Fenomena Fake Account, Alasan Seseorang Memalsukan Identitasnya di Media Sosial

Secara umum fake account menjadi alat untuk mengekspresikan diri tanpa terikat oleh norma-norma dan ekspektasi yang mungkin terkait dengan akun utama mereka.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 05 Mar 2024, 17:05 WIB
Diterbitkan 05 Mar 2024, 17:05 WIB
Memblokir Akun Penebar Kebencian
Ilustrasi Penggunaan Media Sosial Credit: pexels.com/pixabay

Liputan6.com, Jakarta Fenomena fake account di media sosial mencerminkan dinamika kompleks dalam budaya digital saat ini. Dalam era dominasi digital, media sosial menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Alasan dibalik pembuatan fake account bervariasi, mulai dari keinginan untuk berbicara tanpa rasa takut terhadap identitas, hingga keinginan untuk menciptakan ruang yang lebih privat dengan membatasi akses hanya untuk orang-orang tertentu.

Secara umum fake account menjadi alat untuk mengekspresikan diri tanpa terikat oleh norma-norma dan ekspektasi yang mungkin terkait dengan akun utama mereka. Namun, fenomena fake account juga membawa dampak negatif. Penggunaan fake account dapat memperumit keterbukaan dan transparansi dalam interaksi online, serta membuka pintu bagi perilaku tidak etis seperti penipuan, pelecehan, dan penyebaran informasi palsu.

Fenomena fake account di media sosial menjadi sebuah tantangan kompleks dalam pengelolaan identitas online dan interaksi digital yang sehat. Diperlukan pemahaman yang mendalam tentang dinamika budaya digital serta upaya bersama untuk mempromosikan etika online yang positif dan keamanan digital yang kuat. Berikut ulasan lebih lanjut tentang fake account yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (5/3/2024).

Alasan Seseorang Membuat Fake Account

Ilustrasi
Ilustrasi: Foto cewek seksi menjadi salah satu tanda akun Facebook palsu (Sumber: IT World)

Seperti sudah dijelaskan, ada banyak motif yang mendorong seseorang untuk membuat fake account, berikut di antaranya. 

1. Personal Branding

Di era digital ini, media sosial tidak hanya menjadi tempat untuk bersenang-senang, tetapi juga alat untuk membangun citra diri atau personal branding. Instagram dapat menjadi platform untuk menampilkan citra yang positif dan menarik perhatian calon pemberi kerja. Namun, untuk menampilkan sisi lain dari diri yang mungkin dianggap tidak pantas untuk ditampilkan di akun utama, seseorang mungkin membuat fake account sebagai alternatif.

2. Membangun Identitas yang Tersembunyi

Fake account sering digunakan untuk menyembunyikan identitas. Seseorang mungkin merasa lebih bebas untuk mengekspresikan diri tanpa takut terhadap konsekuensi atau tanggapan dari akun utama mereka. Hal ini dapat menjadi wadah untuk mengekspresikan pikiran, perasaan, atau pandangan yang mungkin dianggap tidak pantas atau kontroversial untuk diungkapkan di akun utama.

3. Penyebaran Berita Bohong dan Ujaran Kebencian

Sayangnya, fake account juga sering digunakan untuk tujuan yang negatif, seperti penyebaran berita bohong dan ujaran kebencian. Dalam keadaan anonim, pelaku dapat merasa bebas untuk menyebarkan informasi palsu atau menyerang individu atau kelompok tertentu tanpa takut konsekuensi atau pertanggungjawaban.

4. Kebutuhan untuk Melepaskan "Topeng"

Terkadang, seseorang merasa terjebak dalam citra atau ekspektasi tertentu di akun utama mereka. Mereka mungkin ingin memiliki ruang untuk menjadi diri mereka yang sebenarnya, tanpa tekanan untuk menjaga citra yang dibangun di akun utama. Fake account bisa menjadi cara untuk melarikan diri sejenak dari tekanan ini dan merasa lebih bebas untuk menjadi diri sendiri.

5. Kebutuhan untuk Ekspresi Kreatif

Beberapa orang mungkin menggunakan fake account sebagai wadah untuk mengekspresikan sisi kreatif mereka tanpa batasan atau penilaian dari orang lain. Mereka dapat menggunakan akun tersebut untuk mengunggah karya seni, tulisan, atau konten kreatif lainnya tanpa terikat oleh ekspektasi atau kekhawatiran tentang bagaimana hal tersebut akan memengaruhi citra mereka di akun utama.

Bahaya Penyalahgunaan Fake Account

TripAdvisor Berjibaku Atasi Ulasan Palsu Buntut Munculnya ChatGPT
Ilustrasi Bahaya Penyalahgunaan Fake Account (dok. Glenn Carstens/Unsplash)

Fake account dapat digunakan untuk berbagai kepentingan, baik positif maupun negatif. Sayangnya, lebih banyak orang yang menggunakan fake account untuk tujuan yang negatif daripada positif. Salah satu bahaya utama penyalahgunaan fake account adalah penggunaannya untuk kegiatan yang merugikan, seperti penindasan atau bullying. Melalui komentar yang tidak pantas atau menghina, pemilik fake account dapat menyebabkan kerusakan mental dan emosional pada korban tanpa harus bertanggung jawab atas tindakannya.

Fenomena deindividuasi atau hilangnya kesadaran diri juga menjadi dampak negatif lain dari penggunaan fake account. Dalam kondisi ini, individu kehilangan rasa identitas dan self-awareness, sehingga cenderung melakukan tindakan yang tidak pantas atau melanggar norma sosial tanpa merasa bertanggung jawab. Dengan merasa anonim dan bergabung dengan komunitas pengguna fake account lainnya, pemilik fake account menjadi lebih berani dalam perilaku mereka, meningkatkan risiko terjadinya tindakan yang tidak etis dan merugikan.

Selain itu, penyalahgunaan fake account juga dapat menyebabkan hilangnya kepercayaan dan ketertiban dalam interaksi online. Ketika pengguna tidak dapat membedakan antara akun asli dan fake account, integritas dan kredibilitas platform media sosial pun terganggu. Ini dapat mengakibatkan berkurangnya kepercayaan masyarakat terhadap informasi yang disajikan di media sosial, serta meningkatkan ketidaknyamanan dan kekhawatiran akan keamanan online.

Ciri-ciri Fake Account

Buzzer
Ilustrasi Aktivitas Buzzer di Media Sosial Credit: pexels.com/pixabay

Untuk menghindari resiko merugikan dari fake account berikut beberapa ciri yang dapat dikenali.

1. Sering Mengganti Nama Akun

Fake account seringkali mengubah nama akun mereka dalam waktu singkat untuk mengaburkan jejak dan menghindari identifikasi.

2. Jumlah Following dan Follower Mencurigakan

Fake account sering memiliki jumlah following yang tidak seimbang dengan jumlah followersnya. Biasanya, mereka memiliki banyak following namun sedikit pengikut, terutama jika followersnya adalah akun-akun spam atau dibeli.

3. Akun Pengikut Bukan Real Account

Akun palsu cenderung memiliki followers yang mencurigakan, seperti akun-akun spam atau bot. Jika followersnya tidak terlihat seperti akun asli, kemungkinan besar akun tersebut palsu.

4. Jumlah Likes dan Comments Tidak Sebanding

Meskipun memiliki banyak followers, postingan dari akun palsu cenderung memiliki sedikit likes dan comments. Hal ini bisa menjadi tanda bahwa followers-nya tidak aktif atau palsu.

5. Mematikan Kolom Komentar

Untuk menghindari interaksi yang mencurigakan atau keluhan dari pengguna lain, akun palsu sering mematikan kolom komentar pada postingannya.

6. Terdapat 2 atau Lebih Akun yang Sama

Beberapa penipu mungkin menggunakan identitas artis atau tokoh terkenal untuk membuat akun palsu. Namun, perbedaan dalam verifikasi akun atau kualitas postingan bisa membantu membedakan akun asli dan palsu.

7. Postingan Berantakan

Akun palsu sering memiliki postingan yang tidak teratur, kurang dikelola dengan baik, atau menggunakan gambar yang tidak berkualitas.

8. Harga Jual Barang Tidak Masuk Akal

Dalam kasus penjualan online, harga yang terlalu murah mungkin menjadi tanda adanya penipuan. Pembeli harus waspada terhadap penawaran yang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan.

Testimoni yang tampak tidak kredibel atau rekaman transaksi yang mencurigakan juga  bisa menjadi indikasi bahwa akun tersebut tidak dapat dipercaya.

9. Sering Mengirim DM

Akun penipu sering mengirim pesan langsung dengan iming-iming hadiah atau bantuan, dengan maksud untuk memperoleh data pribadi atau melakukan penipuan.

10. Tag Tidak Jelas

Melalui tagged photos, pengguna dapat menilai keaslian akun. Akun palsu seringkali memiliki tagged photos yang tidak jelas atau bahkan tidak ada sama sekali, berbeda dengan akun asli yang biasanya memiliki tagged photos yang terkait dengan kegiatan atau acara yang mereka ikuti.

11. Akun Fake Tidak Verified

kun yang memiliki tanda centang biru menunjukkan bahwa akun tersebut telah diverifikasi oleh Instagram. Meskipun tidak semua akun asli memiliki tanda verifikasi ini, keberadaannya bisa menjadi indikasi keaslian akun.

12. Cek Fitur About This Account

Fitur "About This Account" memberikan informasi tambahan tentang sebuah akun Instagram, seperti tanggal bergabung, iklan yang dijalankan, perubahan username, dan jumlah followers. Memanfaatkan fitur ini dapat membantu pengguna untuk memvalidasi keaslian sebuah akun.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya