Mengenal Peristiwa Pentakosta, Turunnya Roh Kudus dan Pembentukan Gereja

Pentakosta bagi orang Kristen tentu sangat penting, karena membawa misi pemberitaan dan pekerjaan pewartaan Injil.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 06 Mei 2024, 18:15 WIB
Diterbitkan 06 Mei 2024, 18:15 WIB
Ilustrasi peringatan kenaikan Isa Almasih
Ilustrasi peringatan kenaikan Isa Almasih. (Photo Copyright by Freepik)

Liputan6.com, Jakarta Peristiwa pentakosta merupakan salah satu perayaan penting dalam agama Kristen, yang secara khusus memperingati turunnya Roh Kudus kepada murid-murid Yesus di Yerusalem. Pentakosta sendiri berasal dari bahasa Yunani 'Pentekoste' yang berarti kelima puluh atau hari ke-50.

Peristiwa Pentakosta terjadi setelah kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Ketika itu, murid-murid Yesus berkumpul di satu tempat yang disebut Bait Suci. Pada saat itu, tiba-tiba datanglah suara keras seperti angin kencang, dan lidah-lidah api memisahkan diri serta mendarat di atas mereka. Mereka pun semuanya penuh dengan Roh Kudus, dan mulai berbicara dalam bahasa-bahasa yang berbeda-beda.

Peristiwa Pentakosta memiliki makna yang sangat penting bagi umat Kristen. Turunnya Roh Kudus kepada para murid Yesus, dianggap sebagai penggenapan janji Kristus. Roh Kudus memberikan kekuatan dan pengarahan kepada para murid, untuk memimpin dan mengembangkan gereja yang baru di seluruh dunia.

Selain sebagai peringatan turunnya Roh Kudus, Pentakosta juga merupakan salah satu dari tujuh hari raya besar dalam agama Kristen. Selama perayaan ini, umat Kristen biasanya menghadiri ibadah gereja, membaca dan mempelajari Kitab Suci, serta melakukan perayaan khusus. 

Berikut ini peristiwa Pentakosta yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (6/5/2024). 

 

Peristiwa Pentakosta

Ilustrasi peringatan kenaikan Isa Almasih
Ilustrasi peringatan kenaikan Isa Almasih. (Photo Copyright by Freepik)

Hari Pentakosta yang sering disebut Minggu Putih, merupakan peristiwa penting dalam agama Kristen yang diakui oleh umat Kristen di seluruh dunia. Jatuh pada hari Minggu yaitu 50 hari setelah Paskah, Hari Pentakosta adalah peringatan atas kebangkitan Yesus Kristus, salah satu momen paling krusial dalam kalender liturgi Kristen.

Kata "Pentakosta" sendiri berasal dari bahasa Yunani yang berarti "lima puluh," merujuk pada jangka waktu 50 hari setelah Paskah. Dalam catatan Alkitab, peristiwa Pentakosta yang paling terkenal terjadi saat perayaan Hari Raya Yahudi di Yerusalem, segera setelah kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Saat itu, para pengikut Yesus berkumpul untuk berdoa, dan Roh Kudus turun ke atas mereka dalam bentuk lidah api. Dengan kuasa dan keberanian yang diberikan oleh Roh Kudus, mereka mulai memberitakan Injil dan meneruskan ajaran Yesus kepada umat manusia.

Pentingnya Hari Pentakosta terletak pada hadirnya Roh Kudus yang memberikan kuasa, pengertian, dan bimbingan kepada umat Kristen. Roh Kudus dianggap sebagai "Penolong" yang memberikan anugerah dan bimbingan bagi orang-orang percaya dalam hidup rohani mereka. Perayaan ini juga mengingatkan umat Kristen akan peran penting Roh Kudus dalam membentuk gereja sebagai tubuh Kristus yang hidup.

Tradisi Hari Pentakosta biasanya ditandai dengan ibadah khusus, doa, nyanyian dan pembacaan Alkitab. Gereja sering dihiasi dengan bunga-bunga merah, sebagai simbol lidah api dan kehadiran Roh Kudus. Di beberapa tradisi Kristen, Hari Pentakosta juga menjadi waktu untuk pembaptisan dan pengakuan iman baru bagi mereka yang ingin bergabung dengan gereja.

Makna utama dari Hari Pentakosta adalah kesadaran akan pentingnya pengaruh Roh Kudus dalam kehidupan umat Kristen. Roh Kudus dipandang sebagai sumber kekuatan, kebijaksanaan dan hikmat yang membantu orang-orang percaya dalam menghadapi tantangan hidup dan melayani sesama dengan kasih.

Khotbah Petrus

Ilustrasi peringatan kenaikan Isa Almasih
Ilustrasi peringatan kenaikan Isa Almasih. (Photo Copyright by Freepik)

Maka bangkitlah Petrus berdiri dengan kesebelas rasul itu, dan dengan suara nyaring ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang Yahudi dan kamu semua yang tinggal di Yerusalem, ketahuilah dan camkanlah perkataanku ini. Orang-orang ini tidak mabuk seperti yang kamu sangka, karena hari baru pukul sembilan pagi, tetapi itulah yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi Yoël:[10]

"Akan terjadi pada hari-hari terakhir--demikianlah firman Allah--bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi. Juga ke atas hamba-hamba-Ku laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu dan mereka akan bernubuat. Dan Aku akan mengadakan mujizat-mujizat di atas, di langit dan tanda-tanda di bawah, di bumi: darah dan api dan gumpalan-gumpalan asap. Matahari akan berubah menjadi gelap gulita dan bulan menjadi darah sebelum datangnya hari Tuhan, hari yang besar dan mulia itu. Dan barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan."[11][12]

Hai orang-orang Israel, dengarlah perkataan ini: Yang aku maksudkan, ialah Yesus dari Nazaret, seorang yang telah ditentukan Allah dan yang dinyatakan kepadamu dengan kekuatan-kekuatan dan mujizat-mujizat dan tanda-tanda yang dilakukan oleh Allah dengan perantaraan Dia di tengah-tengah kamu, seperti yang kamu tahu. 23 Dia yang diserahkan Allah menurut maksud dan rencana-Nya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan bangsa-bangsa durhaka. 24 Tetapi Allah membangkitkan Dia dengan melepaskan Dia dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu.[13]

Sebab Daud berkata tentang Dia: Aku senantiasa memandang kepada Tuhan, karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah. Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram, sebab Engkau tidak menyerahkan aku kepada dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan. Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; Engkau akan melimpahi aku dengan sukacita di hadapan-Mu.[14][15]

Saudara-saudara, aku boleh berkata-kata dengan terus terang kepadamu tentang Daud, bapa bangsa kita. Ia telah mati dan dikubur, dan kuburannya masih ada pada kita sampai hari ini. Tetapi ia adalah seorang nabi dan ia tahu, bahwa Allah telah berjanji kepadanya dengan mengangkat sumpah, bahwa Ia akan mendudukkan seorang dari keturunan Daud sendiri di atas takhtanya. Karena itu ia telah melihat ke depan dan telah berbicara tentang kebangkitan Mesias, ketika ia mengatakan, bahwa Dia tidak ditinggalkan di dalam dunia orang mati, dan bahwa daging-Nya tidak mengalami kebinasaan. Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi. Dan sesudah Ia ditinggikan oleh tangan kanan Allah dan menerima Roh Kudus yang dijanjikan itu, maka dicurahkan-Nya apa yang kamu lihat dan dengar di sini.[16]

Sebab bukan Daud yang naik ke sorga, malahan Daud sendiri berkata: "Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuh-Mu menjadi tumpuan kaki-Mu."[17][18]Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus."[19]

Arti dan Makna

Ilustrasi kenaikan Isa Almasih
Ilustrasi kenaikan Isa Almasih. (Image by freepik)

Turunnya Roh Kudus

Hari Pentakosta mempersembahkan makna yang dalam bagi umat Kristen, menggambarkan momen turunnya Roh Kudus. Setelah Yesus Kristus naik ke surga, Dia memberi tugas kepada para pengikut-Nya untuk menerima dan mengalami kehadiran-Nya melalui Roh Kudus. Roh Kudus sebagai pribadi ketiga dalam Tritunggal, hadir untuk memberikan penghiburan, bimbingan, dan kekuatan rohani kepada umat Kristen.

Pada Hari Pentakosta, momen penting itu menjadi nyata: Roh Kudus turun dengan kuasa dan jelas, mengungkapkan dirinya dalam bentuk bunyi angin kencang dan lidah-lidah api. Keberadaan Roh Kudus membawa pengalaman yang mendalam dan menyentuh hati umat Kristen, memampukan mereka untuk mengenal Allah lebih dekat, memahami kehendak-Nya, dan hidup dalam kuasa-Nya.

Pembentukan Gereja

Pentakosta tidak hanya melambangkan turunnya Roh Kudus, tetapi juga membawa makna penting dalam pembentukan gereja Kristen. Pada hari itu, para pengikut Yesus yang berkumpul menerima penuh kuasa Roh Kudus. Mereka menyatu dalam Roh, membentuk persekutuan rohani yang dikenal sebagai gereja. Gereja, sebagai tubuh Kristus di dunia ini, menjadi wahana di mana kasih dan kebenaran Kristus dipancarkan kepada dunia.

Setiap orang percaya menjadi anggota yang saling bergantung satu sama lain, membentuk komunitas yang melayani, saling menguatkan dan memberi kesaksian tentang Kristus. Pentakosta menekankan pentingnya persatuan, kerjasama dan kasih dalam kehidupan gereja. Roh Kudus memampukan gereja untuk hidup dalam kasih Kristus, melayani sesama, memberitakan Injil, dan membangun Kerajaan Allah di dunia ini.

Pemberitaan Injil

Pentakosta juga memiliki makna signifikan dalam konteks pemberitaan Injil. Setelah menerima kuasa Roh Kudus, para pengikut Yesus diberkati dengan karunia-karunia rohani yang memampukan mereka untuk menjadi saksi-saksi Kristus yang efektif. Dengan penuh keberanian dan otoritas, mereka memulai tugas pemberitaan, membawa kabar sukacita tentang keselamatan melalui Yesus Kristus ke seluruh dunia.

Pentakosta mengingatkan kita, akan pentingnya misi pemberitaan dan pekerjaan pewartaan Injil. Roh Kudus memberikan kebijaksanaan, kuasa dan ketajaman dalam memberitakan kasih Allah kepada orang-orang yang belum mengenal-Nya. Dengan demikian, Hari Pentakosta adalah panggilan bagi umat Kristen untuk berbagi iman mereka dengan dunia, menjadi saluran berkat dan cahaya Kristus di tengah-tengah kegelapan.

Persatuan dan Keanekaragaman

Pentakosta juga memberikan pengertian mendalam tentang persatuan dan keanekaragaman dalam tubuh Kristus. Ketika Roh Kudus turun pada Hari Pentakosta, para pengikut Yesus yang berkumpul tiba-tiba mulai berbicara dalam berbagai bahasa. Fenomena ini bukan sekadar peristiwa linguistik, tetapi juga simbol dari kebenaran yang lebih dalam, bahwa Injil Kristus adalah untuk semua orang, tanpa memandang perbedaan budaya, bahasa, atau latar belakang sosial.

Pentakosta mengajarkan kepada umat Kristen pentingnya menghormati dan merangkul keanekaragaman, serta memperkuat persatuan dalam Kristus di antara umat Kristen. Inilah wujud nyata dari visi kesatuan yang dikehendaki Allah bagi gereja-Nya, di mana setiap anggota memiliki tempatnya yang unik dan berharga dalam membangun Kerajaan Allah.

Refleksi dan Kehidupan Rohani

Pentakosta juga menawarkan kesempatan bagi umat Kristen, untuk merenungkan dan merayakan karunia Roh Kudus serta menyadari panggilan mereka, untuk hidup sesuai dengan ajaran Yesus Kristus. Perayaan ini memicu refleksi mendalam tentang pentingnya kehadiran dan pengaruh Roh Kudus dalam kehidupan rohani.

Roh Kudus hadir dalam kehidupan umat Kristen untuk membimbing, memperkuat, dan mengilhami mereka dalam perjalanan iman mereka. Oleh karena itu, Pentakosta mengajak umat Kristen untuk terus berkembang dalam hubungan mereka dengan Roh Kudus, membiarkan-Nya memimpin dan membentuk mereka sesuai dengan kehendak Allah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya