Struktur yang Perlu Diperhatikan Saat Membuat Cerpen Tentang Diri Sendiri, Ini 3 Contohnya

Pada dasarnya, membuat cerpen tentang diri sendiri berfokus pada pengembangan karakter dan penyelesaian konflik dalam suatu narasi yang terinspirasi dari pengalaman pribadi penulisnya.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 16 Apr 2024, 12:01 WIB
Diterbitkan 16 Apr 2024, 10:45 WIB
Ilustrasi menulis, pantun, puisi
Ilustrasi menulis, pantun, puisi. (Photo by Álvaro Serrano on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta Cerpen atau cerita pendek, adalah salah satu bentuk karya sastra yang menghadirkan sebuah cerita fiksi dalam format yang singkat, jelas, dan ringkas. Dalam cerpen, kita akan menemukan satu tokoh utama yang mengalami suatu permasalahan, dan fokus cerita akan berpusat pada bagaimana tokoh tersebut menghadapi dan menyelesaikan masalahnya. Biasanya, cerpen tidak melebihi 10.000 kata, sehingga bisa dibaca dengan cepat.

Membuat cerpen tentang diri sendiri bisa menjadi langkah awal dalam belajar membuat karya sastra ini. Ukurannya yang singkat membuat pembaca cerpen dapat langsung terjun ke dalam inti cerita tanpa harus melalui banyak detail yang membingungkan. Hal ini membuat banyak orang menyukai cerpen sebagai bacaan yang ringan namun tetap dapat menyampaikan pesan atau emosi yang mendalam.

Pada dasarnya, membuat cerpen tentang diri sendiri berfokus pada pengembangan karakter dan penyelesaian konflik dalam suatu narasi yang terinspirasi dari pengalaman pribadi penulisnya. Meskipun singkat, cerpen mampu menghadirkan kisah-kisah yang bervariasi mulai dari cerita-cerita inspiratif, menghibur, hingga mengajak pembaca untuk merenungkan makna kehidupan. Berikut cara membuat cerpen tentang diri sendiri yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (16/4/2024).

Struktur Cerpen Tentang Diri Sendiri

Ilustrasi cerpen, pengertian
Ilustrasi cerpen, pengertian. (Photo by Fathromi Ramdlon on Pixabay)

Struktur dalam sebuah cerpen merupakan fondasi yang mendukung kejelasan dan kekokohan cerita. Jumlah kata yang terbatas menjadi salah satu ciri utama cerpen, berbeda dengan novel yang mencakup ruang yang lebih besar. Meskipun berbagai pandangan terkait jumlah kata ideal, umumnya cerpen terdiri dari 500 hingga 30.000 kata. Berikut 6 elemen yang perlu diperhatikan saat membuat cerpen tentang diri sendiri.

1. Abstrak

Ringkasan cerita dari awal hingga akhir yang menggambarkan alur secara singkat. Meski tidak wajib, abstrak membantu pembaca memahami inti cerita dengan cepat.

2. Orientasi

Penetapan setting berupa keterangan waktu, tempat, dan suasana yang menjadi latar belakang cerita. Orientasi memperkenalkan pembaca pada konteks cerita.

3. Komplikasi

Pengenalan tokoh dan pengembangan alur cerita. Pada bagian ini, karakter dan konflik utama diperkenalkan secara sistematis, seringkali dengan prinsip sebab-akibat.

4. Evaluasi

Pembangunan konflik yang mencakup klimaks cerita. Evaluasi membantu pembaca memahami konflik utama dan menyuguhkan penyelesaian awal terhadap masalah yang dihadapi tokoh.

5. Resolusi

Penyelesaian dari konflik dan masalah yang dihadapi tokoh. Bagian ini mengarah pada akhir cerita di mana pembaca mengetahui nasib tokoh dan penyelesaian dari konflik yang dihadapi.

6. Koda

Bagian akhir yang memuat pesan moral atau refleksi dari cerita. Koda dapat menyampaikan nilai-nilai yang terkandung dalam cerita secara langsung atau tersirat.

Dengan struktur yang jelas, cerpen dapat menghadirkan cerita yang singkat namun padat makna. Setiap elemen struktur tersebut saling melengkapi untuk membentuk kesatuan cerita yang menarik dan bermakna bagi pembaca

Tips Membuat Cerpen tentang Diri Sendiri yang Menarik

Cara Membuat Cerpen
(Sumber: iStockphoto)

Membuat cerpen tentang diri sendiri yang menarik memang bisa menjadi tantangan yang menyenangkan. Berikut adalah beberapa tips membuat cerpen tentang diri sendiri yang menarik.

1. Sisihkan Waktu 10-20 Jam

Menyisihkan waktu yang cukup adalah langkah pertama yang penting dalam menulis cerpen. Waktu yang cukup memberikan kesempatan bagi kamu untuk merenungkan ide, merancang alur cerita, mengembangkan karakter, dan menyusun tulisan dengan lebih terstruktur. Hal ini juga memungkinkanmu untuk melakukan revisi dan penyempurnaan terhadap cerita yang telah ditulis.

Selain itu, alokasi waktu yang cukup juga membantu mengatasi perbedaan dalam penggunaan waktu antara penulis yang menghasilkan cerita dengan jumlah kata yang berbeda. Misalnya, penulis yang menciptakan cerita dengan 1000 kata dapat menyelesaikan cerita tersebut dalam 5-10 jam, sementara yang menggunakan 2000-3000 kata memerlukan waktu 10-20 jam.

2. Mencari Ide dari Kehidupan Sehari-hari

Ide untuk cerpen tentang diri sendiri yang menarik seringkali dapat ditemukan dari pengalaman pribadi atau peristiwa-peristiwa yang kamu alami dalam kehidupan sehari-hari. Cobalah untuk merefleksikan momen-momen penting, perubahan, atau konflik yang pernah kamu hadapi. Ini dapat menjadi sumber inspirasi yang kaya untuk cerita-cerita yang autentik dan menggugah emosi.

Selain itu, kamu juga bisa menggali ide dari observasi terhadap lingkungan sekitarmu, berita, cerita dari orang lain, atau bahkan dari media seperti buku, film, atau musik. Jangan ragu untuk menuliskan semua ide yang muncul, bahkan yang terdengar 'gila' sekalipun. Nantinya, kamu bisa memilah ide-ide tersebut untuk dikembangkan menjadi cerpen yang menarik.

Salah satu kunci utama dalam menulis cerpen yang menarik adalah menemukan gaya bahasa yang sesuai dengan kepribadian dan karakteristikmu sendiri sebagai penulis. Hindari meniru gaya penulisan orang lain secara berlebihan, karena hal ini dapat mengurangi keaslian dan keunikan dalam cerita yang kamu tulis.

Tulislah dengan cara yang nyaman dan alami bagi dirimu sendiri. Fokuslah pada kekuatanmu dalam menyampaikan ide, menggambarkan karakter, dan membangun alur cerita. Meskipun pada awalnya kamu hanya mampu menghasilkan beberapa dialog atau 500-1000 kata, teruslah berlatih dan mengasah kemampuanmu.

4. Menentukan Tema yang Relevan

Saat menulis cerpen tentang diri sendiri, penting untuk menentukan tema atau gagasan pokok yang relevan dengan pengalaman, perasaan, atau pemikiran yang ingin kamu ungkapkan. Tema yang kuat dan relevan akan membantu dalam membangun alur cerita yang kohesif dan menarik.

Misalnya, jika kamu ingin mengeksplorasi tema tentang pertumbuhan pribadi atau perubahan, kamu dapat memilih pengalaman atau peristiwa dalam hidupmu yang memiliki nilai pembelajaran atau insight yang berarti. Hal ini akan membuat cerita lebih bermakna dan dapat menginspirasi pembaca.

5. Membuat Alur dan Plot yang Menarik

Alur atau plot merupakan tulang punggung dari sebuah cerpen yang menarik. Rencanakan alur cerita dengan baik, mulai dari pengenalan tokoh, pengembangan konflik, klimaks, hingga penyelesaian cerita. Plot yang kuat akan membuat pembaca terus tertarik untuk mengikuti cerita hingga akhir.

Selain itu, cobalah untuk menghadirkan elemen-elemen kejutan, konflik internal atau eksternal yang membingkai cerita, serta momen-momen yang menggugah emosi atau refleksi. Ini akan memberikan dimensi yang lebih dalam pada cerita dan meningkatkan daya tariknya.

6. Menentukan Penokohan yang Nyata

Penokohan yang kuat dan autentik akan membuat cerita lebih hidup dan relevan bagi pembaca. Gambarkan tokoh-tokoh dalam cerita dengan sifat, karakter, dan keunikan yang membuat mereka tampak nyata dan mudah terhubung.

Jelaskan secara rinci latar belakang, motivasi, konflik internal, dan perubahan yang dialami oleh tokoh-tokoh tersebut. Hal ini akan membantu pembaca untuk lebih memahami dan merasakan emosi yang disampaikan dalam cerita.

7. Menetapkan Latar atau Setting yang Tepat

Setting atau latar yang baik dapat memberikan nuansa dan konteks yang penting dalam sebuah cerita. Pilih setting yang sesuai dengan tema dan mood cerita yang ingin kamu sampaikan.

Detailkan setting dengan baik, termasuk deskripsi tempat, waktu, kondisi sosial, dan budaya yang mendukung cerita. Latar yang kuat akan memberikan kedalaman pada cerita dan membantu pembaca untuk lebih terlibat dalam imajinasi mereka.

8. Membuat Sudut Pandang yang Tepat

Sudut pandang dalam cerpen memainkan peran penting dalam cara cerita disampaikan kepada pembaca. Pilih sudut pandang yang sesuai dengan gaya penceritaan dan efek yang ingin kamu capai.

Sudut pandang orang pertama (saya, aku) dapat memberikan keterlibatan emosional yang lebih dalam, sementara sudut pandang orang ketiga (mereka, dia) dapat memberikan sudut pandang yang lebih luas dan objektif. Sesuaikan dengan kebutuhan cerita dan karakteristik tokoh.

Contoh Cerpen: Rindu dalam Perjalanan Mudik

Ilustrasi mudik Lebaran, Idulfitri
Ilustrasi mudik Lebaran, Idulfitri. (Image by upklyak on Freepik)

Di sebuah kota kecil bernama Tegarasa, hiduplah seorang pemuda bernama Adit. Setiap tahunnya, Adit selalu merasakan gelora kegembiraan yang tak terkatakan saat momen mudik tiba. Bagi Adit, mudik bukan sekadar perjalanan, tapi lebih dari itu, ia adalah waktu untuk bertemu keluarga dan mengungkapkan rasa rindu yang selalu menggebu.

Hari itu, suasana di rumah Adit begitu riuh dengan persiapan mudik. Ibu sibuk menyiapkan bekal makanan, ayah sibuk memeriksa kendaraan, sementara Adit sendiri sibuk menata barang-barangnya. Tas ranselnya dipenuhi oleh berbagai kenang-kenangan dari kota tempatnya menimba ilmu.

Saat kendaraan keluarga sudah siap, mereka pun memulai perjalanan menuju kampung halaman. Adit duduk di bangku belakang, memandangi jendela dengan mata penuh keceriaan. Ia mengingat momen-momen indah saat mudik tahun-tahun sebelumnya, saat ia masih kecil dan tak pernah lelah bersenda gurau dengan sepupu-sepupunya di desa.

Perjalanan yang panjang tak membuat Adit bosan. Ia lebih melihatnya sebagai kesempatan untuk merenung dan bersyukur. Di tengah perjalanan, Adit selalu menikmati pemandangan yang berbeda dari biasanya. Ia menyaksikan perubahan musim, hijaunya sawah yang menggoda, dan senyum lebar wajah-wajah yang melewati jalan itu.

Tiba-tiba, mobil keluarga terhenti di tengah jalan yang ramai. Ada kemacetan panjang yang membuat mereka harus menunggu cukup lama. Namun, Adit tak merasa risau. Ia mengambil kesempatan itu untuk mengobrol dengan orang-orang sekitar. Ia bertanya tentang kondisi jalan, cuaca, hingga kabar terkini dari desa.

Saat matahari mulai tenggelam, mereka tiba di desa halaman. Rasa haru dan bahagia bergelayutan di udara. Adit langsung disambut oleh pelukan hangat keluarga. Ia melihat wajah-wajah yang begitu akrab, senyum-senyum yang penuh kebahagiaan, dan tangisan kecil sang keponakan yang tak sabar untuk bermain bersamanya.

Malam itu, di bawah langit yang penuh bintang, Adit duduk di teras rumah tua yang selalu ia kenang. Di tangannya, ia menggenggam secarik kertas. Ia menulis kata-kata penuh cinta dan rindu untuk orang-orang terkasih yang ada di rumah. Setiap kata yang dituliskannya mengalir begitu saja, mewakili semua perasaan yang terpendam selama setahun lamanya.

Pagi menjelang, desa itu terbangun dengan keceriaan seperti biasa. Suara gemericik air sungai, teriakan anak-anak yang bermain, dan bau tanah basah setelah hujan semalam, semuanya menyatu dalam harmoni yang tak tergantikan. Adit merasa betah di sini, di antara orang-orang yang selalu membuatnya merasa di rumah.

Setelah beberapa hari, saat waktunya untuk kembali ke kota, Adit merasa berat hati. Ia tahu, momen ini akan segera berakhir dan ia harus menunggu setahun lagi untuk merasakan kehangatan kembali. Namun, ia tak kehilangan semangat. Ia membawa dalam hati semua kenangan manis dan ceria dari perjalanan mudik kali ini.

Perjalanan pulang menuju kota tak sepanjang perjalanan mudik. Namun, Adit kini membawa beban bahagia yang melimpah. Ia tahu, di balik kerinduan dan perpisahan, ada harapan baru dan janji untuk bertemu kembali di momen-momen yang berharga. Dan untuk Adit, itulah esensi dari perjalanan mudik — sebuah cerita cinta dan rindu yang tak pernah pudar.

Contoh Cerpen: Petualangan di Tanah Sakura

Jepang Kembali Dibuka Untuk Pariwisata, Minat Kunjungan Tetap Tinggi Meski Aturan Tetap Ketat
Ilustrasi destinansi wisata Jepang yang populer. (Sumber foto: Pexels.com)

Hari ini adalah hari yang telah lama dinanti-nantikan. Koperku sudah siap, paspor di tangan, dan hatiku berdegup kencang dalam kegembiraan. Ini adalah pengalaman pertama saya pergi berlibur ke Jepang, negeri yang terkenal dengan budayanya yang kaya dan keindahan alamnya yang menakjubkan.

Ketika pesawat mendarat di Bandara Narita, Tokyo, saya sudah tak sabar untuk menjelajahi setiap sudut kota ini. Tokyo begitu ramai dan modern, namun masih terasa kental dengan nuansa tradisional Jepang. Saya pun bersiap-siap untuk menjalani petualangan tak terlupakan di tanah Sakura.

Hari pertama saya di Tokyo dimulai dengan kunjungan ke kuil-kuil terkenal seperti Senso-ji di Asakusa dan Meiji Shrine di Shibuya. Merasakan kedamaian dan keagungan kuil-kuil ini membuat saya tersentuh. Saya juga tidak melewatkan kesempatan untuk mencicipi kuliner Jepang yang otentik seperti ramen, sushi, dan tempura. Setiap suapan makanan membawa saya merasakan kelezatan yang tiada tara.

Selama berada di Tokyo, saya juga menyempatkan diri untuk berbelanja di distrik mode Harajuku dan mengunjungi taman hiburan Disneyland Tokyo. Serunya bersenang-senang di wahana-wahana yang spektakuler membuat saya merasa seperti anak kecil lagi.

Setelah beberapa hari di Tokyo, saya melanjutkan perjalanan ke Kyoto, kota yang sarat dengan keindahan tradisional Jepang. Di sini, saya mengunjungi Kinkaku-ji, Golden Pavilion yang memukau dengan kecantikannya yang memantulkan cahaya matahari. Saya juga menyaksikan pertunjukan geisha di Gion, merasakan seakan kembali ke masa lalu yang penuh keanggunan.

Tidak hanya itu, perjalanan saya ke Nara juga memberikan pengalaman yang luar biasa. Bertemu dengan rusa liar di Taman Nara Park dan mengunjungi Todai-ji Temple dengan patung Buddha raksasa di dalamnya menjadi momen yang tak terlupakan. Saya juga menjelajahi arsitektur klasik di kota tua Kanazawa dan menikmati keindahan alam di pegunungan Takayama.

Setiap hari di Jepang penuh dengan kejutan dan kegembiraan. Saya belajar banyak tentang budaya, sejarah, dan tradisi Jepang yang begitu kaya. Setiap senyuman warga lokal, setiap percakapan ringan dengan teman baru, semuanya membuat saya merasa terhubung dengan negeri ini.

Saat perjalanan berakhir dan saya kembali ke tanah air, hati saya dipenuhi oleh kenangan-kenangan indah dari petualangan di Jepang. Saya membawa pulang banyak cerita, foto-foto yang mengagumkan, dan kenangan akan keindahan dan keramahan negeri Sakura.

Jepang telah merubah pandangan saya tentang dunia. Pengalaman ini telah menginspirasi saya untuk terus menjelajahi dan memperluas wawasan tentang budaya-budaya di dunia. Tanah Sakura, saya akan selalu menyimpanmu dalam hati sebagai tempat di mana petualangan tak berujung dimulai.

Contoh Cerpen: Momen Kemenangan

Ilustrasi Penghargaan, Kejuaraan, Piala
Ilustrasi Penghargaan, Kejuaraan, Piala. Kredit: Arek Socha (qimono) via Pixabay

Hari itu adalah hari yang tak terlupakan dalam hidupku. Aku, seorang penulis pemula yang selalu bermimpi untuk bisa menang dalam lomba menulis, akhirnya berhasil meraih kemenangan yang begitu dinanti-nantikan.

Semuanya dimulai ketika aku melihat pengumuman lomba menulis di sebuah majalah sastra ternama. Tanpa ragu, aku langsung mendaftar dan mengirimkan cerpen terbaikku. Hari-hari setelah itu dipenuhi oleh rasa gelisah dan harapan. Aku tak henti-hentinya memeriksa email dan menunggu kabar tentang hasil penjurian.

Saat itulah, email masuk. Subjeknya membuat detak jantungku berdegup lebih cepat. "Pengumuman Pemenang Lomba Menulis." Dengan jantung berdebar, aku membuka email tersebut. Dan di sanalah, aku melihat nama-nama pemenang.

Dan... namaku terpampang di posisi pertama! Aku tak percaya. Air mata kebahagiaan langsung mengalir di pipiku. Rasanya seperti mimpiku menjadi nyata di depan mata. Aku meraih kemenangan dalam lomba menulis!

Dengan penuh kebanggaan, aku mengumumkan kabar ini kepada keluarga dan teman-temanku. Mereka semua memberikan ucapan selamat dan dukungan yang luar biasa. Rasa syukur dan kebahagiaan meluap dalam diriku.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya