurkan secara bersamaan membuat sistem Iron Dome kesulitan untuk menangkap semuanya.

2. Pengembangan Teknologi Roket

Hamas terus mengembangkan teknologi rudalnya. Mereka telah meningkatkan jangkauan rudal mereka sehingga dapat mencakup kota-kota besar di Israel, termasuk Tel Aviv dan Yerusalem. Hal ini membuat Iron Dome harus menghadapi serangan dari berbagai arah yang lebih jauh.

3. Biaya Roket Hamas

Roket yang diluncurkan oleh Hamas jauh lebih murah dibandingkan dengan rudal Tamir yang digunakan oleh Iron Dome untuk mengintersep roket tersebut. Sebagai akibatnya, biaya untuk melindungi target dari serangan roket Hamas menjadi lebih tinggi daripada biaya roket yang diluncurkan.

4. Celah Iron Dome

Meskipun Iron Dome telah mengalami beberapa peningkatan teknologi, seperti kemampuan untuk menghadapi serangan roket beruntun dan serangan UAV (Unmanned Aerial Vehicle) bersamaan, Hamas tetap berusaha untuk mencari celah dalam sistem ini.

Penting untuk dicatat bahwa Iron Dome masih memiliki tingkat keberhasilan yang signifikan dalam mengintersep roket Hamas, seperti yang disebutkan dalam beberapa konflik sebelumnya. Namun, upaya Hamas untuk mengatasi sistem ini terus berlanjut, dan mereka terus mencari cara untuk melemahkan atau mengalahkan Iron Dome dalam serangan mereka.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya