Liputan6.com, Jakarta Kata baku dan tidak baku sering menjadi perbincangan di kalangan masyarakat. Penggunaan kata baku dan tidak baku yang benar sangat penting dalam penulisan yang baik dan benar. Pemahaman mengenai perbedaan kedua jenis kata ini dapat membantu dalam menyusun kalimat yang jelas dan tepat. Salah penggunaan kata baku dan tidak baku bisa membuat pengertian suatu kalimat menjadi keliru.
Baca Juga
Advertisement
Dalam penulisan, terdapat 50 kata baku dan tidak baku perlu diperhatikan dengan seksama. Penggunaan kata baku dan tidak baku yang tepat dapat meningkatkan kualitas tulisan. Sebagai penulis, penting untuk memahami perbedaan antara keduanya agar pesan yang disampaikan dapat dipahami dengan baik oleh pembaca. Dengan memperhatikan hal ini, tulisan menjadi lebih jelas dan akurat.
Memahami perbedaan kata baku dan tidak baku juga membantu dalam komunikasi sehari-hari. Dengan menghindari penggunaan kata secara keliru, kita dapat menghormati bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dengan memperhatikan hal ini, kita bisa menghindari kesalahan dalam penulisan maupun percakapan sehari-hari. Sehingga, pengetahuan mengenai 50 kata baku dan tidak baku menjadi sesuatu yang penting untuk dipelajari dan diperhatikan.
Untuk lebih lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber 50 kata baku dan tidak baku, beserta dengan pengertian, fungsi dan perbedaannya pada Kamis (1/2). Â
Pengertian Kata Baku dan Tidak Baku
Istilah kata baku dan kata tidak baku merujuk pada perbedaan dalam penggunaan kata-kata dalam bahasa Indonesia. Pengetahuan tentang kata baku dan tidak baku penting untuk menjaga konsistensi dan kejelasan dalam komunikasi tertulis maupun lisan. Mari kita bahas keduanya dengan lebih rinci:
1. Kata Baku
Kata baku adalah kata yang digunakan sesuai dengan ejaan yang ditetapkan oleh Pusat Bahasa, yang merupakan lembaga yang bertanggung jawab dalam pengembangan dan pemeliharaan bahasa Indonesia. Kata baku mencerminkan norma-norma ejaan yang resmi dan benar menurut kaidah bahasa yang berlaku. Penggunaan kata baku memastikan keseragaman dan kestabilan dalam pemahaman dan penggunaan bahasa Indonesia.
2. Kata Tidak Baku
Kata tidak baku adalah kata yang tidak sesuai dengan norma ejaan bahasa Indonesia yang ditetapkan oleh Pusat Bahasa. Penggunaan kata tidak baku dapat disebabkan oleh ketidaktaatan terhadap kaidah ejaan yang berlaku atau pengaruh dari dialek atau bahasa daerah. Penggunaan kata tidak baku dapat mengakibatkan kebingungan dan ketidakjelasan dalam komunikasi.
Penting untuk diingat bahwa bahasa Indonesia terus mengalami perkembangan, dan aturan ejaan dapat berubah dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, perlu adanya keterbukaan untuk memperbarui pengetahuan terkait peraturan bahasa yang berlaku.
Dalam penggunaan sehari-hari, disarankan untuk lebih memilih kata baku untuk menjaga kekonsistenan dan memastikan pemahaman yang tepat dalam berkomunikasi. Meskipun demikian, di beberapa situasi informal atau kreatif, orang mungkin mengizinkan atau menggunakan kata tidak baku secara sengaja untuk efek artistik atau ungkapan khas.
Advertisement
Fungsi Kata Baku dan Tidak Baku
Fungsi kata baku dan tidak baku dalam bahasa Indonesia sangat mempengaruhi kejelasan, keakuratan, dan efektivitas komunikasi. Mari kita bahas lebih detail tentang fungsi masing-masing:
Fungsi Kata Baku
1. Keseragaman dan Kejelasan: Kata baku menciptakan keseragaman dalam penggunaan ejaan yang benar sesuai dengan aturan resmi bahasa Indonesia. Hal ini penting agar tulisan atau percakapan dapat dimengerti dengan lebih mudah.
2. Norma Bahasa: Kata baku mencerminkan norma-norma bahasa yang ditetapkan oleh Pusat Bahasa. Penggunaannya mencerminkan kepatuhan terhadap kaidah dan aturan yang berlaku sehingga dapat memperkuat integrasi bahasa.
3. Kredibilitas dan Resmi: Penggunaan kata baku meningkatkan kredibilitas sebuah teks atau percakapan. Khususnya dalam situasi resmi seperti surat resmi, laporan, atau presentasi, penggunaan kata baku lebih dihargai karena mencerminkan pemahaman yang baik terhadap norma bahasa.
4. Pemeliharaan Bahasa: Penggunaan kata baku membantu dalam pemeliharaan dan pelestarian bahasa Indonesia sebagai suatu kesatuan. Ini penting untuk mencegah perubahan yang tidak terkontrol dan mempertahankan kejelasan arti kata-kata.
Fungsi Kata Tidak Baku
1. Ekspresi Kreatif: Kadang-kadang, kata tidak baku dapat digunakan untuk tujuan ekspresif atau kreatif, terutama dalam tulisan sastra, puisi, atau konteks kreatif lainnya. Penggunaannya di sini lebih kepada penekanan makna artistik daripada kepatuhan terhadap aturan resmi.
2. Pengaruh Dialek atau Daerah: Beberapa kata tidak baku mungkin muncul karena pengaruh dialek atau bahasa daerah. Meskipun mungkin tidak diakui secara resmi, dalam konteks tertentu, kata-kata ini bisa memberikan warna lokal atau nuansa budaya.
3. Bahasa Sehari-hari: Dalam percakapan sehari-hari atau lingkungan yang lebih santai, orang mungkin menggunakan kata tidak baku tanpa konsekuensi serius. Ini mungkin terjadi dalam percakapan informal di antara teman-teman atau di media sosial.
4. Perubahan Bahasa: Beberapa kata tidak baku mungkin mencerminkan perubahan dalam penggunaan bahasa yang belum diakui secara resmi oleh lembaga bahasa. Ini mencerminkan dinamika evolusi bahasa seiring waktu.
Meskipun ada perbedaan dalam fungsi antara kata baku dan tidak baku, penting untuk diingat bahwa konteks, situasi, dan tujuan komunikasi juga memainkan peran penting dalam pemilihan kata. Kesadaran terhadap kaidah bahasa yang berlaku, bersama dengan kreativitas yang tepat, membantu menjaga keseimbangan yang sehat dalam penggunaan kata baku dan tidak baku dalam bahasa Indonesia.
Perbedaan Kata Baku dan Tidak Baku
Perbedaan antara kata baku dan tidak baku terutama terletak pada penggunaan ejaan yang sesuai atau tidak sesuai dengan norma bahasa Indonesia yang ditetapkan oleh Pusat Bahasa. Berikut adalah beberapa perbedaan utama antara kata baku dan tidak baku:
Kata Baku
1. Ejaan Sesuai Aturan: Kata baku dieja sesuai dengan aturan ejaan resmi bahasa Indonesia yang ditetapkan oleh Pusat Bahasa. Ini mencakup penggunaan huruf, penggunaan awalan dan akhiran, serta tata bahasa yang benar.
2. Ditetapkan oleh Pusat Bahasa: Kata baku diakui dan ditetapkan oleh Pusat Bahasa sebagai bentuk ejaan yang resmi dan benar. Norma ini diterapkan untuk menjaga konsistensi dan kejelasan dalam penggunaan bahasa Indonesia.
3. Mendapatkan Pengakuan Resmi: Kata baku sering kali mendapatkan pengakuan resmi dan diakui secara luas sebagai bagian dari bahasa baku. Pusat Bahasa memantau dan mengatur penggunaan kata-kata ini.
Kata Tidak Baku
1. Ejaan Tidak Sesuai Aturan: Kata tidak baku memiliki ejaan yang tidak sesuai dengan aturan resmi bahasa Indonesia. Ini bisa mencakup ejaan yang salah, penggunaan huruf yang tidak sesuai, atau pelanggaran aturan tata bahasa.
2. Tidak Diakui Secara Resmi: Kata tidak baku tidak diakui atau ditetapkan secara resmi oleh Pusat Bahasa. Penggunaannya sering kali dianggap tidak benar atau tidak standar.
3. Berasal dari Dialek atau Slang: Beberapa kata tidak baku mungkin berasal dari dialek tertentu, bahasa daerah, atau bahkan slang. Penggunaannya bisa mencerminkan variasi dalam penggunaan bahasa di berbagai wilayah atau kelompok sosial.
4. Rentan Terhadap Perubahan: Kata tidak baku sering kali lebih rentan terhadap perubahan seiring waktu. Beberapa kata tidak baku mungkin awalnya dianggap tidak baku, namun kemudian dapat diterima sebagai bentuk yang sah.
Pemahaman perbedaan antara kata baku dan tidak baku penting untuk menjaga kekonsistenan, kejelasan, dan keakuratan dalam penggunaan bahasa Indonesia. Kesadaran terhadap aturan ejaan yang berlaku dan upaya untuk menggunakan kata baku dapat meningkatkan kualitas komunikasi secara keseluruhan.
Advertisement
50 Kata Baku dan Tidak Baku
1. Aluminium = almunium
2. Ambulans = ambulan
3. Analisis = analisa
4. Andal = handal
5. Bengkuang = bengkoang
6. Benzol = bensol
7. Besok = esok
8. Beterbangan = berterbangan
9. Capcai = cap cai
10. Cedera = cidera
11. Cendekia = cendikia
12. Cendekiawan = cendikiawan
13. Deodoran = deodorant
14. Depot = depo
15. Deputi = deputy
16. Derajat = derajad
17. Ekstrakurikuler = ekstrakulikuler
18. Ekstrem = ekstrim
19. Ekuivalen = ekwivalen, equivalen
20. Elektrode = elektroda
21. Familier = familiar
22. Farmakope = farmakop
23. Favorit = pavorit
24. Februari = pebruari
25. Geladi bersih = geladi resik
26. Gelondong = glondong
27. Genealogi = geneologi
28. Genius = jenius
29. Heterogen = hetrogen
30. Hidraulis = hidrolis
31. Hierarki = hirarki
32. Hieroglif = hiroglif
33. Imbau = himbau
34. Impit = himpit
35. Impor = import
36. Jahiliah = jahiliyah
37. Jajar = jejer
38. Jamaah = jemaah
39. Kaleidoskop = kaleidioskop
40. Kalkarium = kalkarim
41. Kamerawan = kameramen
42. Legalisasi = legalisir
43. Lemari = almari
44. Lembap = lembab
45. Lokalisasi = lokalisir
46. Longmars = long march
47. Lubang = lobang
48. Magnet = mahnet
49. Negeri = negeri
50. Oranye = orange