Kebutuhan Dasar Manusia Menurut Maslow, Simak Teori dan Pembagian Hierarkinya

Menurut Maslow, kebutuhan fisiologis adalah tingkat pertama dan paling dasar dari kebutuhan manusia.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 30 Okt 2024, 10:16 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2024, 18:30 WIB
Abraham Maslow
Abraham Maslow (Sumber: wikipedia.org)

Liputan6.com, Jakarta Abraham Maslow adalah seorang psikolog yang dikenal atas kontribusinya dalam teori hierarki kebutuhan. Kebutuhan dasar manusia menurut Maslow harus terpenuhi, agar bisa mencapai kebahagiaan dan pemenuhan diri. Teori ini kemudian memiliki lima tingkat yang merupakan hierarki, mulai dari kebutuhan fisik hingga kebutuhan psikologis.

Kebutuhan dasar manusia menurut Maslow yang pertama, yaitu manusia perlu memenuhi kebutuhan fisik seperti makanan, minuman dan tempat tinggal. Kedua, kebutuhan akan rasa aman dan keamanan, baik secara fisik maupun emosional serta kebutuhan akan cinta dan rasa memiliki dari orang lain.

Kebutuhan dasar manusia menurut Maslow selanjutnya adalah penghargaan diri dan pengakuan dari orang lain. Tak hanya itu, manusia juga perlu pemenuhan diri, serta keinginan untuk mencapai potensi diri secara sempurna. Teori Maslow ini menekankan bahwa manusia akan mencari pemenuhan kebutuhan di tingkat yang lebih tinggi, setelah kebutuhan di tingkat yang lebih rendah sudah terpenuhi.

Berikut ini kebutuhan dasar manusia menurut Maslow yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (21/2/2024). 

Sosok Abraham Maslow dan Teorinya

Contoh ilustrasi otak manusia
Otak manusia juga membutuhkan kegiatan yang dapat meningkatkan kinerjanya (Foto: Unsplash.com/Milad Fakurian)

Abraham Maslow adalah pencetus teori Hierarki Kebutuhan Maslow yang lahir pada 1 April 1908, di Kota New York, Amerika Serikat. Sejak kecil, Maslow tumbuh di keluarga Yahudi Rusia yang kurang berpendidikan, di mana keduanya tidak pernah menempuh pendidikan formal. Masa kecilnya dihabiskan di lingkungan dengan mayoritas penduduk non-Yahudi. Setelah menjalani pendidikan di Brooklyn College, Maslow meraih gelar dalam bidang psikologi. Karirnya membawanya menjadi seorang profesor di beberapa universitas ternama, termasuk Alliant International University, Brooklyn College, Brandeis University, New School for Social Research, dan Columbia University.

Pada perjalanan hidupnya, Maslow fokus pada pengembangan individu menuju kepositifan. Dorongan untuk memahami mengapa hanya sedikit manusia yang mencapai aktualisasi diri, meskipun kebutuhan dasar mereka terpenuhi, menjadi pusat perhatian Maslow. Bagi Maslow, psikolog humanistik, setiap individu seharusnya memiliki dorongan untuk menggali potensi mereka demi mencapai tingkatan tertinggi dalam hierarki kebutuhan Maslow. Pada 8 Juni 1970, pada usia 62 tahun, Abraham Harold Maslow menghembuskan napas terakhirnya di California, Amerika Serikat, akibat serangan jantung. Dia dikenal sebagai pionir di bidang psikologi dengan sebutan "Humanistik Psikologis," yang digunakan sejak awal perjalanan Maslow dalam memahami fungsi pikiran manusia.

Teori Hierarki Kebutuhan Maslow, diperkenalkan pada 1943 melalui "A Theory of Human Motivation" di Psychological Review, memberikan kontribusi besar pada pemahaman motivasi individu dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Maslow berpendapat bahwa pemenuhan kebutuhan tingkat atas memerlukan pemenuhan kebutuhan tingkat bawah terlebih dahulu, dan hal ini menjadi motivasi bagi individu. Hierarki Kebutuhan Maslow mencakup lima tingkatan kebutuhan, dimulai dari kebutuhan fisiologis hingga aktualisasi diri. Dalam segitiga hierarki ini, bagian dasarnya memiliki cakupan aspek yang lebih luas dibanding bagian puncaknya, mencerminkan evolusi kompleks kebutuhan manusia seiring waktu. 

 

Pembagian Hierarki Kebutuhan

Piramida Kebutuhan Maslow
Piramida Kebutuhan Maslow (Sumber: wikipedia.org)

1. Kebutuhan Dasar atau Fisiologi

Menurut teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow, kebutuhan dasar atau fisiologi merupakan kebutuhan dasar yang paling fundamental bagi manusia. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan makanan, minuman, udara, tempat tinggal, tidur, dan reproduksi. Tanpa pemenuhan kebutuhan ini, manusia tidak akan bisa bertahan hidup. Pemenuhan kebutuhan fisiologi ini menjadi prioritas utama dalam kehidupan manusia. Kebutuhan akan makanan dan minuman yang cukup akan menjaga kesehatan dan energi tubuh agar bisa beraktivitas sehari-hari.

Demikian juga dengan udara yang bersih, tempat tinggal yang layak, dan tidur yang cukup, semua itu menjadi dasar bagi keberlangsungan hidup manusia. Kesadaran akan kebutuhan fisiologi ini menjadi penting dalam merencanakan kehidupan sehari-hari. Dengan memastikan kebutuhan dasar atau fisiologi terpenuhi, manusia dapat fokus pada pemenuhan kebutuhan-kebutuhan yang lebih tinggi dalam hierarki kebutuhan Maslow. Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan fisiologi menjadi landasan penting dalam upaya mencapai kesejahteraan dan pemenuhan potensi manusia secara maksimal.

2. Kebutuhan Akan Rasa Aman

Kebutuhan akan rasa aman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, menurut hierarki kebutuhan Abraham Maslow. Kebutuhan ini menjadi hal yang sangat penting untuk dipenuhi, karena tanpa rasa aman, individu akan kesulitan untuk mencapai kebutuhan yang lebih tinggi. Rasa aman dapat dipenuhi melalui berbagai cara, mulai dari keamanan fisik hingga keamanan emosional. Di dalam kehidupan sehari-hari, kebutuhan akan rasa aman dapat terpenuhi melalui adanya jaminan akan keamanan fisik, seperti tempat tinggal yang aman dan bebas dari ancaman, akses terhadap pangan dan air bersih, serta perlindungan dari bahaya dan kekerasan.

Selain itu, keamanan emosional juga menjadi bagian penting dari kebutuhan ini, yang meliputi dukungan sosial, rasa percaya diri, serta ketenangan dan stabilitas dalam hubungan interpersonal. Dengan memenuhi kebutuhan akan rasa aman, individu dapat merasa lebih nyaman dalam menjalani kehidupan sehari-hari, sehingga dapat fokus untuk mencapai potensi dan kebutuhan yang lebih tinggi dalam hierarki kebutuhan Maslow. Oleh karena itu, penting untuk memberikan perhatian pada pemenuhan kebutuhan akan rasa aman baik bagi diri sendiri maupun bagi orang-orang di sekitar kita.

3. Kebutuhan Sosial (Rasa Cinta, Kasih Sayang, serta Hak Kepemilikan)

Menurut teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow, kebutuhan sosial adalah salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus terpenuhi setelah kebutuhan fisiologis dan keamanan. Kebutuhan sosial mencakup rasa cinta, kasih sayang, dan rasa memiliki atau hak kepemilikan. Rasa cinta dan kasih sayang menjadi penting dalam kehidupan manusia karena manusia merupakan makhluk sosial yang memerlukan interaksi dan hubungan dengan orang lain. Keharmonisan dalam hubungan antar manusia, baik itu dalam keluarga, persahabatan, maupun dalam hubungan romantis, dapat memberikan kebahagiaan dan memenuhi kebutuhan akan rasa cinta dan kasih sayang.

Selain itu, manusia juga memiliki kebutuhan akan hak kepemilikan, yang mencakup rasa memiliki dan mengendalikan sesuatu. Ini dapat tercermin dalam kepemilikan properti, kesempatan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan, serta kebebasan untuk mengekspresikan diri melalui kepemilikan barang atau barang-barang yang memiliki nilai penting bagi individu. Dengan memahami kebutuhan sosial ini, kita dapat lebih memahami pentingnya hubungan antar manusia, kasih sayang, serta hak kepemilikan dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia yang akhirnya dapat membawa keberhasilan dan kebahagiaan.

4. Kebutuhan Mendapatkan Penghargaan

Kebutuhan mendapatkan penghargaan merupakan salah satu kebutuhan dalam hierarki kebutuhan menurut Maslow yang harus terpenuhi. Menurut teori Maslow, setelah kebutuhan fisiologis, keamanan dan cinta/belonging terpenuhi, manusia akan mencari pengakuan dan penghargaan dari orang lain. Kebutuhan ini muncul dari hasrat manusia untuk merasa dihargai dan diakui atas kontribusi dan pencapaian yang telah mereka lakukan. Baik dalam lingkup pribadi maupun profesional, manusia membutuhkan apresiasi dan penghargaan dari orang lain sebagai bentuk validasi dan motivasi.

Dalam konteks profesional, penghargaan bisa berupa pujian, promosi, bonus, atau pengakuan atas kinerja yang baik. Sedangkan dalam konteks pribadi, penghargaan bisa berupa rasa dicintai, dihargai, dan diterima oleh keluarga dan teman-teman. Pemenuhan kebutuhan mendapatkan penghargaan dapat memberikan efek positif terhadap kesejahteraan psikologis seseorang. Oleh karena itu, dalam memenuhi kebutuhan ini, penting bagi individu dan organisasi untuk memberikan pengakuan yang layak atas kontribusi dan pencapaian yang telah dicapai. Dengan demikian, kebutuhan mendapatkan penghargaan dapat terpenuhi dan berkontribusi pada pemenuhan kebutuhan psikologis manusia secara keseluruhan.

5. Kebutuhan untuk Mengaktualisasikan Diri

Kebutuhan untuk Mengaktualisasikan Diri merupakan salah satu konsep utama dalam teori hierarki kebutuhan Maslow. Menurut teori ini, setelah kebutuhan fisik, keamanan, sosial, dan penghargaan terpenuhi, manusia akan mencari untuk mengaktualisasikan diri, yaitu mencapai potensi penuh mereka dan menjadi yang terbaik dari diri mereka. Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri ini meliputi dorongan untuk mencapai tujuan pribadi, berkembang secara pribadi dan profesional, dan mengekspresikan diri secara kreatif. Manusia merasa puas ketika mereka dapat mengekspresikan diri, belajar dan tumbuh secara personal.

Dalam konteks kebutuhan ini, individu akan mencari untuk mencapai cita-cita, mengeksplorasi minat dan bakat mereka, dan menciptakan dampak positif dalam masyarakat. Hal ini juga melibatkan kesadaran diri, penerimaan diri, dan pemahaman terhadap tujuan hidup mereka. Penting untuk memenuhi kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri ini agar individu dapat merasa hidup mereka memiliki makna dan tujuan yang jelas. Dengan memahami kebutuhan ini, kita dapat membantu diri sendiri dan orang lain untuk mencapai potensi penuh mereka dan hidup secara memuaskan.

Kritik Tentang Teori Maslow

Ilustrasi kemanusiaan, menolong, membantu
Ilustrasi kemanusiaan, menolong, membantu. (Photo by Matheus Viana from Pexels)

Meskipun Teori Maslow telah menjadi landasan penting dalam pengembangan teori psikologi selanjutnya, terdapat sejumlah kritik yang muncul, mempertanyakan relevansinya. Beberapa kritik tersebut memberikan perspektif yang bernuansa skeptis terhadap asumsi-asumsi yang diperkenalkan oleh Abraham Maslow, antara lain:

Linearitas dalam Motivasi

Kritik pertama melibatkan pandangan bahwa pemahaman Maslow terhadap motivasi terlalu linear dan terkotak-kotak. Teori ini menyiratkan bahwa setelah kebutuhan satu tingkatan terpenuhi, individu tidak lagi termotivasi oleh kebutuhan tersebut. Namun, kritikus berpendapat bahwa motivasi individu tidak selalu mengikuti pola linear, dan seringkali berasal dari berbagai tingkatan kebutuhan secara bersamaan.

Pengelompokan Kebutuhan

Kritik kedua menyoroti ketidakakuratan dalam pengelompokan kebutuhan manusia ke dalam lima tingkatan. Beberapa berpendapat bahwa tidak perlu ada hierarki yang kaku dalam kebutuhan manusia, karena kebutuhan manusia terdiri dari dimensi jasmani dan rohani yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan secara tegas.

Keutamaan Kesehatan Jiwa

Teori Maslow menempatkan penekanan pada pemenuhan kebutuhan jasmani sebagai prasyarat untuk mencapai kebutuhan rohani, terutama tingkatan aktualisasi diri. Namun, kritikus berpendapat bahwa kesehatan jiwa seharusnya mendapatkan prioritas yang lebih tinggi daripada kesehatan jasmani. Mereka meyakini bahwa pemeliharaan jiwa harus menjadi prioritas utama, dan keseimbangan antara kedua aspek tersebut penting untuk mencapai keutuhan manusia secara menyeluruh.

Kebebasan dari Ikatan Fisik

Kritik ini mencela gagasan bahwa manusia seharusnya dapat beraktualisasi diri tanpa harus menunggu pemenuhan kebutuhan dasar, rasa aman, cinta, dan percaya diri. Pandangan ini menekankan bahwa jiwa yang merdeka dari ikatan-ikatan fisik dapat mencapai berbagai tingkatan kebutuhan tanpa harus secara linear memenuhi tingkatan-tingkatan sebelumnya.

Pentingnya Nutrisi Rohani

Kritik ini menyoroti kebutuhan akan nutrisi rohani untuk mendukung motivasi dan pemenuhan kebutuhan. Pandangan ini menegaskan bahwa jiwa, hati dan pikiran memerlukan nutrisi rohani yang setara dengan kebutuhan fisik tubuh. Keberhasilan seseorang dalam mencapai kebutuhan dan beraktualisasi diri, juga bergantung pada pengisian pikiran dan jiwa dengan hal-hal positif.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya