Lo Kheng Hong Ungkap Menabung Bikin Miskin, Ini 7 Alasannya

Lo Kheng Hong, yang sering dijuluki Warren Buffett-nya Indonesia.

oleh Laudia Tysara diperbarui 17 Mei 2024, 14:00 WIB
Diterbitkan 17 Mei 2024, 14:00 WIB
Investor kawakan, Lo Kheng Hong hadir dalam acara makan malam Sinarmas Sekuritas dengan nasabahnya pada Selasa (21/12/2021). (Dok Sinarmas)
Investor kawakan, Lo Kheng Hong hadir dalam acara makan malam Sinarmas Sekuritas dengan nasabahnya pada Selasa (21/12/2021). (Dok Sinarmas)

Liputan6.com, Jakarta - Investor sukses Indonesia, Lo Kheng Hong, mengungkapkan bahwa menabung di bank bisa membuat seseorang miskin secara perlahan. Pernyataan ini disampaikannya saat menjadi pembicara di acara Capital Market Summit & Expo (CMSE) dikutip Jumat, (17/5/2024).

Lo Kheng Hong, yang sering dijuluki Warren Buffett-nya Indonesia, menekankan bahwa nilai uang akan terus menurun seiring waktu jika hanya disimpan di bank.

Lo Kheng Hong ungkap menabung bikin miskin karena bunga tabungan yang rendah tidak mampu mengimbangi laju inflasi. Ia juga menolak investasi dalam obligasi atau emas karena menurutnya tidak memberikan hasil yang signifikan.

“Menyimpan uang di bank sebetulnya membuat kita miskin secara pelan-pelan,” kata Lo Kheng Hong pada acara tersebut, menunjukkan bahwa investasi yang lebih menguntungkan adalah kunci untuk meningkatkan kekayaan .

Lo Kheng Hong dikenal sebagai seorang investor saham yang sangat sukses, dengan kekayaan ratusan miliar rupiah. Pengalamannya menghindari kebangkrutan saat krisis 1998 dan bangkit kembali berkat investasi saham menjadi bukti pentingnya pemilihan investasi yang tepat.

“Bursa saham Indonesia menawarkan imbal hasil tertinggi di antara bursa saham utama di dunia bagi investor jangka panjang. Sudah terbukti! Saya bersyukur saya ada di dalamnya,” ungkapnya.

Berikut Liputan6.com ulas sejumlah alasan Lo Kheng Hong ungkap menabung bikin miskin, Jumat (17/5/2024).

1. Nilai Uang Menurun Seiring Waktu

Lo Kheng Hong menjelaskan bahwa menabung di bank sebenarnya membuat kita miskin secara perlahan karena nilai uang kita semakin hari semakin turun. Inflasi mengurangi daya beli uang yang disimpan di bank, sehingga meskipun nominal uang tampak tetap, nilainya sebenarnya berkurang seiring waktu.

2. Bunga Tabungan dan Obligasi Tidak Memadai

Bunga yang diberikan oleh tabungan atau obligasi tidak besar dan sering kali tidak mampu mengimbangi laju inflasi. Lo Kheng Hong mengungkapkan bahwa hasil dari tabungan dan obligasi terlalu kecil untuk meningkatkan kekayaan secara signifikan.

Ia lebih memilih tidak membeli obligasi atau surat utang karena bunga yang diberikan tidak besar. Hal ini menunjukkan bahwa Lo Kheng Hong mencari investasi dengan potensi keuntungan yang lebih tinggi.

3. Investasi Emas Kurang Menguntungkan

Lo Kheng Hong juga tidak tertarik membeli emas sebagai investasi. Menurutnya, meskipun emas bisa menjadi penyimpan nilai, emas tidak memberikan imbal hasil yang signifikan seperti saham. “Saya juga tidak membeli emas,” kata Lo Kheng Hong.

Ini menunjukkan bahwa ia lebih fokus pada investasi yang bisa memberikan keuntungan lebih besar dalam jangka panjang.

4. Potensi Keuntungan dari Saham Lebih Besar

Lo Kheng Hong hanya tertarik membeli saham karena terbukti membuatnya kaya dan memiliki harta ratusan miliar. Dia pernah mendapatkan keuntungan besar dari saham PT United Tractors Tbk (UNTR), yang merupakan momen awal dirinya mengeruk keuntungan besar dari investasi saham.

Menurut Lo Kheng Hong, “Bursa saham Indonesia menawarkan imbal hasil tertinggi di antara bursa saham utama di dunia bagi investor jangka panjang. Sudah terbukti! Saya bersyukur saya ada di dalamnya.”

 

5. Pentingnya Teliti dan Mengontrol Emosi

Investor kawakan, Lo Kheng Hong hadir dalam acara makan malam Sinarmas Sekuritas dengan nasabahnya pada Selasa, 21 Desember 2021. (Foto: Sinarmas Sekuritas)
Investor kawakan, Lo Kheng Hong hadir dalam acara makan malam Sinarmas Sekuritas dengan nasabahnya pada Selasa, 21 Desember 2021. (Foto: Sinarmas Sekuritas)

Lo Kheng Hong sangat teliti dalam memilih saham untuk investasi, sering menghabiskan waktu lama membaca laporan keuangan. Pada 1998, dia membeli saham PT United Tractors Tbk (UNTR) saat laba bersih perusahaan minus Rp 1 triliun, tetapi dengan pendapatan sekitar Rp 2-4 triliun dan laba operasional sekitar Rp 1 triliun. Lo menilai laba bersih tersebut minus karena kurs. Kemampuan ini membantunya meraup keuntungan besar dari saham UNTR dan INKP.

6. Keuntungan Luar Biasa dari Investasi Saham

Lo Kheng Hong mampu meraup keuntungan hingga 5.900% dari saham UNTR dan 900% dari saham INKP. Misalnya, dia membeli saham PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) pada harga Rp 1.000/saham dan menjualnya pada harga rata-rata Rp 10.000/saham, menghasilkan cuan besar dari Rp 35 miliar menjadi Rp 350 miliar dalam kurun waktu 1,5 tahun.

Ini menunjukkan potensi keuntungan yang luar biasa dari investasi saham dibandingkan dengan menabung.

7. Keyakinan pada Bursa Saham Indonesia

Lo Kheng Hong percaya bahwa bursa saham Indonesia menawarkan imbal hasil tertinggi di dunia bagi investor jangka panjang. Dia menyatakan, “Hampir 99% masyarakat Indonesia tidak percaya kalau investasi saham adalah pilihan terbaik. Masyarakat lebih menempatkan uang di bank atau dibelikan properti, dibanding beli saham.”

Pengalaman Lo Kheng Hong menunjukkan bahwa dengan pemilihan saham yang tepat dan kontrol emosi yang baik, investasi saham bisa menjadi pilihan yang sangat menguntungkan.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya