Tanda-Tanda Hari Pentakosta Setelah Minggu Paskah, Tiupan Angin dan Lidah-Lidah Api

Tanda-Tanda Hari Pentakosta seperti tiupan angin yang ganas.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 03 Jun 2024, 11:44 WIB
Diterbitkan 07 Mei 2024, 20:10 WIB
Ilustrasi kenaikan Isa Almasih
Ilustrasi kenaikan Isa Almasih. (Photo Copyright by Freepik)

Liputan6.com, Jakarta Pentakosta adalah hari umat Kristiani dalam memperingati turunnya Roh Kudus, kepada murid-murid Yesus di Yerusalem tujuh minggu setelah Paskah. Dijelaskan dalam Kisah Para Rasul di Alkitab, sekitar seratus dua puluh orang murid Yesus berkumpul di suatu tempat, menanti curahan Roh Kudus.

Tanda-tanda hari Pentakosta ini diawali dengan bunyi keras seperti tiupan angin yang ganas, kemudian Roh Kudus pun turun dalam bentuk lidah-lidah api yang memisahkan diri dan mendarat di atas setiap orang. Orang-orang yang hadir saat itu menjadi penuh dengan Roh Kudus, serta berbicara dalam bahasa-bahasa yang diilhami oleh Roh.

Tanda-tanda hari Pentakosta ini mengingatkan umat Kristen, akan pentingnya Roh Kudus dalam kehidupan dan pelayanan mereka. Roh Kudus adalah hadiah yang diberikan oleh Yesus, kepada orang-orang yang percaya pada-Nya. Dia memberikan kekuatan, kebijaksanaan dan pemahaman yang lebih dalam terhadap Firman Tuhan.

Hari Pentakosta juga menjadi peringatan bagi kita, akan pentingnya persekutuan dalam gereja. Peristiwa ini menyatukan para pengikut Yesus dari berbagai etnis dan bahasa. Mereka yang tadinya berbeda-beda, saat turunnya Roh Kudus menjadi satu dalam Kristus. Pentakosta memperlihatkan bahwa dalam Kristus, tak ada perbedaan ras, suku, atau bahasa. Berikut ini tanda-tanda hari Pentakosta yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (7/5/2024).

Tanda-Tanda Hari Pentakosta

Ilustrasi peringatan kenaikan Isa Almasih
Ilustrasi peringatan kenaikan Isa Almasih. (Photo Copyright by Freepik)

Peristiwa Pentakosta ditandai dengan suara angin yang keras, lidah-lidah seperti nyala api dan berbicara dalam bahasa-bahasa asing. Tidak hanya menandai pencurahan Roh Kudus, tetapi juga memiliki makna yang mendalam yang melampaui simbolisme. Seperti yang tertulis dalam Kitab Suci 

"2:1 Ketika tiba hari Pentakosta 1 , semua orang percaya berkumpul di satu tempat. 2:2 Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; 2:3 dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. 2:4 Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus 3 , lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain 4 , seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya. 2:5 Waktu itu di Yerusalem diam orang-orang Yahudi yang saleh dari segala bangsa di bawah kolong langit. 2:6 Ketika turun bunyi itu, berkerumunlah orang banyak. Mereka bingung karena mereka masing-masing mendengar rasul-rasul itu berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri." (Kisah Para Rasul 2:1-6)

Fenomena yang terjadi pada saat Pentakosta, bukan sekadar simbol yang bisa diabaikan tanpa mengubah substansi peristiwa tersebut. Seperti tanda penunjuk jalan, simbol dapat dihilangkan tanpa mengubah esensi dari apa yang disimbolkannya. Namun, tanda-tanda Pentakosta memiliki signifikansi yang jauh lebih besar daripada sekadar simbol. Sejarah menunjukkan, bahwa bahkan para teolog selama berabad-abad tidak sepenuhnya memahami makna dari simbol-simbol ini, menunjukkan bahwa para rasul dan orang-orang sezamannya juga mungkin tidak sepenuhnya mengerti pada saat itu. 

Meskipun peristiwa Pentakosta tidak sepenuhnya memenuhi semua nubuat Yoel, itu menandakan mendekatnya Hari Tuhan. Tanpa pencurahan Roh Kudus, Hari Tuhan ini tidak mungkin terjadi. Oleh karena itu, Pentakosta menjadi bagian integral dari peristiwa besar yang mendahului Hari Tuhan yang akan datang. Pandangan bahwa tanda-tanda Pentakosta hanya sebagai simbol atau sekadar untuk menarik perhatian tidak dapat dipertahankan.

 

Pentakosta dan Maknanya

Ilustrasi Hari Kenaikan Isa Almasih
Ilustrasi Hari Kenaikan Isa Almasih. (Image by Freepik)

Menurut "Kamus Sejarah Gereja" karya F.D Wellem, asal mula kata "Pentakosta" berasal dari Bahasa Yunani, yakni "Pentekoste" yang artinya "hari ke lima puluh". Oleh karena itu, Pentakosta dirayakan pada hari ke-50 setelah kenaikan Yesus dan 50 hari setelah Minggu Paskah. Gereja Kristen secara tradisional merayakan Pentakosta untuk memperingati turunnya Roh Kudus, kepada murid-murid Yesus di Yerusalem. Perayaan Pentakosta dimulai dari hari Paskah dan berlangsung hingga Minggu Putih. Dalam beberapa bahasa lain, Pentakosta juga disebut sebagai Minggu Kecil.

Pentakosta memiliki makna yang sangat penting dalam sejarah agama Kristen. Di momen ini, Roh Kudus turun ke dunia dengan kuasa dan kekuatan yang luar biasa. Turunnya Roh Kudus menginspirasi manusia akan dosa, kebenaran, penghakiman dan mempersiapkan hati manusia untuk menerima ajaran Yesus. Selain itu, peristiwa Pentakosta juga ditandai dengan fenomena lidah-lidah seperti nyala api yang menjadi tanda bagi gereja, untuk menyebarkan Injil dan memerdekakan manusia dari penindasan dan perbudakan oleh setan. Dengan percaya kepada Yesus, manusia dapat menemukan keselamatan.

Pentakosta juga melambangkan pencurahan Roh Kudus kepada orang-orang yang percaya kepada Kristus, memberi mereka kuasa untuk mengabarkan Injil dan memenangkan jiwa-jiwa bagi Tuhan. Ini sesuai dengan janji Kristus bahwa Roh Kudus akan menuntun kita untuk memahami firman Tuhan dalam hidup kita. Akhirnya, Pentakosta juga dipandang sebagai hari di mana Allah menginagurasi persekutuan orang-orang yang percaya kepada-Nya dalam Kristus Yesus. Hal ini mencerminkan pentingnya komunitas Kristen dalam mewujudkan misi dan kehadiran Tuhan di dunia.

Pentingnya Pentakosta Bagi Umat Kristen

Ilustrasi kenaikan Isa Almasih
Ilustrasi kenaikan Isa Almasih. (Image by freepik)

Pentakosta, sebuah perayaan yang dihormati dalam kalender gereja Kristen, menggambarkan momen penting dalam sejarah keselamatan, ketika Roh Kudus turun ke Gereja. Peristiwa ini, yang tercatat dalam Kisah Para Rasul, menandai kedatangan kuasa Roh Kudus dan pertumbuhan pesat Gereja yang baru saja terbentuk.

1. Kebangkitan Gereja

Pada hari Minggu Pentakosta, Gereja menerima kehadiran Roh Kudus dengan penuh kuasa. Momen ini secara dramatis menambah jumlah orang yang percaya dan bergabung dalam jemaat. Setelah Yesus naik ke surga, pengikut-Nya berkumpul untuk merayakan Hari Raya Panen, yang juga dikenal sebagai Pentakosta. Kehadiran Roh Kudus menghadirkan perubahan yang luar biasa dalam hidup para rasul dan umat Kristen, memperkuat mereka untuk mewartakan Injil dengan keberanian dan kuasa yang baru.

2. Pentingnya Janji Roh Kudus

Pentakosta juga memenuhi janji-janji Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Yesus telah menjanjikan kedatangan Roh Kudus kepada para pengikut-Nya, sebagaimana yang dicatat dalam Injil Yohanes pasal 14 ayat 26. Roh Kudus juga menggenapi nubuat Yoel dalam Perjanjian Lama tentang curahan Roh Kudus, seperti yang dicatat dalam Kisah Para Rasul 2. Melalui peristiwa Pentakosta, janji-janji Ilahi dari zaman kuno menjadi nyata, dan memperkuat keyakinan umat Kristen akan kedaulatan Tuhan.

3. Simbolisme Pentakosta

Pentakosta tidak hanya memiliki makna historis, tetapi juga kaya dengan simbolisme. Selama berabad-abad, gereja menggunakan berbagai simbol untuk mencerminkan hadirat Roh Kudus dan makna Pentakosta itu sendiri. Api, angin, napas Tuhan, dan merpati adalah di antara simbol-simbol yang paling sering ditemui. Warna merah yang sering dikaitkan dengan api Roh Kudus, sering digunakan dalam dekorasi dan pakaian liturgis selama perayaan Pentakosta.

4. Pentakosta dalam Konteks Tritunggal

Pentakosta juga memperdalam pemahaman akan Tritunggal Mahakudu  yang terdiri dari Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Roh Kudus, sebagai bagian dari Tritunggal, memiliki peran penting dalam karya keselamatan manusia dan dalam kehidupan gereja. Pentakosta mengingatkan kita akan kehadiran Roh Kudus yang memberkati, yang hadir untuk memberdayakan dan mengarahkan gereja dalam misi-Nya di dunia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya