Juara 3 Desa BRILiaN 2021, Ini Keunggulan 5 Unit Usaha BUMDes Desa Kemudo Klaten

Desa Kemudo di Klaten punya keistimewaan tersendiri.

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 29 Apr 2024, 05:00 WIB
Diterbitkan 29 Apr 2024, 05:00 WIB
Desa Kemudo berhasil raih juara 3 Desa BRILiaN 2021.
Kepala Desa Kemudo, Hermawan Kristanto bersama penghargaan Desa BRILiaN yang berhasil raih juara 3 pada 2021 (Foto: Anugerah Ayu/Liputan6.com).

Liputan6.com, Jakarta Desa memiliki berbagai potensi, seperti sumber daya alam, budaya, dan keterampilan masyarakat. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dapat menjadi motor penggerak ekonomi lokal dengan mengelola sumber daya yang ada di desa. 

Dengan memiliki BUMDes, desa dapat mengurangi ketergantungan pada pihak luar, termasuk pemerintah pusat atau investor swasta, untuk pendanaan dan sumber daya. Ini memberi desa kendali lebih besar atas pengembangan ekonominya.

Salah satu desa yang sukses membangun BUMDes adalah Desa Kemudo di Kabupaten Klaten, Jawa tengah. Sejak 2016, BUMDes yang diberi nama Kemudo Makmur ini mengelola potensi desa untuk mensejahterakan warganya.

“BUMDes ini merupakan salah satu amanah dari Undang-Undang Desa. Di mana, desa bisa bisa mandiri ketika desa itu punya usaha,” ujar Hermawan Kristanto, Kepala Desa Kemudo saat ditemui di kantornya pada Rabu (17/4/2024).

Hermawan menyebutkan, Kemudo termasuk desa yang unik potensinya. Jika desa lain menonjolkan destinasi wisata dalam pengembangan BUMDes, Kemudo justru mengunggulkan pengolahan limbah industri. Selain itu, Desa Kemudo juga memiliki sejumlah unit usaha yang memberdayakan warga desa.

“Desa Kemudo sendiri selain secara geografisnya terletak di antara kota besar, di dalamnya juga ada beberapa potensi salah satunya adalah adanya zona industri. Dari zona industri ini kami berpikir mencoba melihat kondisi ini sebagai potensi,” ujar Hermawan.

Berikut 5 unit usaha yang dikelola BUMDes Kemudo Makmur dan keunggulannya yang berhasil Liputan6.com rangkum dari reportase pada  Rabu (17/4/2024).

1. Pengelolaan limbah Industri

Pengelolaan limbah Industri PT. SGM yang dikelola BUMDes Kemudo Makmur.
Pengelolaan limbah Industri PT. SGM yang dikelola BUMDes Kemudo Makmur (Foto: Anugerah Ayu/Liputan6.com).

Di wilayah Desa Kemudo, berdiri PT. Sarihusada Generasi Mahardhika (SGM), yang memproduksi berbagai produk nutrisi untuk ibu hamil, menyusui dan anak. Sebagai desa yang berada di zona industri tersebut, Kemudo kerap mendapat limpahan limbah kering seperti berupa kertas, karton, plastik, folding box, alumunium foil hingga glondong. 

Sebelum terbentuknya BUMDes, limbah kering dikelola secara perseorangan yang dinilai kurang memberikan kontribusi positif terhadap kehidupan masyarakat umum di sekitar pabrik PT. SGM. Sejak awal berdiri pada 2016, BUMDes Kemudo Makmur kemudian berfokus mengembangkan usaha pengelolaan afval atau limbah industri dari perusahaan tersebut. 

“Adanya BUMDes dan pemberdayaan masyarakat tadi berangkat dari munculnya limbah yang menjadi problem perusahaan dan  masyarakat,” ujar Hermawan.

Pengelolaan limbah kering oleh BUMDes juga melibatkan masyarakat sekitar sebagai mitra dagang. Laras Manjali, Direktur Operasional BUMDes Kemudo Makmur menjelaskan, pengelolaan limbah kering industri ini menggerakkan pihak ketiga yang sebagian besar merupakan masyarakat desa tersebut. 

Limbah industri yang didapat BUMDes kemudian disalurkan pada pihak ketiga untuk diolah atau disalurkan pada rantai usaha yang membutuhkan. Ini karena rantai bisnis limbah tersebut cukup panjang untuk bisa dimanfaatkan kembali.

“Ketika bicara limbah kering ini rantai bisnisnya panjang, dalam hal ini, kami memperoleh barang komoditinya dari perusahan, dan bisa dibilang kami pihak kedua, kemudian dilanjutkan ke rantai-rantai usaha yang lain,” ujar Laras saat ditemui di kantor BUMDes Kemudo Makmur, Rabu (17/4/2024).

Laras mencontohkan, limbah kertas yang diperoleh dari pabrik bisa dijual pada pabrik asbes. Sementara limbah plastik bisa diberikan pada pengolah biji plastik. Di sini, BUMDes berperan sebagai perantara antara pihak pertama (pabrik) dan pihak ketiga (warga) yang kemudian menyalurkannya ke industri pengolahan lanjutan. Keuntungan dari unit usaha ini akhirnya bisa dinikmati seluruh warga desa.

2. Furnitur dari limbah palet kayu

Furnitur dari limbah palet kayu yang diproduksi BUMDes Kemudo Makmur
Furnitur dari limbah palet kayu yang diproduksi BUMDes Kemudo Makmur (sumber: instagram/bumdes_kemudo_makmur).

Selain karton dan plastik, limbah kering yang paling banyak diterima BUMDes Kemudo Makmur adalah palet kayu. Limbah tersebut merupakan susunan dari rangka kayu yang biasanya dibentuk menjadi alas atau kotak untuk mengangkut barang. Jenis kayu yang didapat biasanya berupa jati belanda yang punya kualitas baik.

Di tangan warga Desa Kemudo, palet kayu yang sebelumnya hanya limbah, disulap menjadi furnitur dengan nilai jual tinggi. Upaya pengelolaan limbah oleh Desa Kemudo berhasil memberdayakan penduduk desa dan memicu pertumbuhan ekonomi yang merata di seluruh desa.

3. Kamajaya Mart

Kamajaya Mart yang berada di jalan masuk utama Desa Kemudo.
Kamajaya Mart yang berada di jalan masuk utama Desa Kemudo (foto: Liputan6.com/Anugerah Ayu).

Pada 2021 BUMDes Kemudo Makmur merintis usaha toko desa. Unit usaha ini dikembangkan dalam bentuk minimarket yang diberi nama Kamajaya Mart. Toko desa tersebut berkonsep layanan serba ada (one stop services). Di sini, masyarakat dapat menemukan beragam kebutuhan mereka dalam satu tempat. 

Kamajaya Mart berdiri di atas tanah desa seluas 2000 meter persegi. Lokasinya berada di jalan utama desa, bersebelahan dengan PT. SGM. Lokasi yang strategis ini membuat Kamajaya Mart jadi tujuan berbelanja warga desa dan para pekerja di PT. SGM.

Selain menyediakan kebutuhan sehari-hari, Kamajaya Mart juga memiliki layanan Agen BRILink. Ini membuat tak sedikit pelanggan melakukan transaksi seperti tarik tunai, transfer, atau membayar tagihan. Perputaran uang di Agen BRILink Kamajaya bisa mencapai rp1 miliar tiap bulannya.

Kini omzet keseluruhan Kamajaya Mart sudah mencapai rp16 juta - rp20 juta perhari. Seluruh karyawan yang dipekerjakan merupakan warga Desa Kemudo.

Salah satu keistimewaan Kamajaya Mart adalah adanya display khusus untuk produk-produk UMKM di Kemudo. Produk ini seperti jamu, aneka makanan ringan, hingga produk batik. 

“Memang di Kamajaya Mart itu kami sediakan etalase khusus produk UMKM keunggulan desa. Tentunya tidak hanya produk UMKM di Kemudo, tapi juga di sekitar desa-desa sekitar itu boleh masuk ke kami,” ujar Laras.

Tarades Café

Tarades Café yang merupakan unit usaha BUMDes Kemudo Makmur, menyasar kaum muda.
Tarades Café yang merupakan unit usaha BUMDes Kemudo Makmur, menyasar kaum muda (sumber: instagram/tarades_cafe).

Selain Kamajaya Mart, BUMDes Kemudo Makmur juga memiliki kedai kopi yang dinamai Tarades Café yang juga baru dirintis pada 2022 lalu. Kedai ini berlokasi tepat di beranda Kamajaya Mart. 

Tarades Café hadir sebagai kedai kopi yang memadukan gaya modern dengan suasana asri khas pedesaan. Dengan kursi-kursi yang nyaman, Tarades Café menyajikan berbagai pilihan makanan dan minuman yang populer di kalangan anak muda, semuanya dengan harga yang ramah di kantong.

5. Batik Ciprat

Proses pembuatan batik ciprat yang dilakukan warga disabilitas di Desa Kemudo.
Proses pembuatan batik ciprat yang dilakukan warga disabilitas di Desa Kemudo (foto: Liputan6.com/Anugerah Ayu).

Unit usaha BUMDes Kemudo Makmur selanjutnya adalah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) batik ciprat. Batik ciprat adalah salah satu teknik dalam pembuatan batik yang menggunakan metode mencipratkan lilin ke kain untuk menciptakan motif atau pola tertentu. Teknik ini berbeda dengan batik tulis atau batik cap, yang biasanya menggunakan alat khusus seperti canting atau cap untuk menerapkan lilin.

Keistimewaan batik ciprat dari Desa Kemudo adalah produksinya yang semua dilakukan oleh difabel. Ada kurang lebih 15 difabel yang setiap hari berkarya membuat batik ciprat yang diberi nama Tombo Ati. Usaha ini dimulai pada 2021 ketika ada pendampingan dari Balai Kartini, Temanggung, Jawa Tengah.

Koordinator batik ciprat Tombo Ati, Novi Daniar menjelaskan, dalam proses batik ciprat, pembuat batik biasanya menggunakan kuas, sikat, atau alat lain untuk mencipratkan lilin cair ke kain. Setelah lilin mengering, kain dicelupkan ke dalam pewarna. Bagian yang dilapisi lilin akan tetap berwarna asli, sedangkan bagian lain akan menyerap pewarna. Teknik ini menciptakan efek yang lebih bebas dan ekspresif, dengan pola yang tidak terlalu teratur dibandingkan batik tradisional.

Novi menyebutkan, adanya usaha batik ciprat tersebut sangat membantu perekonomian warga difabel di Desa Kemudo. Selembar kain batik ciprat bisa dihargai pada kisaran rp120 ribu sampai rp250 ribu. Pemasaran kain juga sudah menjangkau Kabupaten Klaten dan daerah lainnya. Terserapnya bakat dan karya menjadi kebanggaan tersendiri bagi Novi dan kawan-kawan.

“Dipakai buat seragam itu kan satu kebanggaan buat kami, kemarin itu PKK kabupaten, guru-guru juga pesan di sini,” ujar Novi saat ditemui di butik sederhana Batik Ciprat Tombo Ati yang berada di Kantor Kelurahan Kemudo, Rabu (17/4/2024).

Juara 3 Desa BRILiaN 2021

Desa Kemudo sebagai Juara 3 Desa BRILiaN 2021.
Desa Kemudo sebagai Juara 3 Desa BRILiaN 2021 (foto: Liputan6.com/Anugerah Ayu).

Suksesnya BUMDes Kemudo Makmur dalam mengembangkan lini usahanya tak lepas dari peran Bank Rakyat Indonesia (BRI). Sejak 2021, BRI masuk untuk memperkenalkan sistem inklusi keuangan di desa ini. 

Di tahun yang sama, Desa Kemudo didaftarkan sebagai Desa BRILiaN dan berhasil mendapat juara 3 di akhir kompetisi. Saat itu, Kemudo membawa pulang hadiah sebesar rp50 juta.

Head of Social Entrepreneurship & Incubation Division BRI, Andika Arif Rahmansyah menyebutkan, Desa BRILiaN merupakan program inkubasi desa yang bertujuan menghasilkan role model dalam pengembangan desa, melalui implementasi praktik kepemimpinan desa yang unggul serta semangat kolaborasi untuk mengoptimalkan potensi desa berbasis Sustainable Development Goals (SDG’s).

“Sebagai bank yang memiliki fokus kepada segmen usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), peran BRI tidak terlepas sebagai lembaga intermediary keuangan, yang memberikan value secara ekonomi namun juga memberikan social value berupa aksi pemberdayaan baik kepada individu pelaku usaha maupun pemberdayaan lembaga desa,” ujar Andika dalam sambutannya di Kick-Off New Desa BRILiaN 2024 Batch 1 pada Senin (22/4/2024). 

Andika menambahkan, desa-desa yang menjadi Desa BRILiaN diharapkan menjadi sumber inspirasi kemajuan desa yang dapat direplikasi desa-desa lainnya. Sampai saat ini program Desa BRILiaN telah diikuti oleh 3.178 desa yang aktif memberdayakan potensi desanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya